Tidak dapat dipungkiri bahwa akuntansi terus mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu yang menuntut pembaruan pada kapasitas para akuntan untuk dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman (Friday & Japhet, 2020). Berawal dari berjalannya sistem pasar secara tradisional pada kegiatan transaksi jual beli, melakukan pengumpulan data dan dokumen transaksi yang membutuhkan waktu dan tenaga, serta proses pencatatan yang berpotensi terjadinya human error serta delay saat publikasi laporan keuangan kepada masyarakat dan pasar (Kroon et al., 2021). Perubahan secara besar-besaran dalam sistem pencatatan akuntansi dikarenakan tingkat kewaspadaan dan dorongan pemimpin untuk mentransisikan proses bisnis sebagai bagian dari strategi manajemen telah banyak berkembang pesat.

Pembaruan strategi pada tata kelola manajemen dan operasional organisasi akan berdampak kepada peningkatan nilai tambah serta kajian model bisnis yang mampu merevitalisasi seluruh struktur bisnis yang berkembang menyesuaikan keadaan zaman (Sorescu, 2017). Dorongan untuk meningkatkan kapabilitas organisasi disebabkan oleh tingginya tingkat kompetitor baru yang cenderung dapat mendisrupsi kelangsungan usaha, apabila pemimpin tidak mampu mengarahkan kepemimpinan bisnis kedepan (Kumaraswamy et al., 2018). Salah satu fenomena yang dihadapi masyarakat dan industri adalah era revolusi industri 4.0 yang telah mentransformasikan seluruh aspek non IT untuk berintegrasi kepada penggunakan IT (Information Technology) (Khin & Ho, 2019). Terjadinya perubahan dinamis telah mempercepat seluruh proses menjadi real-time, yang dengan demikian membutuhkan kesadaran pihak industri dan professional untuk bergerak cepat memenuhi permintaan pasar serta mengikuti perkembangan (Gupta et al., 2020).

Transformasi pada profesi akuntan telah berdampak kepada berbagai hal, seperti pelaksanaan pemeriksaan audit yang menjadi real-time, membantu menyajikan informasi terkini dan tersembunyi yang meningkatkan proses pengambilan keputusan, mempercepat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), hingga menyajikan informasi laporan keuangan dalam waktu yang lebih cepat. Namun, akuntan membutuhkan kesiapan dan kesadaran agar tidak mengalami disrupsi atau melihat keberadaan teknologi sebagai ancaman yang mengikis profesi akuntan. Hal tersebut diperkirakan bahwa pada tahun 2020an mendatang akan mengikis lebih dari 50% profesi akuntan. Selain itu, dalam Swedish Foundation for Strategic Research pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa terdapat 53% profesi akuntan di Swedia yang akan terdampak kepada perubahan teknologi. Selain itu, profesi yang berjalan pada ekonomi bisnis atau manager marketing berisiko tergantikan sebesar 46%. Mendukung hal tersebut, Callius, (2017) menyatakan para ekonomis pada pasar Swedia dari 120.000 professionals, terdapat 50.000 yang berisiko kehilangan lapangan pekerjaan akibat seluruh proses yang telah terotomatisasi. Dalam waktu bersamaan, dari 7.000 lulusan mahasiswa setiap tahunnya akan berdaya saing dengan profesi dipandang mulai berkurang.

Namun keberadaan teknologi bukanlah sebagai ancaman, karena akuntan dapat memperoleh kesempatan dan peluang baru untuk memperluas wawasan dan pengetahuan pada ranah profesi baru tanpa menghilangkan unsur atau aspek nilai akuntansi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rezaee & Wang, (2019) berawal dari dunia pendidikan dalam menyiapkan sumber daya di masa mendatang yang unggul dalam berdaya saing, perlu ditanamkan pengetahuan teknologi pada kurikulum pembelajaran akuntansi dan audit, sehingga saat tiba waktunya akan lebih siap. Dengan kegiatan training, workshop, dan pengarahan untuk mendapatkan professional certifications akan semakin memberikan nilai tambah dan ilmu yang memperbarui kapabilitas calon akuntan di masa mendatang, terutama ditengah perubahan dinamis yang semakin cepat. Oleh karena itu, akuntan memiliki masa depan yang dapat dipersiapkan sejak dini untuk membekali pengetahuan para akuntan yang tidak terdisrupsi pada pertumbuhan teknologi, dimana dengan adanya kualifikasi dan kapasitas baru pada akuntan akan semakin meningkatkan keunggulan daya saing serta inovasi dalam menemukan solusi yang menjadi alternatif.

REFERENSI

  • Friday, I., & Japhet, I. (2020). Information technology and the accountant today: What has really changed? Journal of Accounting and Taxation. https://doi.org/10.5897/jat2019.0358
  • Gupta, S., Meissonier, R., Drave, V. A., & Roubaud, D. (2020). Examining the impact of Cloud ERP on sustainable performance: A dynamic capability view. International Journal of Information Management. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2019.10.013
  • Khin, S., & Ho, T. C. F. (2019). Digital technology, digital capability and organizational performance: A mediating role of digital innovation. International Journal of Innovation Science. https://doi.org/10.1108/IJIS-08-2018-0083
  • Kroon, N., Do CĂ©u Alves, M., & Martins, I. (2021). The impacts of emerging technologies on accountants’ role and skills: Connecting to open innovation-a systematic literature review. In Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity. https://doi.org/10.3390/joitmc7030163
  • Kumaraswamy, A., Garud, R., & Ansari, S. (Shaz). (2018). Perspectives on Disruptive Innovations. Journal of Management Studies. https://doi.org/10.1111/joms.12399
  • Rezaee, Z., & Wang, J. (2019). Relevance of big data to forensic accounting practice and education. Managerial Auditing Journal. https://doi.org/10.1108/MAJ-08-2017-1633
  • Sorescu, A. (2017). Data-Driven Business Model Innovation. Journal of Product Innovation Management. https://doi.org/10.1111/jpim.12398