Ada penelitian ekonometrik yang relatif sedikit tentang efek TIK pada perusahaan kecil. Sebagai contoh, Brynjolfsson dan Hitt (1996) menggunakan data dari beberapa perusahaan terbesar AS (367 perusahaan menghasilkan sekitar $1,8 triliun gross output per tahun). Organisasi kecil memiliki beberapa karakteristik unik yang penting secara signifikan ketika teknologi baru diperkenalkan (Raymond, 1985; Thong et al., 1996; Kuan dan Chau, 2001). Misalnya, biaya dan risiko relatif dari adopsi dan implementasi TIK dapat jauh lebih tinggi untuk perusahaan kecil karena sumber daya mereka yang terbatas dan kurangnya pengetahuan seputar manajemen teknologi (Pfeiffer, 1992; Grandon dan Pearson, 2004).

Berbeda dengan hasil positif yang berkaitan dengan pengenalan dan penggunaan TIK di organisasi besar, temuan penelitian mengenai pengaruh teknologi di UKM paling tidak ambigu. Bukti empiris dari literatur tentang TIK usaha kecil menunjukkan bahwa sejumlah faktor menghambat penyerapan inovasi teknologi dan menghambat manfaat adopsi TIK. Ini termasuk kurangnya sumber daya keuangan yang vital untuk memperoleh modal TIK, berinvestasi dalam keterampilan teknologi dan mencapai integrasi sistem (Pfeiffer, 1992; Grandon dan Pearson, 2004; Saunders dan Clark, 1992). Hasil serupa juga dilaporkan oleh Cragg dan King (1993), yang mengidentifikasi biaya ekonomi dan kekurangan pengetahuan teknis sebagai hambatan utama untuk keuntungan TIK dalam konteks organisasi kecil. Akhirnya, Ballantineet al. (1998) mengidentifikasi ciri khas UKM seperti akses yang sempit ke pasokan modal, tidak adanya bisnis dan strategi TI, dan penekanan yang lebih besar pada penggunaan teknologi untuk mengotomatisasi (Zuboff, 1988).

Pandangan yang lebih optimis diberikan oleh Dos Santos dan Peffers (1995) yang menemukan hasil yang tidak meyakinkan mengenai ukuran perusahaan dan dampak TIK pada pangsa pasar dan keuntungan pendapatan. Melihat sampel bank dan manfaat dari adopsi ATM, mereka menyimpulkan bahwa tidak ada skala ekonomi atau ruang lingkup untuk teknologi ini yang mendukung institusi yang lebih besar pada khususnya, namun, mereka tidak menemukan hasil signifikan yang menunjukkan bahwa teknologi semacam itu dapat secara khusus menguntungkan perusahaan kecil juga. Pandangan serupa dibagikan oleh Lacity et al. (2014) yang menyarankan bahwa teknologi tertentu, misalnya komputasi awan dapat memberikan manfaat yang sama bagi perusahaan besar dan kecil meskipun dengan cara yang berbeda.

Yang menarik untuk penelitian ini adalah hipotesis yang bertentangan dengan pandangan yang diterima secara umum dan menunjukkan bahwa organisasi kecil dapat memiliki keunggulan tertentu atas pesaing mereka yang lebih besar. Misalnya, mungkin perusahaan yang lebih kecil dapat beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan internal dan eksternal dalam lingkungan operasi mereka, sedangkan organisasi yang lebih besar dapat merespons dengan lambat terhadap transformasi teknologi karena sistem warisan yang menuntut modifikasi substansial (Dos Santon dan Peffers, 1995).

Bukti ini akan luar biasa karena itu berarti bahwa usaha kecil mencapai manfaat dari adopsi TIK yang dalam jangka panjang lebih besar daripada keuntungan perusahaan besar yang lebih jelas seperti sumber daya keuangan yang cukup, keahlian TIK, dan skala ekonomi. Literatur tentang efek TIK telah menunjukkan bahwa perusahaan mendapat manfaat sebagian besar dari pengurangan biaya karena otomatisasi dan peningkatan efisiensi dalam proses produksi dan lebih sedikit dari peningkatan aliran pendapatan. Perusahaan yang lebih besar biasanya diharapkan lebih efisien dan dengan demikian mengantisipasi hasil yang lebih baik (Hall dan Weiss, 1967), tetapi seperti yang akan kita bahas, ada juga bukti bahwa meskipun ukurannya lebih kecil, bisnis yang lebih kecil juga dapat mencapai pengaruh yang signifikan dari TIK. adopsi. Memang, beberapa literatur yang ada menunjukkan realisasi berbagai manfaat termasuk penghematan operasional, perbaikan dalam proses bisnis, pengembangan pasar baru, omset penjualan yang lebih tinggi dan peningkatan profitabilitas (Currie dan Parikh, 2006; Kuan dan Chau, 2001). ).

Sumber:

  • Scott, S. V., Van Reenen, J., & Zachariadis, M. (2017). The long-term effect of digital innovation on bank performance: An empirical study of SWIFT adoption in financial services. Research Policy46(5), 984-1004.
  • Fuentelsaz, Lucio, Gómez, Jaime, Palomas, Sergio, 2009. The effects of new technologies on productivity: an intrafirm diffusion-based assessment. Res.Policy 38 (7), 1172–1180

Image Sources: Google Images