Board Diversity sebagai sebuah topik sebenarnya sudah tidak asing lagi. Sejak awal abad ke-21, sudah muncul tren mendiversifikasi anggota dewan dalam upaya membawa dewan yang lebih efektif dalam decision making, membangun dewan yang kelanjutan, dan memperluas perspektif yang sudah ada. Berbagai jenis kebijakan dari berbagai jenis pihak, dari institusi pemerintahan sampai perusahaan swasta dari sudut mana pun di dunia. Sebagai berikut ada beberapa contoh

Mengenai keberagaman dewan, terdapat beberapa perusahaan atau organisasi pemerintahan yang mengimplementasikannya. Menyebutkan beberapa contoh, terdapat Norwegia yang memerlukan, sejak tahun 2008, setiap perusahaan yang sudah IPO harus memastikan bahwa setidaknya 40% dari dewan harus terdiri dari perempuan. Spanyol dan Perancis mengimplementasikan kewajiban yang mirip mengenai keberagaman jenis kelamin. Hal tersebut secara cepat meningkatkan jumlah perempuan yang merupakan anggota dewan lebih cepat dan mewajibkan perusahaan untuk mengikuti legislasi yang telah diundangkan. Di Inggris, sejak tahun 2010, dan beberapa negara persemakmuran seperti Australia dan Hong Kong, memiliki legislasi ‘comply or explain’, dalam bahasa Indonesia ‘mematuhi atau menjelaskan’, di mana perusahaan harus mengungkapkan dan mempresentasikan aturan keberagamannya dalam melantik anggota dewan, di mana jika perusahaan gagal akan mengungkapkan kegagalan mereka dalam mengimplementasikannya dalam laporan tata kelola perusahaannya.

Deloitte melaksanakan juga analisis terhadap keberagaman dewan setiap 2 tahun dengan analisis terbaru pada tahun 2020, dan menunjukkan hasil bahwa dari Fortune 100 dan 500 terdapat 200 perusahaan dengan keberagaman lebih dari 40%, yang mayoritas disebabkan oleh perempuan barat dengan persentase terbesar, lebih dari golongan ada jenis kelamin lainnya, dengan mendapatkan 34 kursi di Fortune 100 dan 209 kursi di Fortune 500, masing-masing terdiri dari 15% dan 21% anggota dewan baru. Sedangkan lelaki minoritas tidak mendapatkan peningkatan yang signifikan pada analisis 2020, meskipun memang tetap ada penambahan lelaki minoritas sebagai anggota dewan.

Dari analisis terhadap keberagaman dalam dewan perusahaan Fortune 100 dan 500. Untuk jenis kelamin, pada Fortune 100 dan 500 hampir sama dengan perbandingan 7:3, tetap memiliki mayoritas yang mengarah kepada lelaki. Namun untuk golongan perempuan & minoritas, lelaki minoritas, perempuan minoritas, dan minoritas lain, berdasarkan grafik, Fortune 500 memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan dengan Fortune 100. Harus dipertimbangkan bahwa analisis dilaksanakan terhadap data yang sebenarnya tersebar di dunia, dengan perusahaan dari Tiongkok (124), AS (121), Jepang (53), Perancis (31), Jerman (27), Inggris (22), dan dari negara lainnya (122) untuk tahun 2020. Namun jika dilihat perubahannya, pada data 2000 menunjukkan perusahaan dari AS (179), Jepang (107), Inggris (40), Perancis (37), Jerman (37), Tiongkok (10), dan dari negara lainnya (90). Statistika tersebut bisa dibilang cukup menarik, karena sudah mempertimbangkan perusahaan di luar negara barat, seperti Jepang, Tiongkok, dan negara lainnya, tetap saja mayoritas dari kursi dewan yang diduduki adalah etnis barat. Berdasarkan statistika lainnya, pada tahun 2020, sebenarnya perusahaan yang berbasis di Asia sudah hampir seimbang (177) dengan perusahaan yang berbasis dii Amerika dan Eropa (201), namun tetap saja mayoritas dewan tetap mereka yang etnis barat. Ini menunjukkan terdapat sebuah stereotip bahwa etnis barat memiliki kemampuan yang lebih luas dan memadai sebagai seorang eksekutif.

