Salam sobat peneliti, dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang salah satu teori yang seringkali dipakai sebagai grand theory (teori utama) dalam penelitian di ranah akuntansi, keuangan dan juga audit. Teori yang akan kita bahas ini adalah teori atribusi.

Teori yang dikembangkan oleh (Heider, 1958) ini mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan sesuatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya. Perilaku seseorang oleh kombinasi antara kekuatan internal dan eksternal.

Hal yang sama dikemukakan (Michael and Dixon, 2019) bahwa teori atribusi merupakan dari penjelasan cara-cara manusia menilai orang secara berlainan, tergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu perilaku tertentu. Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa jika seseorang mengamati perilaku seseorang individu, orang tersebut berusaha menentukan apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal atau eksternal yang tergantung pada tiga faktor.

  1. Kekhususan (ketersendirian), merujuk pada apakah seseorang individu memperlihatkan perilaku-perilaku yang berlainan. Yang ingin diketahui adalah apakah perilaku ini luar biasa atau tidak. Jika luar biasa, maka kemungkinan besar pengamat memberikan atribusi eksternal kepada perilaku tersebut. Jika tidak, kelihatannya hal ini akan dinilai sebagai sifat
  2. Konsensus, yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi yang serupa bereaksi dengan cara yang
  3. Konsistensi dicari dari tindakan seorang apakah orang tersebut memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu. Makin konsistensi perilaku, maka hasil pengamatan semakin cenderung untuk menghubungkan dengan sebab-sebab

Contoh penggunaan teori atribusi dalam penelitian akuntansi, keuangan dan audit, antara lain: Dalam audit, biasa digunakan sebagai dasar penelitian tentang fraud, yaitu meneliti yaitu tentang apa yang mendasari seseorang melakukan tindak fraud. Sementara dalam bidang akuntansi bisa mengenai perilaku yang mendasari manajemen dalam melakukan manajemen laba. Sedangkan dalam bidang keuangan, teori atribusi bisa digunakan untuk mendasari seorang investor atau spekulan dalam melakukan keputusan nvestasi, misalnya di pasar uang atau pasar modal.

Referensi:

  • Heider, F. (1958) The Psychology of Interpersonal Relations. New York.
  • Michael, A. and Dixon, R. (2019) ‘Audit data analytics of unregulated voluntary disclosures and auditing expectations gap’, International Journal of Disclosure and Governance, 16(4), pp. 188–205. doi: 10.1057/s41310-019-00065-x.

Image Sources: Google Images