Istilah divestasi berasal dari bahasa Inggris yakni divestment. Divestasi merupakan kebalikan dari investasi. Jika investasi adalah kegiatan yang bertujuan menambah asset perusahaan, maka divestasi merupakan kegiatan pengurangan asset baik aset finansial atau aset barang yang dimiliki perusahaan. Divestasi masuk kedalam salah satu bentuk restrukturisasi keuangan yang dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan nilai pasar yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut Miriam Flickinger (2018) alasan melakukan divestasi adalah untuk meningkatkan efisiensi dan peningkatan pengelolaan investasi. Sementara menurut Hanson dan Song (2003), dan Feldman et al. (2019), alasan melakukan divestasi adalah untuk meningkatkan kinerja inovasi perusahaan agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Divestasi tidak hanya dapat dilakukan oleh badan hukum privat, seperti perseroan terbatas (PT), firma, CV, tetapi dapat juga dilakukan oleh badan hukum publik, seperti negara, provinsi, kabupaten atau kota. Masing – masing badan hukum memiliki motivasi atau dorongan yang berbeda-beda untuk melakukan divestasi.

Adapun tujuan dari dilakukannya divestasi adalah sebagai berikut:

  1. Mengurangi beban dan menambah pendapatan.
    Jika perusahaan mengurangi asetnya, maka perusahaan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya seperti biaya penyusutan, biaya perawatan, pajak, dsb.
  1. Perusahaan akan lebih berfokus pada bisnis yang menguntungkan.
    Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar. Namun jika perusahaan melakukan divestasi, maka perusahaan akan lebih berfokus pada unit bisnis yang memberikan keuntungan.
  1. Memaksimalkan keuntungan di saat yang tepat.
    Secara sederhana, divestasi adalah pengurangan asset dan biasanya perusahaan akan menjual sebagian asset mereka ke pasar. Apabila perusahaan menjual saat harga pasar sedang naik maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi.
  1. Mengurangi potensi rugi yang lebih besar.
    Apabila asset perusahaan tidak lagi memiliki value untuk dijual, maka perusahaan lebih memilih menjual asset tersebut untuk meminimalisir kerugian yang diterima perusahaan.

Selain beragam tujuan, divestasi juga dapat dilakukan dengan berbagai metode. Adapun metode dari divestasi adalah sebagai berikut:

  1. Metode penjualan
    Ini merupakan metode paling umum yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi asset mereka. Perusahaan biasanya akan menjual asset mereka ke perusahaan lain. Asset ini dapat berupa unit bisnis, segmen, divisi, atau sekelompok asset lainnya.
  1. Metode Spin-Off
    Metode spin-off biasanya dilakukan oleh perusahaan induk ketika ingin mengubah sebuah divisi menjadi entitas (unit usaha lain yang masih satu buku akuntansi dengan perusahaan induk) yang terpisah. Melalui metode ini, perusahaan dapat membagi saham entitas kepada pemegang saham perusahaan induk.
  1. Metode Carve Out
    Berbeda dengan metode spin-off, metode carve out dilakukan ketika perusahaan induk ingin mengubah divisi menjadi entitas yang terpisah. Dimana saham entitas yang dimiliki pemegang saham perusahaan induk dapat dijual kepada masyarakat umum.
  1. Metode Tracking Stock
    Metode ini dilakukan ketika perusahaan ingin melacak dalam pembagian dividen yang jumlahnya tergantung pada kinerja divisi bersangkutan. Tujuannya adalah untuk menelusuri kinerja divisi tertentu di dalam perusahaan.

Divestasi yang dilakukan perusahaan tentu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya adalah ketika perusahaan mengurangi aset mereka maka perusahaan kehilangan potensi pendapatan dari lini usaha yang asetnya dijual tersebut. Apalagi jika asset dijual saat market sedang turun atau tidak stabil. Namun divestasi juga dapat menguntungkan jika dilakukan dengan metode yang tepat di waktu yang tepat. Contohnya apabila perusahaan menjual asetnya yang sudah tidak terpakai dan selalu mengalami kerugian tentu bisa meringankan beban perusahaan karna perusahaan dapat meminimalisir kerugiannya. Selain itu dari dana penjualan asset tersebut, perusahaan dapat gunakan sebagai budget tambahan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih produktif seperti meningkatkan promosi untuk jenis usaha yang menguntungkan. Banyak perusahaan telah melakukan divestasi untuk menyelamatkan usahanya maupun untuk meningkatkan keuntungan perusahaannya. Sebagai contoh: perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) yang bergerak di bidang tambang tanah air melakukan penjualan 20% saham kepemilikannya kepada PT Dairi Prima Mineral di tahun 2018. Langkah ini diambil agar keuangan perusahaan semakin kuat dan bisa berfokus pada bisnis inti perusahaan.

Reference:

  • Feldman, E.R., Amit, R. and Villalonga, B. (2019), “Family firms and the stock market performance of acquisitions and divestitures”, Strategic Management Journal, Vol. 40 No. 5, pp. 757-780.
  • Flickinger, M. and Zschoche, M. (2018), “Corporate divestiture and performance: an institutional view”, Journal of Management and Governance, Vol. 22 No. 1, pp. 111-131
  • Hanson, R.C. and Song, M.H. (2003), “Long-term performance of divesting firms and the effect of managerial ownership”, Journal of Economics and Finance, Vol. 27 No. 3, pp. 321-336

Image Sources: Google Images