Kata smart city mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita, apa sih sebenarnya smart city ? Pada era globalisasi saat ini, kinerja perkotaan tidak hanya didukung dan bergantung pada infrastruktur dasar akan tetapi harus didukung dengan ketersediaan peningkatan infrastruktur sosial dan komunikasi. Menurut Caragliu, A., dkk (2010:3), smart city adalah kota yang mampu menggunakan sumberdaya manusia, modal sosial dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.  

International Business Machines Corporation (IBM) mengatakan ada enam indikator dasar yang harus dipenuhi dalam mewujudkan smart city yaitu (1) smart people; (2) smart economy; (3) smart governance; (4) smart living; (5) smart environment dan (6) smart mobility. Lebih lanjut menurut International Business Machines (IBM) smart city adalah semua ukuran pemanfaatan teknologi baru dan wawasan untuk mengubah sistem, operasi, dan pelayanan kota. Menurut pakar Smart City Winarno, konsep smart city menerapkan lingkungan yang lebih lestari karena konsep pengaturan limbah dan pengelolaan air yang lebih maju. Dengan konsep ini dapat mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin, menarik investor agar berinvestasi di kota tersebut, kemudian menarik penghuni baru baik dari kalangan profesional, akademisi, dan usahawan bertempat tinggal di kota tersebut.  

Dari pendapat para pakar diatas dapat dikatakan bahwa Smart City merupakan integrasi teknologi informasi dan komunikasi serta teknologi internet dengan cara yang aman dan nyaman dalam mengelola dan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki seperti sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya lainnya sehingga warga/masyarakat dapat hidup nyaman dan aman. Tujuan dari Smart City adalah untuk mempertinggi efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan kesejahteraan warga/masyarakat dan meningkatkan quality of life dari masyarakat. 

Smart city menekankan pada dua aspek dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan :  

  1. Penggunaan maksimal sumber daya endowment seperti kapasistas keuangan, tata pemerintahan yang baik dan partisipasi warga negara. 
  2. Penggunaan minimal energi dan sumber daya alam lainnya.  

Tujuan akhir Smart City adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terdapat tiga indikator pengukuran yaitu : (1) quality of Life; (2) change smartness level; (3) indicator transformation readiness. Smart city dapat diwujudkan dengan dukungan jaringan nirkabel maupun optic. Sebagai contoh petugas kebersihan sampah bisa memonitor atau digunakan alarm otomatis ketika level tertentu sehingga tidak terjadi pemupukan sampah, terkait informasi parkir dapat digunakan untuk memberikan informasi tempat parkir mana yang masih kosong, sehingga mampu mengefisiensi waktu dan bahan bakar dan lain sebagainya. 

Beberapa negara yang telah menerapkan smart city sebagai berikut :  

  1. Amsterdam Smart City 
  2. Cairo Smart Village 
  3. Dubai Internet City 
  4. Kochi Smart Business Park 
  5. Lyon Smart City 
  6. Malta Smart City 
  7. Songdo International Business District Southampton City Council. 

References 

  • Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Bandung. 2013. LAPI ITB.  

Image Sources: Google Images