Pertumbuhan teknologi di era revolusi industri 4.0 telah mengubah auditor yang bertransisi dari pendekatan tradisional menjadi serba otomatis. Menurut Kokina & Davenport, (2017) kehadiran dari Artificial Intelligence (AI) dan robotic akan membawa perubahan besar terhadap pelayanan audit, dimana 30% para auditor diprediksi mampu menyajikan laporan audit secara real-time dengan berbasis AI pada tahun 2025. Auditor dapat menjadi game-changer yang berperan penting dalam memastikan rangkaian operasional yang tersaji dalam laporan keuangan telah berjalan berdasarkan aturan serta memiliki alur yang memadai dengan pengendalian internal pada perusahaan (Salijeni et al., 2019).

Mendukung penjelasan sebelumnya, Munoko et al., (2020) mengungkapkan bagaimana profesi audit membutuhkan integrasi dengan teknologi untuk meningkatkan performa audit dalam menyajikan informasi audit yang terpercaya dan akurat. Pada beberapa penelitian juga menunjukan bahwa transformasi auditor telah didukung oleh beberapa standar audit yang turut mengalami pembaruan agar dapat beradaptasi dengan perubahan, seperti pada ketentuan AICPA (Alles, 2015), PCAOB Auditing Standard No 12 (Rosati et al., 2019), dan aturan ISACA yang mengarahkan auditor untuk memahami penggunaan teknologi yang telah diimplementasikan oleh klien (Bizarro et al., 2019). Hal tersebut bertujuan agar perkembangan ilmu audit dapat mengikuti perkembangan zaman, dimana pelaku kejahatan juga turut menerapkan teknologi dalam melancarkan serangannya (Rezaee & Wang, 2019). Pada penelitian Rosati et al., (2019) dan Slapničar et al., (2022) membuktikan bahwa serangan siber telah mempengaruhi proyeksi laporan keuangan yang cenderung berdampak kepada pengambilan keputusan, sehingga auditor harus dapat terbuka terhadap penggunaan teknologi dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk menganalisis kegiatan operasional dalam perusahaan.

Melihat bahwa auditor memiliki peranan besar ditengah kemajuan teknologi, pada penelitian Kurniawan & Mulyawan, (2023) ditujukan kepada para auditor diwilayah Jabodetabek, dimana setelah dilaksanakan wawancara ditemukan bahwa auditor keuangan telah membentuk kolaborasi dengan tim IT auditor untuk menganalisis data transaksi yang telah diinput melalui komputer, dimana menjamin bahwa formula maupun prosesnya telah dilaksanakan dengan sesuai. Hal tersebut tentu bertujuan untuk meminimalisir risiko audit yang berdampak kepada penyajian opini auditor atas laporan keuangan perusahaan.

Maka, selain perlunya pembaruan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki, auditor juga dapat menjalin kerjasama dengan tim IT seperti IT Auditor untuk merepresentasikan temuan yang terpercaya, khususnya pada proses penginputan data hingga penyajian laporan keuangan melalui sistem yang terintegrasi (Kurniawan & Mulyawan, 2023). Tetapi, auditor tidak bertugas untuk menyediakan teknologi, melainkan bagaimana pelayanan jasa audit yang diberikan hanya bertransisi kepada beberapa fitur sistem, seperti memahami alur pencatatan berbasis sistem, pembagian tanggung jawab, hingga pengendalian internal dalam perusahaan yang diawasi secara ketat oleh pemimpin dengan adanya implementasi teknologi pada operasional perusahaan. Berikut pada hasil penelitian Kurniawan & Mulyawan, (2023) telah membentuk model alur auditor keuangan yang berkolaborasi dengan IT auditor dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan yang berbasis teknologi, dimana salah satunya dapat meningkatkan kualitas keamanan siber pada perusahaan klien.

Gambar 1. Alur Auditor Dalam Meningkatkan Kualitas Keamanan Siber (Kurniawan & Mulyawan, 2023)

Pada gambar diatas menunjukan bahwa auditor keuangan akan menjalin kesepakatan dengan klien, dimana klien dengan perusahaan kelas menengah keatas akan meminta tim auditor yang juga memiliki tim IT auditor untuk menjamin seluruh rangkaian kegiatan operasional perusahaan telah berjalan dengan baik melalui pembaruan infrastruktur berbasis teknologi (Kurniawan & Mulyawan, 2023). Pada awalnya setelah melaksanakan penelusuran dan investigasi pada data transaksi, auditor akan melakukan analisis pada data tersebut dengan bantuan software audit yang difasilitasi oleh Kantor Akuntan Publik untuk membantu memperoleh temuan dengan cepat dan akurat. Namun, setelah ditemukan beberapa kelemahan berupa kerentanan sistem akibat tingkat keamanan yang kurang, hasil penyajian informasi yang berbeda dengan transaksi operasional, hingga kurangnya struktur pembagian tanggung jawab yang jelas pada sistem terintegrasi mendorong auditor keuangan untuk meminta bantuan tim IT auditor untuk melakukan analisis dan evaluasi secara lebih lanjut pada bidang penerapan sistem nya. Pada hal tersebut tim IT auditor akan mempersiapkan template Working Paper yang dapat membantu penyajian informasi audit berdasarkan temuan-temuan dari kelemahan sistem perusahaan.

