Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kita dihebohkan dengan istilah “Revolusi Industri 4.0”. Bahkan, pembahasan tentang revolusi industri 4.0 tidak hanya terjadi di kalangan pendidikan dan industri. Revolusi 4.0 dapat digambarkan sebagai robot atau mesin yang memiliki sistem Artificial Intelligence (AI) yang akan menggantikan semua pekerjaan. Kini, beberapa pekerjaan manusia memang sudah digantikan oleh komputer dan mesin. Misalnya, buruh pabrik, teller, dan pekerjaan yang berhubungan dengan akuntansi. Namun, benarkah profesi akuntan benar-benar akan tergantikan? Adakah yang salah dalam persepsi masyarakat tentang profesi akuntan di era 4.0?

Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), saat ini Indonesia masih kekurangan akuntan yang professional. Ketersediaan akuntan di Indonesia masih berkisar pada angka 16.000. Sementara itu, kebutuhan akan profesi ini ada pada angka 452.000. Dari angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan profesi akuntan masih sangat tinggi. Jika kondisi kekurangan akuntan tidak dapat dipenuhi oleh sumber daya manusian (SDM) dari Indonesia, bukan tak mungkin para akuntan dari luar negeri akan mengisinya. Jika kita melihat perkembangan revolusi industri yang dimulai dari revolusi industri 1.0, 2.0, 3.0, dan sekarang 4.0, bisa dikatakan bahwa esensi perkembangan industri ada pada penggunaan padat modal dan padat karya yang kemudian berubah menjadi padat teknologi. Artinya, penggunaan tenaga manusia beralih pada penggunaan mesin. Dalam revolusi industri 4.0, hal ini ditandai dengan cyber physical system. 

Kehadiran revolusi industri 4.0 bagi manusia memberikan manfaat yang cukup signifikan. Salah satunya, barang kebutuhan manusia semakin mudah didapatkan dengan cepat dan terjangkau karena teknologi yang digunakan semakin baik.  Lalu, bagaimana sebaiknya para akuntan menjawab perubahan ini? 

Katherine Christ dan Roger Leonard Burrit dalam Majalah Akuntansi dan Bisnis Edisi Internasional Desember 2016 menyampaikan empat langkah yang perlu dilakukn dunia pendidikan bagi para akuntan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Berikut rangkumannya

  1. Kesadaran bahwa revolusi industri 4.0 menghadirkan peluang baru
    Bersikaplah positif terhadap perubahan yang terjadi. Pasalnya, revolusi industri 4.0 boleh jadi akan membutuhkan peluang-peluang bisnis yang belum ada sebelumnya.
  2. Pengembangan kurikulum yang relevan
    Praktisi pendidikan diharapkan dapat menyusun kurikulum yang relevan dengan perkembangan kebutuhan digital. Dengan demikian, institusi pendidikan dapat mempersiapkan SDM yang kompeten di bidang akuntansi.
  3. Pengembangan SDM
    Para akuntan perlu diberikan informasi dan edukasi agar mereka siap menghadapi perubahan yang akan terjadi. Oleh karena itu, dunia pendidikan perlu melakukan diskusi dengan para akuntan secara berkala. Setelah itu, lakukan pula evaluasi terhadap tingkat kemampuan profesi akuntan di masa mendatang.
  4. Penerapan standar yang tinggi (reaching out)
    Akuntan harus mampu memiliki kendali maksimal atas data yang dihasilkan. Data atau informasi fisik tersebut biasanya diperoleh di bawah tanggung jawab engineer. Artinya, hubungan kerja antara akuntan dan engineer harus berjalan dengan harmonis agar data serta informasi akuntansi terjaga dengan baik.

Kesimpulannya, profesi akuntan di era industri 4.0 tidak akan berakhir. Namun, seorang akuntan harus mau dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada. Jadi, jangan takut menjadi akuntan dan jangan ragu mengirimkan anak-anak Anda belajar akuntansi.

 

Referensi:

Image Source: Google Images