Setelah mengambil sampel CEO yang sudah difilter, diambil CEO yang terlibat dalam AAER (Accounting and Auditing Enforcement Releases). Secara sederhana, AAER merupakan laporan yang diterbitkan oleh SEC mengandung penyelidikan terhadap penipuan yang memang benar-benar terjadi dan sudah dibuktikan bahwa memang ada. Dari sanalah indikasi bahwa seorang CEO terlibat dalam penipuan atau tidak. AAER ditarik dari database sejak tahun 1995, mempertimbangkan kedua kriteria mengenai CEO yang disampaikan pada paragraf sebelumnya. Alhasil, ditarik sebanyak 189 AAER yang berhasil ditarik dan dapat digunakan sebagai sampel awalnya. Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 66 di mana masa terjadinya penipuan tidak sesuai dengan masa jabatan CEO dan 10 lagi yang menunjukkan bahwa CEO tidak terlibat dalam penipuan. Dari 189 AAER, terdapat sebanyak 113 yang relevan dan sesuai dengan kriteria. Dari yang telah disaring, 113 digolongkan lagi, di mana 32 AAER menunjukkan kemungkinan dari keterlibatan CEO dalam penipuan, 44 AAER di mana CEO memang terlibat, dan 37 AAER di mana CEO sudah terdakwa dan terpidana. Dari 113 AAER terdapat 54 CEO yang terlibat. Harus dipertimbangkan bahwa terdapat kemungkinan di mana seorang CEO akan terlibat pada AAER yang berbeda atas dasar tindakan yang harus dipisahkan dan tidak dipadukan menjadi satu, supaya secara penyelidikan dan pelaporan menjadi lebih jelas.

Dari 113 AAER yang didapatkan, digolongkan lebih jauh lagi berdasarkan jenis penipuan yang dilaksanakan dalam AAER, dan menghasilkan 7 klasifikasi. Mayoritas dari yang dilaporkan adalah penipuan laporan keuangan sebanyak 63.7%, dengan sisanya tersebar antara 3 sampai 9 persen yang merupakan pelanggaran FCPA (Foreign Corrupt Policy Act), round trips, backdating stock options, tindakan pidana, prosedur akuntansi dan lain-lain.

Variabel yang digunakan terdapat 29, yang termasuk 15 indikator objektif untuk menentukan pengukuran narsisisme seorang CEO. 15 indikator tersebut pun sesuai dengan konseptualisasi narsisisme berdasarkan Emmons, yang membagikan 4 dimensi (otoritas, keunggulan, kekaguman terhadap diri sendiri, dan hak yang disediakan) terhadap 4 unsur (kompensasi, pembukaan, kekuasaan, dan perilaku akuisisi) dari seorang CEO. 15 indikator objektif  terdapat publisitas, penghargaan, biografi, pemakaian pesawat perusahaan, kompensasi kas, jumlah kompensasi, rasio kompensasi kas, rasio jumlah kompensasi, kompensasi jabatan, dualitas CEO, judul jabatan, indeks tata kelola, fotografi, nilai dari akuisisi, dan jumlah akuisisi.

Referensi:

  • Rijsenbilt, A., & Commandeur, H. (2012). Narcissus Enters the Courtroom: CEO Narcissism and Fraud. Journal of Business Ethics, 117(2), 413–429. https://doi.org/10.1007/s10551-012-1528-7

Image Sources: Google Images