Tentunya, auditor dalam menginput data dan melakukan serangkaian perhitungan kalkulasi data menggunakan WP (Working Paper) template yang telah disediakan melalui software audit, dimana pada WP tersebut terlihat kapan terakhir auditor memperbarui penyajian data hingga siapa yang mengakses kedalamnya, sehingga dapat dimonitor oleh pemimpin untuk memastikan bahwa auditor menindaklanjuti temuan / celah setelah menganalisis operasional klien. Dalam penelitian Kurniawan & Mulyawan, (2023) menemukan bahwa auditor keuangan tetap terbuka dan dapat mempraktikan teknologi yang simple, seperti Accurate, SAP, dan sistem public cloud lainnya sebagai media penyajian laporan keuangan.

Namun, untuk transaksi dalam jumlah besar dengan infrastruktur yang rumit dan terintegrasi (Masing-masing bagian memiliki sistem nya tersendiri), membutuhkan bantuan tim IT auditor. IT Auditor akan memberikan beberapa pencatatan dan menganalisis kualitas sistem yang digunakan, karena setiap sistem tentu akan memiliki fitur atau susunan yang berbeda, seperti Azure dan sebagainya. Selain itu, integrasi antara auditor keuangan dan IT auditor terlihat dari bagaimana mereka bisa saling melengkapi, dimana auditor keuangan mengacu kepada standar akuntansi dan seluruh manajemen operasional berdasarkan proyeksi penyajian laporan keuangan, sedangkan IT auditor mengarah kepada manajemen yang berdasarkan infrastruktur IT perusahaan.

Setelah dilakukan evaluasi, auditor akan menginformasikan temuan-temuan yang ada dan didiskusikan kepada klien terkait dengan temuan tersebut. Kemudian seluruh data yang akan dipresentasikan pada laporan audit akan dimasukan kepada WP auditor. Dari hasil temuan tersebut akan diberikan opini audit yang didukung penjelasan paragraf mengenai informasi kondisi perusahaan, tetapi tidak semua kelemahan temuan disajikan disana karena berpotensi mengundang serangan dari kompetitor maupun pihak yang tidak bertanggung jawab (Kurniawan & Mulyawan, 2023). Hasil dari penyusunan Working Paper akan dirilis pada laporan auditor independen yang menjadi penjamin atas seluruh kinerja perusahaan yang tercatat pada laporan keuangan, dimana membantu proses pengambilan keputusan bagi pemimpin perusahaan maupun pihak lainnya seperti investor, kreditur, dan lainnya.

Berdasarkan hasil penyusunan kerangka model diatas dapat disimpulkan bahwa auditor telah beradaptasi dengan perubahan dengan dukungan Kantor Akuntan Publik yang memfasilitasi pengembangan software yang memudahkan auditor. Selain itu, auditor keuangan juga membangun kolaborasi dengan IT auditor untuk membantu menganalisis dan mengevaluasi infrastruktur perusahaan, khususnya pada IT yang kemudian hasil temuan dari kedua tim akan didiskusikan untuk diinformasikan pada laporan audit (Kurniawan & Mulyawan, 2023).

REFERENSI

  • Alles, M. G. (2015). Drivers of the use and facilitators and obstacles of the evolution of big data by the audit profession. Accounting Horizons, 29(2), 439–449. https://doi.org/10.2308/acch-51067
  • Bizarro, P. A., Crum, E., & Nix, J. (2019). The Intelligent Audit. ISACA Journal, 6, 23–29.
  • Kokina, J., & Davenport, T. H. (2017). The emergence of artificial intelligence: How automation is changing auditing. Journal of Emerging Technologies in Accounting. https://doi.org/10.2308/jeta-51730
  • Kurniawan, Y., & Mulyawan, A. N. (2023). The Role of External Auditors in Improving Cybersecurity of the Companies through Internal Control in Financial Reporting. Journal of System and Management Sciences. https://doi.org/10.33168/JSMS.2023.0126
  • Munoko, I., Brown-Liburd, H. L., & Vasarhelyi, M. (2020). The Ethical Implications of Using Artificial Intelligence in Auditing. Journal of Business Ethics. https://doi.org/10.1007/s10551-019-04407-1
  • Rezaee, Z., & Wang, J. (2019). Relevance of big data to forensic accounting practice and education. Managerial Auditing Journal. https://doi.org/10.1108/MAJ-08-2017-1633
  • Rosati, P., Gogolin, F., & Lynn, T. (2019). Audit Firm Assessments of Cyber-Security Risk: Evidence from Audit Fees and SEC Comment Letters. International Journal of Accounting. https://doi.org/10.1142/S1094406019500136
  • Salijeni, G., Samsonova-Taddei, A., & Turley, S. (2019). Big Data and changes in audit technology: contemplating a research agenda. Accounting and Business Research, 49(1), 95–119. https://doi.org/10.1080/00014788.2018.1459458
  • Slapničar, S., Vuko, T., Čular, M., & Drašček, M. (2022). Effectiveness of cybersecurity audit. International Journal of Accounting Information Systems. https://doi.org/10.1016/j.accinf.2021.100548