Akuntansi telah melewati serangkaian perkembangan zaman yang dihantarkan oleh inovasi manusia untuk menciptakan terobosan baru sebagai sarana untuk menghasilkan solusi yang efektif dalam memecahkan masalah. Dengan adanya inovasi yang dikembangkan melalui kreativitas manusia, perlahan menciptakan perubahan yang mempengaruhi laju operasional dunia industri dan aktivitas sehari-hari masyarakat (Deniswara et al., 2020). Dalam penelitian Deniswara et al., (2021) kemajuan di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang dikembangkan di Jepang dalam Fukuyama, (2018) telah membentuk transformasi digital yang tidak hanya mempengaruhi peredaran dunia industri, melainkan berdampak kepada perilaku dan sikap manusia dalam mengimplementasikan teknologi.

Manusia terdorong untuk bisa melakukan berbagai hal dengan lebih cepat dan instant. Keberadaan teknologi telah mensukseskan transformasi pada perilaku manusia yang menjadi serba mudah dan fleksibel dalam menjalani kegiatan, seperti menghadiri virtual meeting di waktu yang bersamaan, bersosialisasi dengan teman berbasis virtual (Social media), memvalidasi data dalam jumlah besar dengan waktu yang efisien, hingga otomatisasi berkat AI dan RPA yang meningkatkan kualitas penyajian laporan keuangan (Gepp et al., 2018; Moffitt et al., 2018). Tentunya dengan semakin pesatnya pertumbuhan teknologi juga menuntut perusahaan untuk dapat membangun infrastruktur IT yang memadai dan berkompeten untuk memastikan jaminan akan keamanan data.

Dalam artikel yang dipublikasikan pada LinkedIn di tahun 2020 menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun tingkat keamanan terus mengalami perkembangan dan menyesuaikan kepada pembaruan sistem yang terus mengalami peningkatan. Dalam penelitian Raguseo, (2018) dampak dari penggunaan big data analytics membantu menemukan adanya pelanggaran atau anomali berupa data fiktif dan duplikasi, dimana berpotensi mempengaruhi penilaian auditor saat merepresentasikan informasi berdasarkan temuan yang ada. Selain itu, semakin meluasnya penggunaan teknologi berdampak kepada semakin terbukanya batasan organisasi dan individu, sehingga bila tidak diatasi dengan baik dapat berpotensi terjadinya kecurangan (Deniswara et al., 2020). Hal tersebut membutuhkan keamanan IT maupun siber untuk meningkatkan keterpercayaan publik pada informasi keuangan yang disajikan. Namun, seringkali banyak yang mengalami kekeliruan atau tertukar antara keamanan siber dengan keamanan IT.

Berawal dari istilah data, data merupakan kumpulan informasi yang menjadi keterangan yang bertujuan untuk menjadi dasar atau pegangan bagi pengguna data untuk diolah secara lebih lanjut untuk membantu mengidentifikasi trend perkembangan di pasar, pegangan dalam mengambil keputusan, hingga menemukan hal tersembunyi yang dapat menjadi peluang baru bagi dunia bisnis dan industri (Najafabadi et al., 2015). Data adalah titik vital yang harus dijaga dengan keamanan yang memadai oleh perusahaan untuk melindungi asset dan kepentingan serta privasi karyawan maupun pelanggan, sehingga istilah data dan informasi seringkali sangat berdekatan. Walaupun seluruh informasi yang tersajikan adalah data, namun tidak semua data adalah informasi karena informasi pada umumnya adalah data yang diproses secara lebih lanjut.

Berdasarkan artikel pada LinkedIn, (2020) menuliskan bahwa keamanan siber terdiri dari serangkaian praktik dan proses berbasis teknologi yang mengarah kepada entitas-entitas yang mengancam dengan terjalinnya hubungan luas melalui Internet of Things (IoTs). Hal tersebut bertujuan untuk melindungi perangkat, program, dan jaringan data dari serangan seperti hacking, cracking, phising, unauthorised access, dan sebagainya. Sedangkan keamanan IT merujuk kepada penggunaan teknologi yang bertujuan untuk melindungi informasi, dimana informasi terdiri dari 3 komponen utama, yaitu kerahasiaan (Confidentiality), integritas (Integrity), dan ketersediaan informasi (Availability). Dalam diagram hubungan antar domain security yang dikembangkan oleh ISO 27032:2012 menunjukan bahwa keamanan siber merupakan bagian dari keamanan informasi yang apabila pada sebuah infrastruktur dalam pelaksanaannya belum tentu mempengaruhi keamanan siber. Namun, lemahnya keamanan siber akan berdampak negatif kepada pertumbuhan infrastruktur bisnis.

