Teknologi digital telah sangat meningkat di era Industri 4.0. Salah satu bentuk inovasi teknologi yang terkenal adalah blockchain. Teknologi blockchain pertama kali dicetuskan pada tahun 1991 oleh Stuart Haber dan W.Scott Stornetta dan kemudian direalisasikan oleh seorang anonim bernama samaran Satoshi Nakamoto yang menciptakan teknologi blockchain yang menjadi dasar pembuatan mata uang kripto seperti Bitcoin (Hechler E. et al., 2020).

Blockchain mulai dikenal secara luas pada tahun 2008, blockchain adalah teknologi baru yang menggunakan beberapa teknik kriptografi dan distribusi data secara desentralisasi untuk penyimpanan data. Teknologi blockchain mulai popular digunakan karena efisiensinya, dan tingkat keamanannya yang tinggi. Tingkat keamanan yang tinggi ini berasal dari fakta bahwa perubahan baru akan terjadi apabila semua pihak yang bertransaksi di blok tersebut menyetujui perubahan tersebut dan blockchain menggunakan inovasi teknologi yang canggih sehingga data sulit untuk dimanipulasi, transparan, dan memudahkan proses verifikasi yang mempercepat proses transaksi secara keseluruhan (Demirkan et al., 2020).

Selain itu, blockchain mengelola prosedur untuk berbagi transaksi bisnis, basis data, dan smart contract di antara pihak yang terlibat. Dengan demikian, blockchain dapat mencatat transaksi antara peserta yang disepakati secara efisien, berkelanjutan, dan permanen (Iansiti & Lakhani, 2017). Karna hal inilah banyak peneliti yang memprediski bahwa penerapan blockchain dapat menggantikan profesi akuntan.

Lalu, akankah blockchain menggantikan profesi akuntan Indonesia?

Faktanya, setiap kali ada teknologi baru, terdapat kecemasan tentang risikonya bagi pekerja yang memang terpengaruh dengan perkembangan teknologi. Sebagai contoh: posisi pialang investasi yang semakin berkurang karna saat ini masyarakat sudah memiliki akses ke semua data dan dapat membuat keputusan investasi sendiri hanya melalui aplikasi.

Namun apakah akuntan akan digantikan dengan blockchain? Jawabannya adalah tidak. Blockchain hanyalah alat atau teknologi yang dapat membantu pekerjaan kita agar lebih efektif dan efisien. Blockchain mampu menjaga keamanan data kita dan memberikan ketersediaan transaksi yang cepat. Selain itu untuk menerapkan blockchain, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Singkatnya peran akuntan akan berubah, tetapi mereka tidak akan dihilangkan. Jelas, implikasi blockchain dalam profesi akuntansi tergantung pada masalah perusahaan yang membutuhkan solusi dan bagaimana masalah ini dapat diselesaikan oleh blockchain.

Reference:

  • Demirkan, S., Demirkan, I., & McKee, A. (2020). Blockchain technology in the future of business cyber security and accounting. Journal of Management Analytics, 7(2), 189–208. https://doi.org/10.1080/23270012.2020.1731721
  • Hechler E., M., O., & T., S. (2020). AI and Blockchain. Deploying AI in the Enterprise, 253–271. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978-1-4842-6206-1_11
  • Iansiti, M., & Lakhani, K. R. (2017). The Truth About Blockchain. Https://Hbr.Org/. https://hbr.org/2017/01/the-truth-about-blockchain