Pada dunia keuangan, salah satu investasi yang cukup diminati adalah surat hutang (obligasi) / bonds. Dengan adanya obligasi, bagi penerbit, mereka akan mendapatkan sumber dana baru untuk melakukan ekspansi maupun menjalankan usahanya. Sementara bagi investor obligasi, mereka akan mendapatkan bunga dari kupon obligasi yang didapat (pada akhir periode / obligasi, maka semua nilai principal akan dikembalikan kepada para Investor). 

Semakin banyak produk obligasi yang berkembang, maka dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih produk obligasi tersebut untuk menghindari salah investasi. Karena itu, ada Lembaga pemeringkat yang bertugas untuk menilai obligasi yang ada. Namun, seiring berjalannya waktu, biasanya Lembaga-lembaga tersebut bukan menilai produk-produk keuangan yang ditawarkan. Biasanya konotasi dari penilaian yang ada, adalah perusahannya. Jadi apabila Lembaga pemeringkat memberikan nilai, biasanya akan berhubungan dengan nilai dari perusahannya. 

Beberapa Lembaga pemeringkat yang umum, antara lain: Moody’s, S&P dan Fitch. Nilai tertinggi yang diberikan oleh Moody’s adalah AAA (triple A), dimana dengan nilai seperti ini diartikan bahwa hamper tidak ada kemungkinan terjadinya gagal bayar. 

Terdapat dua jenis kategori umum dari penilaian yang ada. Pertama adalah investment grade dan kedua adalah non-investment grade / speculative grade / junk bond. Tentunya, investasi / obligasi yang berada pada investment grade artinya aman untuk diinvestasikan (walau mungkin masih ada sedikit risikonya). Sementara Non-Investment Grade berarti investasi / obligasi yang ada memiliki risiko yang lebih tinggi untuk risiko gagal bayarnya. 

Informasi lebih lanjut dapat dibaca pada sumber yang ada dari buku “Risk Management and Financial Institution” 

Image Sources: Google Images