Para ahli menemukan dan mengembangkan pemodelan teori kecurangan untuk membantu para pelaku bisnis terutama para pengguna laporan keuangan untuk menganalisis secara kritis terkait dengan kinerja operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam laporan keuangan terdapat berbagai informasi penting yang menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi, strategi yang dilaksanakan, bagaimana pemimpin melakukan mitigasi risiko, hingga proses tata kelola perusahaan dengan melakukan pengendalian internal (Brown et al., 2009). Selain itu, dengan mempelajari teori yang mendasari terjadinya kecurangan, membantu mengidentifikasi alasan dan perilaku para pelaku kecurangan, sehingga dapat memprediksi risiko yang mengancam operasional bisnis maupun para pemangku kepentingan di masa mendatang.

Dalam laporan European Confederation Institute of Internal Audit (ECIIA, 2019) menemukan top 5 risks in internal auditor yang menyatakan bahwa dengan semakin majunya perkembangan zaman berpotensi mengundang pelaku kejahatan yang turut beradaptasi dengan keberadaan teknologi, seperti cybersecurity, data analytics, dan sebagainya, yang juga tertera pada penelitian (Rezaee & Wang, 2019). Hal tersebut juga dibuktikan dalam laporan (ACFE, 2022)  bahwa pencurian dan manipulasi laporan keuangan sebagian juga dilaksanakan dalam bentuk e-document atau penerapan software. Dengan adanya teori pemodelan kecurangan yang menghantarkan sebuah konsep terjadinya kejahatan meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan perusahaan dalam mengambil keputusan.

Secara teori, fraud triangle terfokus kepada 3 hal utama, yaitu pressure yang menjadi tekanan bagi para individu yang disebabkan oleh tingkat kebutuhan yang mendesak dengan kondisi finansial yang sedikit, opportunity yang memberikan kesempatan bagi pelaku untuk bertindak kejahatan karena kurangnya pengendalian internal dan pengawasan dalam perusahaan, dan terakhir adalah rationalization yang membenarkan tindakan yang salah karena memiliki perasaan bahwa pelaku pantas untuk memperolehnya sebagai self reward.

Namun, dalam fraud pentagon theory terdapat 2 poin tambahan yang juga terdapat pada fraud diamond, yaitu competences / capability yang merupakan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuannya berdasarkan kapasitas yang dimiliki, dan arrogance yang merupakan sikap yang mendemonstrasikan superioritas atau wewenang dari posisi jabatan yang dimiliki untuk memperoleh hal yang lebih, dimana hal tersebut disebabkan karena adanya keserakahan. Berdasarkan data COSO yang ditulis oleh Moeller, (2011) menyebutkan bahwa 70% pelaku kecurangan memiliki karakteristik yang dikombinasikan oleh pressure dengan arrogance dan keserakahan yang mendorong untuk memperoleh hal lebih.

Berdasarkan penjelasan pada kedua hal tersebut memperlihatkan bagaimana pada fraud pentagon pelaku kejahatan berasal dari para pimpinan organisasi yang menggunakan wewenang nya secara seenaknya untuk memperoleh tujuan yang lebih besar, dengan hasil perolehan dari tingkat kecurangan yang dilakukan lebih besar. Sedangkan, pada fraud triangle terfokus kepada ruang lingkup yang kecil, seperti pada bagian, individu, dan lainnya yang tergoda untuk melakukan pencurian dengan nominal yang kecil hingga menengah (ACFE, 2022). Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan kepada 2 kategori tersebut membutuhkan penanganan yang berbeda, namun dengan langkah yang selaras, yaitu melalui peningkatan internal control dan monitoring yang ada pada perusahaan. Tindakan antisipasi perlu dilakukan melalui proses mitigasi risiko yang komprehensif, sehingga dapat mencegah dorongan dari atas atau pihak manapun untuk melakukan kecurangan, yang dengan demikian akan membentuk tone at the top yang baik pada perusahaan (Top management menjadi teladan yang baik kepada seluruh sumber daya manusia).

REFERENSI

  • ACFE. (2022). Occupational Fraud 2022: A Report to the nations. Acfe, 1–96.
  • Brown, H. S., de Jong, M., & Levy, D. L. (2009). Building institutions based on information disclosure: lessons from GRI’s sustainability reporting. Journal of Cleaner Production. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2008.12.009
  • ECIIA. (2019). Risk in focus 2020: Hot Topics For Internal Auditors. 43.
  • Moeller, R. R. (2011). COSO Enterprise Risk Management: Establishing Effective Governance, Risk, and Compliance Processes. In COSO Enterprise Risk Management: Establishing Effective Governance, Risk, and Compliance Processes: Second Edition. https://doi.org/10.1002/9781118269145
  • Rezaee, Z., & Wang, J. (2019). Relevance of big data to forensic accounting practice and education. Managerial Auditing Journal. https://doi.org/10.1108/MAJ-08-2017-1633

Image Sources: Google Images