Seiring dengan perkembangan waktu yang mengantarkan manusia ke zaman yang semakin canggih dengan pertumbuhan teknologi yang tidak terkendali, seperti generasi penerus (milenial) perlu mengetahui kelemahan dimana peran manusia akan semakin terhapus dan digantikan oleh robot. Kelemahannya bukan hanya ancaman bagi manusia, tetapi bisa menjadi tantangan jika para akuntan cukup pintar untuk menemukan peluang di tengah ancaman tersebut. Tantangan untuk terus berkembang dan ingin belajar agar tidak ketinggalan kemajuan zaman. Akuntan yang terdorong untuk terus memperbarui kualitas dan kapasitas diri, dapat memiliki keyakinan untuk tidak merasa terancam dan selalu siap menghadapi perubahan (Kumaraswamy et al., 2018). Oleh karena itu, terdapat 2 skill dan knowledge utama yang harus dikembangkan oleh para akuntan milenial dalam menghadapi perubahan zaman, yaitu Hard Skill dan Soft Skill.

Hard skill merupakan pengalaman utama yang dibutuhkan dalam bekerja, lebih tepatnya knowledge, technology, dan technical skill yang dibutuhkan di bidang digitalisasi. Keterampilan sulit sering diidentikkan dengan IQ (intelligence quotient). Memiliki visi yang luas dan informasi yang memadai dan terfokus untuk melaksanakan pekerjaannya dengan memahami aturan dasar dan berlaku (Deniswara et al., 2020). Hal tersebut dapat membantu orang mengadopsi profesi yang mereka ambil sehingga dapat dilakukan secara profesional dan efektif. Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang akuntan dan auditor adalah

  1. School and Universities: Sekolah dan perguruan tinggi merupakan dasar bagi seseorang untuk terjun ke dunia pendidikan. Memperoleh ilmu dan pendidikan yang luas merupakan hal yang lumrah diterima oleh setiap siswa, khususnya calon akuntan profesional yang masih kuliah, perlu merubah pola pikirnya untuk belajar bagaimana benar-benar menguasai bidang sehingga bisa mengarahkan hidup lebih fokus dan terarah.
  2. Seminar / Workshop: Dengan mengikuti seminar atau workshop akan membantu akuntan untuk mendapatkan informasi terkini. Selain itu, akuntan dapat mengembangkan ide secara kreatif atau sudut pandang lain tentang profesi yang dijalani. Seminar dan workshop yang diikuti oleh pembicara profesional dapat meningkatkan kualitas akuntan untuk beradaptasi terhadap kemajuan zaman, terutama dengan hadirnya teknologi modern.
  3. Training: Pelatihan merupakan hal penting yang harus dilakukan karyawan baru agar dapat bekerja sesuai dengan profesinya. Pelatihan akan membantu generasi milenial mendapatkan pengetahuan baru yang harus dimiliki. Selain itu, memperoleh pengetahuan baru dan mengetahui prosedur perusahaan dan standar etika akan membantu pekerjaan langsung, memperkenalkan sistematisasi pekerjaan dan tujuan perusahaan. Akuntan milenial dapat menyesuaikan kemampuannya dengan kegiatan operasional perusahaan.

Kemudian selain hardskill terdapat kemampuan lain yang dapat dikembangkan oleh akuntan milenial dalam menghadapi manusia dan membangun hubungan sosialisasi yang tepat. Soft skill adalah kemampuan untuk menjalin atau membangun hubungan dengan orang lain, seperti komunikasi, kerjasama (teamwork) dan dapat berbuat lebih baik untuk mengatur emosi diri. Jika Hard Skills lebih kepada knowledge oriented (IQ), Soft Skills ditujukan untuk pembentukan karakteristik, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa yang memiliki keunggulan dalam bidang EQ (emotional quotient) dan simpati serta empati (Deniswara et al., 2020). Berikut beberapa hal yang tergolong Soft Skills yang penting saat menjadi seorang akuntan atau auditor, yaitu:

  1. Adaptive and Communication: Komunikasi merupakan kunci penting untuk membina hubungan baik dengan orang lain maupun atasan dan bawahan. Menurut salah satu ahli, yaitu James A.F. Stoner mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses bagi seseorang yang berusaha memberikan pengertian dan informasi dengan menyampaikan pesan kepada orang lain. Oleh karena itu, menjalin komunikasi yang baik dapat membantu menyampaikan informasi dan saling memahami. Sebagai akuntan profesional harus dapat berkomunikasi dengan akuntan lain untuk memudahkan proses laporan keuangan, sedangkan auditor membutuhkan komunikasi yang baik dalam menyampaikan pendapat kepada klien.
  2. Teamwork: Mampu bekerja sebagai tim akan membantu untuk menyelesaikan tujuan secara efektif dan efisien. Akuntan dapat menyelesaikan penyusunan laporan keuangan dengan benar, auditor dapat bekerja sama untuk membuat rencana audit dan mengumpulkan bukti untuk menganalisis semua kegiatan yang sedang dilakukan, setelah itu menyiapkan laporan audit sebelum tanggal jatuh tempo.
  3. Honesty and Integrity: Kejujuran merupakan salah satu hal yang perlu dipersiapkan oleh seorang akuntan dan auditor profesional dalam membuat laporan keuangan agar menjadi informasi yang andal dan dapat dipercaya. Kejujuran dapat meminimalisir risiko terjadinya fraud yang dapat merugikan berbagai pihak internal maupun eksternal.
  4. Empathy: Akuntan dan auditor harus memiliki empati terhadap kondisi lingkungan kerja dengan memiliki kemampuan untuk memahami, peduli satu sama lain, solidaritas dan kekeluargaan dengan lingkungan kerja untuk menciptakan hubungan yang harmonis.
  5. Time Management: Manajemen waktu penting bagi seorang pekerja untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan lebih efektif. Dengan kemampuan untuk menjadwalkan dan merencanakan lebih banyak, apa yang perlu dilakukan dapat meningkatkan tingkat keberhasilan Anda dalam pekerjaan.

REFERENSI

  • Deniswara, K., Handoko, B. L., & Mulyawan, A. N. (2020). Big data analytics: Literature study on how big data works towards accountant millennial generation. International Journal of Management, 11(5), 376–389. https://doi.org/10.34218/IJM.11.5.2020.037
  • Kumaraswamy, A., Garud, R., & Ansari, S. (Shaz). (2018). Perspectives on Disruptive Innovations. Journal of Management Studies. https://doi.org/10.1111/joms.12399

Image Sources: Google Images