Gambar 1. Diagram Hubungan Antar Domain Keamanan, (ISO 27032:2012)

Dalam penelitian Zadorozhnyi et al., (2021) menunjukan bagaimana tindakan dari cybersecurity berdampak atas penyajian laporan keuangan, seperti mempengaruhi ketepatan waktu pencatatan, manipulasi dokumen transaksi, hingga keterpercayaan dan akuntabilitas atas pencatatan jurnal berdampak kepada laporan keuangan. Selain itu, Rosati et al., (2019) menjelaskan terjadinya serangan siber yang semakin marak meningkatkan audit fee para auditor, dimana berdampak kepada peningkatan beban pada laporan keuangan karena adanya biaya kompensasi ataupun penurunan asset akibat adanya pencurian data. Akuntansi sangat dekat dengan keberadaan data dan berperan penting untuk menghasilkan informasi perekonomian dari suatu entitas, dimana menjadi dasar pengambilan keputusan bagi top management, investor, hingga kreditur dan masyarakat. Perusahaan harus dapat menjaga reputasinya dengan memahami dampak dari keberadaan teknologi, sehingga dapat membangun infrastruktur IT yang relevan dengan keterbaruan sistem pada perusahaan, sehingga meningkatkan keamanan siber atas serangan pada jaringan maupun teknologi yang menampung serangkaian data, yang dengan demikian akan menjadi nilai tambah dalam berdaya saing secara unggul.

REFERENSI

  • Deniswara, K., Handoko, B. L., & Mulyawan, A. N. (2020). Big data analytics: Literature study on how big data works towards accountant millennial generation. International Journal of Management, 11(5), 376–389. https://doi.org/10.34218/IJM.11.5.2020.037
  • Deniswara, K., Prabowo, H., & Nathanael Mulyawan, A. (2021). Digital Business Transformation: Exploration of the Use of Erp Based Private Cloud to Improve Managing System in the Company (Case Study on One of Public Company in Indonesia). ACM International Conference Proceeding Series. https://doi.org/10.1145/3494583.3494599
  • Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a New Human-centered Society. Japan SPOTLIGHT, 27(Society 5.0), 47–50. http://www8.cao.go.jp/cstp/%0Ahttp://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=bth&AN=108487927&site=ehost-live
  • Gepp, A., Linnenluecke, M. K., O’Neill, T. J., & Smith, T. (2018). Big data techniques in auditing research and practice: Current trends and future opportunities. Journal of Accounting Literature, 40(May 2017), 102–115. https://doi.org/10.1016/j.acclit.2017.05.003
  • Moffitt, K. C., Rozario, A. M., & Vasarhelyi, M. A. (2018). Robotic process automation for auditing. In Journal of Emerging Technologies in Accounting. https://doi.org/10.2308/jeta-10589
  • Najafabadi, M. M., Villanustre, F., Khoshgoftaar, T. M., Seliya, N., Wald, R., & Muharemagic, E. (2015). Deep learning applications and challenges in big data analytics. Journal of Big Data, 2(1), 1–21. https://doi.org/10.1186/s40537-014-0007-7
  • Raguseo, E. (2018). Big data technologies: An empirical investigation on their adoption, benefits and risks for companies. International Journal of Information Management, 38(1), 187–195. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2017.07.008
  • Rosati, P., Gogolin, F., & Lynn, T. (2019). Audit Firm Assessments of Cyber-Security Risk: Evidence from Audit Fees and SEC Comment Letters. International Journal of Accounting. https://doi.org/10.1142/S1094406019500136
  • Zadorozhnyi, Z.-M., Muravskyi, V., Shevchuk, O., & Bryk, M. (2021). Innovative accounting methodology of ensuring the interaction of economic and cybersecurity of enterprises. Marketing and Management of Innovations. https://doi.org/10.21272/mmi.2021.4-03
  • ISO 27032:2012: Information Technology–Security Techniques–Guidlines for cybersecurity
  • https://www.linkedin.com/pulse/keamanan-siber-vs-informasi-christian-ronaldo-sopaheluwakan/

Image Sources: Google Images