Selain itu, bisa juga diambil contoh dari sebuah perusahaan publik yang dikelola Temasek Holdings, diibaratkan seperti BUMN, yang berbasis di Singapura, yakni SMRT (Singapore Mass Rapid Transit), yang dinamakan atas kereta MRT yang merupakan tujuan awal didirikan perusahaan tersebut. Pada tahun 2008 dan 2009, SMRT mendapatkan penghargaan keberagaman dewan. Jika dilihat demografis Singapura, sebenarnya tidak begitu sulit, dikarenakan dari awalnya memang merupakan negara yang sangat beragam, dengan warga etnis Tionghoa, Melayu, India, Kaukasus, Arab, Jawa, dan lainnya jika dibicarakan secara etnis. Secara profesi, terdapat mereka yang berlatar belakang politisi (dengan contoh Halimah Yacob yang sekarang masih berjabat sebagai presiden Singapura), retail, kapital ventura, hukum, profesor, logistik, teknik sipil, perkapalan, dan lainnya. Meskipun terlihat merupakan susunan yang cukup susah dikendali dengan baik, luasnya keberagaman ini membuat SMRT menjadi perusahaan yang efisien dan efektif dalam manajemen transportasi publik seluruh Singapura. SMRT juga secara terus-menerus kepentingan keberagaman dewan yang juga telah dipraktikkan dengan berhasil sejak tahun 2013.

Pada tahun 2007, dilaksanakan juga analisa terhadap keberagaman dewan di Inggris dan Norwegia, dan menunjukkan bahwa kedua negara tersebut memang memiliki peningkatan dalam keberagaman, namun Norwegia meningkat secara signifikan dibanding dengan Inggris. Hal tersebut disertakan juga dengan tidak adanya kekurangan dalam hal anggota dewan perempuan yang berpengalaman dan berkualitas. Dari inisiatif yang dilaksanakan kedua pihak, terdapat juga pengaruh yang positif disertakan dengan peningkatan secara drastis, sehingga meningkatkan representasi perempuan di dewan.

Referensi:

  • Deloitte & Alliance for Board Diversity. (2021, June 8). Missing Pieces Report: The Board Diversity Census of Women and Minorities on Fortune 500 Boards, 6th edition. Deloitte. Retrieved 8 September 2022, from https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/us/Documents/center-for-board-effectiveness/missing-pieces-fortune-500-board-diversity-study-6th-edition-report.pdf
  • Mak, Y. T. (2013). Corporate Governance Case Studies (Vol. 2). CPA Australia.
  • SMRT Corporation Ltd. (n.d.). SMRT Recognition and Awards. SMRT. Retrieved 8 September 2022, from https://www.smrt.com.sg/About-SMRT/Recognition-and-Awards
  • SMRT Corporation Ltd. (2009). 2008 Annual Report for SMRT. Retrieved 8 September 2022, from https://www.smrt.com.sg/Portals/0/PDFs/Annual%20Reports/2008_AR.pdf
  • SMRT Corporation Ltd. (2010). 2009 Annual Report for SMRT. Retrieved 8 September 2022, from https://www.smrt.com.sg/Portals/0/PDFs/Annual%20Reports/2009_AR.pdf
  • SMRT Corporation Ltd. (2011). 2010 Annual Report for SMRT. Retrieved 8 September 2022, from https://www.smrt.com.sg/Portals/0/PDFs/Annual%20Reports/2010_AR.pdf
  • Statista Research Department. (2021, May). Number of Fortune 500 companies worldwide 2000-2021, by country. Statista. Retrieved 8 September 2022, from https://www.statista.com/statistics/1204099/number-fortune-500-companies-worldwide-country/