Bagi mereka yang pergi ke daerah yang jauh selama jangka waktu yang panjang, atau mungkin sudah tinggal sendiri tanpa mengandalkan orang lain, pasti akan mengurus keuangannya secara pribadi. Ini supaya dapat lebih fleksibel dalam menentukan apa yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Namun, banyak yang menggunakan uang yang dimilikinya secara boros dan tanpa kesadaran, sehingga tiap kalinya pasti akan menyesal ketika telah menyadari bahwa jumlah yang digunakan telah melebihi jumlah yang didapatkan.

Untuk menghadapi ini, terdapat strategi yang diberi nama Zero Budgeting. Memang tidak terdengar seperti suatu solusi yang dapat memperbaiki masalah yang digambarkan sebelumnya, tapi sebenarnya nama tersebut ada asal-usulnya. Disebutkan sebagai zero budgeting karena dengan menggunakan metode tersebut, individu yang menggunakan metode tersebut akan mengetahui secara jelas nominal yang telah dialokasikan dan ke mana nominal tersebut, sehingga juga bertindak sebagai sebuah batas. Dalam zero budgeting terdapat rumus, yakni Pendapatan = Pemakaian + Simpanan. Dengan rumus seperti ini, yang menggunakan metode tersebut dapat menyimpan sebagian dan membangun kesadaran atas nominal yang dapat digunakan selama periode berjalan.

Untuk membantu memperkirakan jumlah dari yang akan dialokasikan, lebih baik dicatat pemakaian yang terjadi untuk selama 1-2 bulan terlebih dahulu supaya dapat diketahui berapa jumlah yang akan digunakan untuk masing-masing keperluan.

Sebagai sebuah contoh, seorang mahasiswa yang baru lulus dan mendapatkan pekerjaan dengan nilai bersih yang diterima sebesar Rp 4,500,000. Untuk pemakaian terdapat jumlah seperti sewa sebesar Rp 600,000, utilitas seperti telepon & internet sebesar Rp 350,000, dan uang makan dengan estimasi Rp 1,500,000. Diperkirakan jumlah yang ditabung per periode atau per bulan adalah Rp 750,000. Dengan rincian sebelumnya, dapat dihasilkan perhitungan sebagai berikut ini.

Gaji/bulan 4,500,000 Sewa 600,000
Utilitas 350,000
Makanan 1,500,000
Simpanan 750,000
Total 4,500,000 Total 3,200,000
Selisih 1,300,000

Dari contoh yang di atas, didapatkan masih ada sisa sebesar Rp 1,300,000 yang dapat dialokasikan. Jumlah tersebut dapat dialokasikan lagi supaya tidak terdapat selisih lagi dan tidak akan lagi ada perbedaan atau selisih antara pendapatan dengan pemakaian dan simpanan. Terdapat pengalokasian terlebih lanjut sebagai berikut:

Gaji/bulan 4,500,000 Sewa 600,000
Utilitas 350,000
Makanan 1,500,000
Simpanan 1,250,000
Belanja 300,000
Hobi 500,000
Total 4,500,000 Total 4,500,000
Selisih

Dari selisih sebelumnya, sebesar Rp 1,300,000, dialokasikan sebanyak Rp 300,000 untuk belanja, Rp 500,000 untuk Hobi, dan Rp 500,000 ditambah lagi ke simpanan, menyebabkan tidak adanya selisih antara pendapatan dengan pemakaian dan simpanan. Berdasarkan yang telah dialokasikan, telah didapatkan anggaran atau budget yang dapat digunakan sebagai batas atau target realisasi.

Tidak Digunakan Referensi

Image Sources: Google Images