Saat ini Metaverse bukan lagi sekedar istilah fiksi ilmiah, namun sudah menjadi topik yang hangat diperbincangkan baik oleh para pecinta teknologi maupun oleh para investor terutama di bidang Blockchain dan Cryptocurrency.

Han et al., (2021) menjelaskan bahwa metaverse terdiri dari dua kata, yaitu “Meta” yang berarti melampaui, dan “Verse” yang berarti universal atau alam semesta. Dengan kata lain, metaverse menggambarkan konsep virtual tiga dimensi yang dapat pengguna masuki dan jelajahi tanpa perlu saling bertemu secara fisik.

Callum & Parsons, (2019) menjelaskan bahwa metaverse menjanjikan adanya pengalaman augmented reality melebihi physical reality atau kehidupan nyata. Namun, ternyata ada hal-hal yang terlewat ketika kita membahas konsep metaverse, yaitu keamanan dari informasi yang kita berikan. Karena pada metaverse, seseorang bisa saja melakukan transaksi informasi kepada pengguna lain. Lalu, apakah kegiatan ini dapat terlindungi dengan baik?

Berbicara mengenai keamanan data di dunia internet seperti sekarang ini, maka kita akan dihadapkan kembali dengan keamanan data yang ditawarkan Blockchain. Srilakshmi & Bhargavi, (2019) menjelaskan bahwa Blockchain merupakan teknologi baru yang memberikan keamanan data saat melakukan outsourcing dan saat kita memperoleh atau menggunakan layanan dari sistem cloud. Lebih lanjut Zheng et al., (2019) menjelaskan bahwa Blockchain dapat memberikan keamanan tingkat lanjut dibandingkan dengan keamanan data terpusat. Almasoud et al., (2020) turut menjelaskan bahwa Blockchain memiliki perhitungan yang sistematis dan terstruktur, sehingga jumlah sebaran mata uang dapat diprediksikan dan semua orang yang terlibat dapat mengetahui apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun kedepan dan berapa banyak jumlah uang digital yang beredar di dunia. Selain itu, Blockchain juga dapat mengkalkulasikan nilai inflasinya dengan sangat baik.

Pada jaringan Blockchain, semua transaksi dan saldo yang dimiliki oleh pengguna akan tercatat dengan rinci. Berdasarkan transaksi yang dilakukan, teknologi Blockchain dapat langsung mengetahui informasi yang berisi penjelasan bahwa telah terjadi sejumlah transaksi yang telah disetujui secara digital dengan memberikan private key ke dalam sistem.  Selain itu Blockchain juga memberikan keterbukaan dengan memberikan transparansi data ketika diterapkan ke area yang memang membutuhkan pengungkapan data. Karena kekuatan itulah, blockchain menjadi teknologi yang cocok untuk dimanfaatkan di berbagai bidang termasuk sektor keuangan dan lingkungan yang memanfaatkan Internet of Things (IoT) (Dorri et al., 2017; Panarello et al., 2018). Lebih jelasnya, berikut merupakan alasan mengapa metaverse membutuhkan Blockchain adalah sebagai berikut:

Blockchain tidak dapat diubah (immutable)

Blockchain menjadi sebuah platform yang terbukti tidak dapat diubah maupun diretas. Ini menjadi poin terpenting jika suatu virtual reality platform ingin mengadopsi dunia virtual. Oleh karena itu diperlukan jaminan bahwa transaksi yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam lingkungan virtual (metaverse) itu aman. Lebih lanjut Blockchain memungkinkan informasi diolah secara instan, proses transaksi dapat berjalan dengan aman dan terlindung secara kriptografis. Sehingga, baik Blockchain maupun Cryptoasset menjadi bagian terpenting dari bagaimana metaverse dapat diimplementasikan sempurna.

Transaksi Instan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa Blockchain dan Cryptoasset dapat melindungi setiap proses transaksi berdasarkan permintaan yang ada. Blockchain dan Cryptoasset akan memberikan persetujuan di setiap permintaan agar setiap transaksi dapat berjalan dengan aman. Secara khususnya, setiap orang yang menjadi bagian dari ekosistem Blockchain ini harus memiliki dua aturan, yaitu:

  1. Harus dapat berinteraksi dan bertransaksi layaknya kegiatan tersebut terjadi secara langsung.
  2. Setiap pihak yang terlibat harus menyelesaikan transaksi sesuai dengan aturan yang disetujui.

Terutama karena Blockchain ini terhubung ke metaverse, maka setiap user harus membiasakan dengan proses pembayaran online menggunakan mata uang crypto. Metode pembayaran menggunakan crypto ini selain aman, setiap transaksinya dapat dilacak dan menjadi lebih transparan dan real-time.

Reference:

  • Almasoud, A. S., Hussain, F. K., & Hussain, O. K. (2020). Smart contracts for blockchain-based reputation systems: A systematic literature review. Journal of Network and Computer Applications, 170. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jnca.2020.102814
  • Callum, K. Mac, & Parsons, D. (2019). Teacher Perspectives on Mobile Augmented Reality : The Potential of Metaverse for Learning. World Conference on Mobile and Contextual Learning, September, 21–28.
  • Dorri, A., Kanhere, S. S., & Jurdak, R. (2017). Towards an Optimized BlockChain for IoT. IEEE International Conference on Internet-of-Things Design and Implementation (IoTDI), 173–178.
  • Han, Y., Niyato, D., Leung, C., Miao, C., & Kim, D. I. (2021). A Dynamic Resource Allocation Framework for Synchronizing Metaverse with IoT Service and Data. Computer Science and Game Theory. https://doi.org/https://doi.org/10.48550/arXiv.2111.00431
  • Panarello, A., Tapas, N., Merlino, G., Longo, F., & Puliafito, A. (2018). Blockchain and iot integration: A systematic survey. In Sensors (Switzerland) (Vol. 18, Issue 8). https://doi.org/10.3390/s18082575
  • Srilakshmi, K., & Bhargavi, P. (2019). Cloud Computing Security Using Cryptographic Algorithms. Asian Journal of Computer Science and Technology, 8(S3), 76–80. https://doi.org/10.51983/ajcst-2019.8.s3.2082
  • Zheng, X., Zhu, Y., & Si, X. (2019). A survey on challenges and progresses in blockchain technologies: A performance and security perspective. Applied Sciences (Switzerland), 9(22), 1–24. https://doi.org/10.3390/app9224731

Image Sources: Google Images