Audit yang dilakukan auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup dipakai sebagai dasar yang memadai dalam merumuskan pendapatnya. Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya memerlukan pertimbangan auditor profesional setelah mempelajari dengan teliti keadaan yang dihadapinya. Dalam banyak hal, auditor independen lebih mengandalkan bukti yang bersifat pengarahan (bukti persuasif) daripada bukti yang bersifat menyakinkan (bukti yang meyakinkan) (Prodanova et al., 2019). Kecukupan bukti audit berkaitan dengan kualitas dan kuantitas bukti audit. Faktor – faktor yang mempengaruhi materialitas bukti audit, antara lain: materialitas, resiko audit, faktor ekonomi, ukuran dan karakteristik populasi obyek audit (Rahim et al., 2020).

1. Materialitas
Auditor harus memberikan pendapat atas tingkat materialitas laporan keuangan. Karena tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit memiliki hubungan terbalik, maka semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang diperlukan. Sebaliknya, jika tingkat materialitas tinggi, maka kuantitas bukti yang diperlukan pun akan semakin sedikit.

2. Resiko Audit
Risiko audit dengan jumlah bukti audit yang diperlukan memilki hubungan yang terbalik. Rendahnya risiko audit berarti tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor untuk menghimpun bukti audit yang lebih banyak.

3. Faktor Ekonomi
Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya ketika menghimpun bukti audit. Auditor memiliki keterbatasan sumber daya yang akan digunakan untuk memperoleh bukti yang diperlukan sebagai acuan dalam memberikan pendapat atas laporan lembaga keuangan.
Auditor harus memperhitungkan apabila setiap tambahan waktu dan biaya untuk mengumpulkan bukti audit memberikan manfaat terhadap kuantitas dan kualitas bukti yang dikumpulkan.

4. Ukuran dan Karakteristik Obyek Audit
Ukuran populasi dan jumlah sampling bukti audit memiliki hubungan yang searah. Semakin besar populasi, semakin besar pula jumlah sampel bukti audit yang harus diambil dari populasi. Apalagi, semakin kecil ukuran populasi, semakin kecil pula jumlah sampel bukti audit yang diambil dari populasi. Karakteristik populasi yang berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas unsur individu yang menjadi anggota populasi. Auditor memerlukan lebih banyak sampel bukti audit dan informasi yang lebih kuat atau mendukung tentang populasi yang bervariasi anggotanya daripada populasi yang seragam.

Referensi:

  • Prodanova, N. A. et al. (2019) ‘Approaches for obtaining audit evidence at fair value measurement’, International Journal of Economics and Business Administration, 7(3), pp. 279–292. doi: 10.35808/ijeba/325.
  • Rahim, S. et al. (2020) ‘The Influence of Audit Staff Quality and Client Type on Audit Evidence Collection with Communication Type as Moderation’, Journal of Accounting and Strategic Finance, 3(1), pp. 103–117. doi: 10.33005/jasf.v3i1.79.

Image Sources: Google Images