ESG menjadi topik yang hangat dibicarakan selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi COVID-19. Ferriani & Natoli, (2021), Makhija & Singh, (2021) menemukan bahwa banyak investor dan perusahaan tertarik untuk memperhatikan pengungkapan ESG selama krisis ekonomi akibat COVID-19. Hal ini karena ESG merupakan sebuah standar yang digunakan oleh perusahaan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengukur kinerja komitmen keberlanjutan perusahaan dengan fokus perhatian pada masalah environmental, social, governance. Selain itu, ESG juga dinilai sebagai objek dengan peran penting dalam mendorong penciptaan nilai (value) perusahaan secara jangka panjang. Sehingga banyak dewan (pemangku kepentingan) perusahaan yang semakin fokus dalam mengungkapkan bagaimana tata kelola perusahaan mereka dan pencapaian kinerja mereka dengan fokus pada ESG.

Sepanjang 2022, ada kemajuan yang signifikan dalam ruang lingkup lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Hampir semua perusahaan berlomba untuk mempromosikan ESG sebagai bentuk komitmen mereka sekaligus menunjukan kekuatan finansial mereka ke publik. Studi yang dilakukan oleh Harvard menunjukan bahwa adanya momentum keberlanjutan ESG dimana pada tahun 2021, lebih dari seperempat investor dunia mengatakan bahwa ESG menjadi inti dari pendekatan investasi mereka. Selanjutnya di tahun 2022, para investor sepakat bahwa ESG menjadi salah satu “penerimaan” dan “kepatuhan”. Singkatnya proposi pengguna ESG global di tahun 2022 meningkat menjadi 89% jika dibandingkan tahun 2021 yang hanya 84%.

Hal menarik lainnya adalah, Eropa menjadi wilayah dengan biaya ESG yang tinggi jika dibandingkan dengan Amerika Utara dan Asia Pasifik. Selain itu, Eropa juga memiliki persentase pengguna ESG tertinggi (93% vs. 79% Amerika Utara, 88% Asia-Pasifik). Hal ini mencerminkan pasar ESG Eropa memiliki kerangka peraturan yang lebih matang jika dibandingkan dengan Amerika Utara dan Asia Pasifik.

Data lain dari laporan baru yang dikeluarkan oleh Bloomberg Intelligence (BI) juga menunjukan bahwa aset ESG global di tahun 2022 mencapai lebih dari $41 triliun dan diproyeksikan akan bertambah lebih dari $50 triliun di tahun 2025. Tren ini melanjutkan kenaikan aset ESG setelah melampaui $35 triliun pada tahun 2020.

Perkembangan ESG ini telah menunjukan bahwa banyak perusahaan telah menerapkan ESG di setiap fungsi bisnis mereka, meskipun di beberapa sektor usaha penerapan ESG masih dirasa sulit untuk dilakukan. Hal ini karena untuk jenis sektor tertentu, permasalahan dalam topik ESG menjadi sangat kompleks dan luas, sehingga penerapan ESG bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun kita harus optimis bahwa di masa depan, penerapan ESG akan bertemu sempurna dengan implementasi sehingga semua sektor dapat menerapkan ESG sebagai upaya keberlanjutan usaha mereka.

Reference:

  • Chan, A. (2022). ESG Global and Asia Outlook in 2022. Invesco. https://www.invesco.com/apac/en/institutional/insights/esg/esg-global-asia-outlook-2022.html
  • Ferriani, F., & Natoli, F. (2021). ESG risks in times of Covid-19. Applied Economics Letters, 28(18), 1537–1541. https://doi.org/10.1080/13504851.2020.1830932
  • Ground, J. (2022). ESG Global Study 2022. Harvard Law School Forum on Corporate Governance. https://corpgov.law.harvard.edu/2022/06/17/esg-global-study-2022/
  • Makhija, P., & Singh, N. P. (2021). Sustainable Investment and the COVID-19 Effect – Volatility Analysis of ESG Index. International Journal of Sustainable Economfile:///C:/Users/ASUS-PC/Downloads/1-S2.0-S0301421521003372-Main.Pdfy, 13(1). https://doi.org/10.1504/IJSE.2021.10039378
  • Witson, A. (2022). 2022: A Tumultuous Year in ESG and Sustainability. Harvard Business Review Home. https://hbr.org/2022/12/2022-a-tumultuous-year-in-esg-and-sustainability

Image Source: Google Images