Dalam konteks manufaktur berkelanjutan, teknologi IR 4.0 memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan keberlanjutan, terutama circular economy. Telah terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan peran IR 4.0 dalam circular economy dengan masing-masing teknologi memenuhi tujuan yang berbeda (Jabbour et al, 2018; Nascimento et al., 2019). Dengan menggunakan teknologi IR 4.0 akan sangat membantu pengawasan secara real-time sehingga micromanagement dapat dijalankan dengan baik dan disesuaikan dengan standar keberlanjutan. Hasil pengambilan data menunjukkan juga teknologi IR 4.0 harus diimplementasikan secara holistik untuk benar-benar menunjukkan hasil yang optimal. Seperti banyak proyek keberlanjutan, hasil dari implementasi tersebut baru akan terlihat dalam jangka waktu yang panjang.

Dari penelitian sendiri mengklasifikasikan teknologi IR 4.0 berdasarkan dimensi atau topik-topik yang dapat didukung. Terdapat 3 tingkat, di mana tingkat pertama fokus terhadap dimensi lingkungan dengan GRI 300 dengan 5 topik pilihan, kemudian tingkat kedua merupakan campuran dari tingkat pertama dan dimensi sosial yaitu GRI 400 dengan 2 topik pilihan, dan akhirnya tingkat ketiga yang merupakan campuran dari tingkat pertama, kedua, dan 3 topik pilihan dalam dimensi ekonomis yaitu GRI 200. Untuk tingkat yang pertama, tema secara umumnya mengenai integrasi holistik, untuk tingkat yang kedua temanya berkaitan dengan kemampuan prediktif, dan tingkat ketiga mengenai sistem global dan cloud computing.

Sebagai bidang penelitian memang sulit untuk dinilai karena ini merupakan bidang yang relatif baru. Sehingga disarankan untuk penelitian berikutnya disarankan untuk memvalidasi perancangan yang dibentuk. Utama dari teknologi IR 4.0 adalah menyediakan otomatisasi proses dan efisiensi operasional yang kemudian meningkatkan SAR, namun untuk kelebihan dari implementasi teknologi itu sendiri baru akan terlihat ketika teknologi-teknologi pada tingkat ketiga baru diimplementasikan. Teknologi memang baik untuk diimplementasikan supaya dapat mendukung keseluruhan dari operasional, tapi harus diimplementasikan per case by case supaya dapat menentukan di mana implementasi teknologi dapat optimal secara hasil dan kelebihan yang dihasilkan.

Referensi:

  • Jabbour, A. B. L. S., Jabbour, C. J. C., Filho, M. G., & Roubaud, D. (2018). Industry 4.0 and the circular economy: a proposed research agenda and original roadmap for sustainable operations. Annals of Operations Research, 270(1–2), 273–286. https://doi.org/10.1007/s10479-018-2772-8
  • Nascimento, D. L. M., Alencastro, V., Quelhas, O. L. G., Caiado, R. G. G., Garza-Reyes, J. A., Rocha-Lona, L., & Tortorella, G. L. (2019). Exploring Industry 4.0 technologies to enable circular economy practices in a manufacturing context. Journal of Manufacturing Technology Management, 30(3), 607–627. https://doi.org/10.1108/jmtm-03-2018-0071
  • Tiwari, K., & Khan, M. M. (2020). Sustainability accounting and reporting in the industry 4.0. Journal of Cleaner Production, 258, 120783. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.120783

 Image Source: Google Images