Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, semakin banyak kemudahan yang diberikan kepada masyarakat, khususnya dalam membeli makanan dan minuman. Jika sebelumnya makanan dan minuman dapat didapat dengan cara membeli ke restoran langsung lalu menggunakan take away atau dengan cara memasak sendiri di rumah, saat ini sudah bisa dengan menggunakan aplikasi dari smartphone. Kemudahan ini jugalah yang menjadikan sedikitnya peminat untuk dapat mengunjungi pasar modern dan tradisional. Kemudahan dalam mengakses e-wallet dan juga kemudahan dalam bertransaksi menjadi salah satu penyebab generasi Y dan Z memilih untuk memesan atau membeli makanan jadi dibandingkan memasak sendiri.

Jika banyaknya dari makanan jadi yang dibeli dibandingkan dengan sayur dan buah yang harus diolah terlebih dahulu untuk dimakan, maka fungsi pasar nantinya bisa berubah. Pasar bisa beralih fungsi menjadi pemasok utama untuk penjual makanan/minuman dibandingkan dengan menjual sayur, buah, dan daging kepada masyarakat umumnya.

Adanya kemudahan dalam layanan jual beli sayur, buah, dan daging menggunakan aplikasipun, maka akan membuat para driver yang mengambil paketan sayur datang ke pasar dibandingkan customer langsung yang datang ke pasar.

Dengan adanya pelanggan yang dapat berubah dari masyarakat biasa menjadi para driver dari aplikasi pemesanan sayur, daging, buah, dan kebutuhan pokok lainnya, maka akan dapat menngubah pasar menjadi Gudang untuk persediaan penjualan. Pasar yang beralih fungsi harus diantisipasi oleh pengelola pasar terkait dengan berubahnya fungsi pasar, karena bisa saja pedagang memutus sewanya di pasar karena bisa melakukan jual beli di rumah.

Reference:

  • https://ekon.go.id/publikasi/detail/3951/menko-airlangga-pemanfaatan-teknologi-digital-dalam-ekosistem-pasar-tradisional-untuk-tingkatkan-daya-saing-pedagang-dan-menjangkau-konsumen-baru-yang-lebih-luas