Pandemi COVID-19 yang melanda dunia terutama Indonesia sejak awal tahun 2020 telah berdampak keras tidak hanya pada sektor pendidikan namun juga sektor ekonomi. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang semula dilakukan sebagai bentuk pengendalian angka positif COVID-19 justru menorehkan angka negatif pada laporan keuangan banyak perusahaan. Bagaimana tidak, penerapan PPKM membuat banyak tempat usaha dibatasi aktivitasnya untuk waktu yang tidak bisa ditentukan, efeknya banyak tempat usaha harus tutup sementara dan bahkan tidak sedikit yang harus tutup permanen karna anjloknya pendapatan usaha mereka.

Namun menariknya ada juga perusahaan yang bisa bertahan ditengah gempuran krisis akibat pandemi yang tidak kunjung selesai ini. Pola pengelolaan keuangan yang baik diyakini menjadi alasan kuat mengapa mereka berhasil bertahan bahkan tetap tumbuh di tengah krisis ekonomi ini. Pengelolaan keuangan yang dilakukan perusahaan merupakan sesuatu yang dianggap sangat krusial dan penting karena akan berdampak pada kelangsungan usaha dan eksistensi dari suatu perusahaan. Selain itu pengelolaan keuangan perusahaan juga akan berpengaruh pada setiap individu yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Ada banyak cara untuk menganalisa pengelolaan keuangan perusahaan. Salah satunya yaitu dengan menggunakan rasio fundamental berupa ROE dan ROA. Pada artikel kali ini kita akan membahas apa itu ROE dan ROA, serta bagaimana cara hitungnya berdasarkan laporan keuangan dari perusahaan tersebut.

ROA

ROA penting bagi perusahaan karena ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang dimiliki (Saputra, 2022; Wiranthie & Putranto, 2020). Selain itu Amelia & Sunarsi (2020) menjelaskan bahwa return on asset (ROA) merupakan salah satu indikator yang mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jadi semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. ROA (Return On Assets) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak (Net Income After Tax-NIAT) terhadap rata-rata total aset.

ROA    = (Laba bersih : Rata-rata Total Aset) x 100%

Contoh kasus:

Pada laporan tahunan PT. Mayora Indah, Tbk (MYOR) di tahun 2021 tercatat sebagai berikut:

Laba bersih pada tahun 2021 sebesar Rp. 1.211.052.647.953

Total aset pada tahun 2021 sebesar Rp. 19.917.653.265.528

Total aset pada tahun 2020 sebesar Rp. 19.777.500.514.550

Rata-rata total aset sebesar Rp. 19.847.576.890.039

Dari laporan diatas, kita dapat mencari persentase ROA pada tahun 2021 sebagai berikut:

ROA    = (Laba bersih : Rata-rata Total Aset) x 100%

ROA    = (Rp. 1.211.052.647.953 : Rp. 19.847.576.890.039) x 100%

            = 6.10%

Interpretasi:

Mayora Indah Tbk mampu menghasilkan laba bersih (Net Income) sebesar 6.10% dari total aset yang dimiliki perusahaan. Hal ini berarti bahwa setiap satu rupiah dari aset perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar 6.10%.

ROE

Return on Equity (ROE) adalah rasio yang sering digunakan untuk membandingkan kemampuan manajemen modal perusahaan dengan kompetitor dari industri yang sama. Hal ini karena ROE mampu memberikan indikasi yang akurat terkait perusahaan mana yang lebih efektif dalam mengelola modalnya untuk dapat menghasilkan keuntungan. Lebih lanjut Almira & Wiagustini (2020) menjelaskan bahwa ROE merupakan rasio profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal untuk mendapatkan laba bersih. (Muhani et al., 2022) menjelaskan bahwa semakin tinggi ROE maka tingkat pengembalian investasi akan semakin tinggi. Adapun rumus dari ROE adalah sebagai berikut:

ROE    = (Laba bersih : Ekuitas) x 100%

Contoh kasus:

Pada laporan tahunan PT. Mayora Indah, Tbk (MYOR) di tahun 2021 tercatat sebagai berikut:

Laba bersih pada tahun 2021 sebesar Rp. 1.211.052.647.953

Total ekuitas pada tahun 2021 sebesar Rp. 11.360.031.396.135

Dari laporan diatas, kita dapat mencari persentase ROE pada tahun 2021 sebagai berikut:

ROE    = (Laba bersih : Ekuitas) x 100%

ROE     = (Rp. 1.211.052.647.953 : Rp. 11.360.031.396.135) x 100%

            = 10.6%

Interpretasi:

Mayora Indah Tbk mampu menghasilkan laba bersih (Net Income) sebesar 10.6% dari total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Hal ini berarti bahwa setiap satu rupiah dari ekuitas perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar 10.6%.

References:

  • Almira, N. P. A. K., & Wiagustini, N. L. P. (2020). Return on Asset, Return on Equity, Dan Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Return Saham. E-Jurnal Manajemen, 9(3), 1069–1088. https://doi.org/https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2020.v09.i03.p13
  • Amelia, R. W., & Sunarsi, D. (2020). Pengaruh Return on Asset Dan Return on Equity Terhadap Debt To Equity Ratio Pada Pt. Kalbe Farma, Tbk. Ad-Deenar: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 4(01), 105. https://doi.org/10.30868/ad.v4i01.738
  • Muhani, Digdowiseiso, K., & Prameswari, K. M. (2022). The Effects of Sales Growth , Current Ratio , Total Asset Turnover , Debt to Asset Ratio , and Debt to Equity Ratio on the Return on Equity in Energy and Mining Companies. Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal), 5(1), 1240–1246.
  • Saputra, F. (2022). The effect of return on equity, earning per share and price earning ratio to the stock prices of manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange. Dinasti International Journal of Economics, Finance and Accounting (DIJEFA), 3(1), 82–94. https://doi.org/https://doi.org/10.38035/dijefa.v3i1
  • Wiranthie, I. K., & Putranto, H. (2020). Analisis Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA). Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Perbankan, 6(1), 13–23. https://doi.org/10.32832/manager.v3i1.3836

Image Sources: Google Images