Menurut kompas.com, slow living adalah gaya hidup yang menekankan pada kehidupan yang lebih sederhana, santai, dan lebih sadar akan waktu dan lingkungan sekitar. Dari mana istilah ini berasal? Istilah “slow” berasal dari gerakan slow food di Italia pada tahun 1980-an yang menentang budaya fast food (cepat saji). Kemudian konsep ini berkembang dan tidak hanya mencakup aspek makanan. Aspek lain seperti bagaimana menjalani kehidupan sehari-hari, pekerjaan, dan konsumsi. Gaya hidup slow living ini menekankan pada kualitas hidup daripada kuantitas. Selain itu, gaya hidup ini bukan berarti kita harus melakukan sesuatu dengan lambat, tetai lebih tepatnya kita melakukan sesuatu dengan kecepatan yang tepat. Sehingga, kita dapat menikmati momen yang dilalui. Tujuan gaya hidup ini adalah agar kita bisa lebih dekat dengan orang, budaya, pekerjaan, alam, tubuh dan jiwa kita sendiri. Selain itu, gaya hidup slow living dapat mencegah berbagai gangguan kesehatan mental, stress dan kejenuhan.

Contoh gaya hidup slow living salah satunya adalah dengan mengambil waktu untuk menikmati kegiatan sehari-hari, seperti makan dengan santai, berolahraga, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Selain itu, kita juga bisa mengkonsumsi barang yang lebih berkualitas agar bisa bertahan lama ketimbang membeli barang dengan kualitas rendah dan mengharuskan kita sering membeli karena barang tersebut cepat rusak. Memasak, menikmati makanan, berjalan kaki, bersepeda dapat juga kita lakukan agar terhindar dari kondisi yang dapat membuat kita stress dan jenuh.