DeFi adalah singkatan dari Decentralized Finance, yang juga dikenal sebagai Distributed Finance atau Open Finance dan diprediksikan akan menjadi disruptor berikutnya pada industri keuangan. DeFi mengacu pada infrastruktur keuangan alternatif yang dibangun diatas Blockchain dan Ethereum (Schär, 2021). Dalam sistem DeFi, transaksi keuangan difasilitasi bukan oleh lembaga terpusat tetapi oleh jaringan peer-to-peer yang terdesentralisasi. Sehingga setiap transaksi seperti menabung hingga pinjam-meminjam tidak dikenakan biaya dan perantara pihak ketiga (intermediaries) (Chen & Bellavitis, 2020). Tidak hanya itu saja, kita dapat bertransaksi pada DeFi dengan menggunakan kode yang tertulis pada smart contract. Kode DeFi pada umumnya transparan dan open source, di mana kita dapat memverifikasi kodenya sendiri sehingga kita memiliki kendali penuh atas dana kita sendiri.

Secara sekilas smart contract menurut Murray et al., (2019) adalah program mengenai perjanjian yang secara otomatis dapat dijalankan ketika aturan yang ditentukan dalam protokol telah dipenuhi.  Smart Contract digunakan untuk meminimalkan biaya kontrak antara pihak yang bertransaksi dan untuk menghindari pengecualian yang tidak disengaja atau tindakan jahat selama kontrak berlaku. Meskipun pada DeFi tidak memerlukan bantuan bank maupun lembaga keuangan lainnya, namun kita masih bisa mendapatkan keuntungan dari margin bunga, jual beli aset hingga menabung dalam jaringan itu. Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan dengan aset digital, hanya saja yang kita gunakan sebagai asetnya adalah token DeFi.

Syarat- syarat Token DeFi:

  1. Terprogram
    Token DeFi dapat berjalan dalam protokol software yang terdiri dari smart contract yang terprogram. Penggunaan teknologi smart contract memungkinkan tingkat pemrograman yang lebih kompleks, memberi kita  kebebasan untuk bereksperimen dengan kode kita sendiri dan membuat aplikasi yang disebut sebagai Decentralized Applications (DApps).
  1. Tidak memerlukan izin
    Token DeFi merupakan bagian dari sistem yang terdesentralisasi sehingga memiliki sifat inklusif. Artinya, siapapun yang memiliki jaringan internet dan dapat menggunakan Ethereum dapat menggunakan token DeFi tanpa memerlukan perizinan khusus.
  1. Tidak membutuhkan kepercayaan
    Smart contract yang digunakan pada DeFi tidak hanya memungkinkan transaksi tanpa pihak ketiga, lebih dari itu, kita juga dapat melakukan transaksi dengan pihak yang tidak saling kenal. Selain itu protokol software yang berjalan juga tidak memiliki otoritas khusus yang mengatur operasi token tersebut. Protokol dijalankan oleh jaringan, bukan oleh kepercayaan.
  2. Transparan
    Token DeFi mengacu pada infrastruktur keuangan alternatif yang dibangun diatas Blockchain Ethereum. Artinya, setiap transaksi akan otomatis tercatat dalam buku besar yang terpublikasi.

Resource:

  • Chen, Y., & Bellavitis, C. (2020). Journal of Business Venturing Insights Blockchain disruption and decentralized fi nance : The rise of decentralized business models. Journal of Business Venturing Insights, 13(October 2019), e00151. https://doi.org/10.1016/j.jbvi.2019.e00151
  • Murray, A., Kuban, S., Josefy, M., & Anderson, J. (2019). Contracting in the Smart Era: The Implications of Blockchain and Decentralized Autonomous Organizations for Contracting and Corporate Governance. Academy of Management Perspectives. https://doi.org/doi:10.5465/amp.2018.0066
  • Schär, B. F. (2021). Decentralized Finance : On Blockchain- and Smart Contract-Based Financial Markets. 153–174.

Image Sources: Google Images