Dimulai dengan karya berpengaruh Schumpeter pada 1930-an, inovasi menggambarkan salah satu tantangan utama bagi organisasi dan dipandang sebagai elemen penting bagaimana organisasi dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif (Grant 1996; McGrath et al. 1995; Schumpeter 1934; Teece 2010). Mengikuti pandangan berbasis sumber daya perusahaan (RBV), organisasi perlu mengembangkan kemampuan inovasi yang unggul untuk mewujudkan kinerja inovasi yang unggul (Calantone et al. 2002; Grant 1996; Slater et al. 2014). Dengan demikian, konsep kapabilitas inovasi telah diteorikan secara menyeluruh dan diselidiki secara empiris selama beberapa dekade terakhir (Terziovski 2010).

Secara umum, kemampuan inovasi dapat dipahami sebagai kemampuan organisasi untuk mengubah sumber daya, pengetahuan, dan ide menjadi solusi organisasi baru yang secara fundamental berbeda dari yang sudah ada (Damanpour 1991; Joshi et al. 2010; Lawson dan Samson 2001). Gagasan ini juga berlaku di era transformasi digital dan terwujud, misalnya, dalam peran mendasar inovasi digital dalam strategi digital (Barrett et al. 2015; Bharadwaj et al. 2013) dan diskusi akademis yang sedang berlangsung tentang manajemen inovasi digital ( Kohli dan Melville 2018; Nambisan dkk. 2017). Namun, dengan munculnya teknologi digital, aturan untuk inovasi berubah secara dramatis dan panggilan untuk teori khusus tentang inovasi digital mulai muncul (Nambisan et al. 2017). Oleh karena itu, para peneliti mulai menyelidiki kemampuan yang mendasari inovasi digital. Misalnya, Tai et al. (2017) mengkonseptualisasikan DIC sebagai kemampuan organisasi untuk melakukan kegiatan SI yang inovatif sepanjang tiga dimensi: IS fungsional, teknologi bisnis, dan administrasi bisnis. Dong dan Wu (2015) berpendapat bahwa kemampuan organisasi untuk menggunakan teknologi media sosial secara strategis mengarah pada kemampuan inovasi yang diaktifkan secara digital. Selain itu, menurut Nwankpa dan Datta (2017), kemampuan organisasi untuk berinvestasi dalam teknologi baru yang inovatif memengaruhi kemampuannya untuk mengejar inovasi digital. Selain itu, kemampuan untuk membuat dan mengelola platform digital (Karimi dan Walter 2015), untuk mengasimilasi dan menyebarkan inovasi (Roberts et al. 2016), untuk menarik dan melatih talenta digital (Wang et al. 2013), atau untuk mengelola ekosistem inovasi (Kim et al. 2017) telah dikaitkan secara positif dengan inovasi digital.

Kemampuan TI menggambarkan penentu penting lain dari keberhasilan inovasi secara umum dan keberhasilan inovasi digital pada khususnya (Bharadwaj 2000; Kohli dan Melville 2018; Chan dan Ahuja 2015; Wiesböck 2018; Mauerhoefer et al. 2017). Untuk memulainya, organisasi harus mampu mengelola infrastruktur digital. Lebih lanjut, organisasi harus mampu menciptakan dan menjalankan solusi digital – yang antara lain melibatkan perencanaan TI yang unggul, manajemen TI, atau keterampilan implementasi TI – dan harus mampu menyelaraskan TI dan organisasi bisnisnya. Selain itu, organisasi harus mampu mewujudkan kondisi yang diperlukan yang memfasilitasi inovasi digital dalam bentuk struktur, sumber daya, budaya, atau mekanisme tata kelola tertentu. Dan terakhir, organisasi harus mampu menciptakan dan menjalankan konsep bisnis digital yang melengkapi solusi digital.

Pada tingkat yang lebih umum, penelitian terbaru menunjukkan keistimewaan inovasi digital (Nambisan et al. 2017; Yoo et al. 2012) dan mendukung konsep kemampuan digital khusus (Levallet dan Chan 2018; Tumbas et al. 2017a; Freitas Junior dkk.2016). Oleh karena itu, inovasi digital memerlukan kemampuan khusus yang secara sengaja menangani tugas dan aktivitas yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan inovasi digital (Wiesböck 2018). Kemampuan tersebut mengacu pada kemampuan organisasi untuk menciptakan produk dan layanan digital baru, proses dan struktur organisasi, atau model bisnis melalui penggunaan teknologi digital yang inovatif (Nambisan et al. 2017; Wiesböck 2018).

Sumber:

  • Wiesböck, F., & Hess, T. (2018). Understanding the capabilities for digital innovations from a digital technology perspective (No. 1/2018). Arbeitsbericht.
  • Nambisan, S. 2017. “Digital Entrepreneurship: Toward a Digital Technology Perspective of Entrepreneurship.” Entrepreneurship Theory and Practice, 41(6), 1029-1055.
  • Nambisan, S./Lyytinen, K./Majchrzak, A./Song, M. 2017. “Digital Innovation Management: Reinventing Innovation Management Research in a Digital World.” MIS Quarterly, 41(1), 223-238.
  • Kohli, R./Melville, N. P. 2018. “Digital Innovation: A Review and Synthesis.” Information Systems Journal, 28(1), 1-24.

Image Sources: Google Images