Akuntansi merupakan sebuah bidang yang terus mengalami perkembangan, sejak pada masa tradisional yang melakukan metode pencatatan informasi keuangan secara manual hingga mulai berintegrasi dengan keberadaan teknologi modern, berupa big data analytics, cloud computing, artificial intelligence, dan sistem lainnya yang membantu percepatan proses pencatatan yang lebih terjamin (Kroon et al., 2021; Rikhardsson & Yigitbasioglu, 2018). Adanya dampak dari transformasi digital dalam sektor akuntansi mendorong para akuntan dan pemimpin untuk berinovasi memperbarui kualitas akuntan untuk dapat mengadopsi penggunaan teknologi, dimana dengan adanya pembaruan kapasitas akuntan dapat membantu membuka peluang baru yang lebih besar (Zadorozhnyi et al., 2021). Membahas lebih lanjut, akuntansi merupakan sektor yang terpengaruhi akan dampak perkembangan teknologi karena memiliki peranan utama dalam menyajikan informasi keuangan yang menggambarkan pergerakan perekonomian suatu entitas, sehingga nilai dari informasi tersebut patut dijaga kualitas dan kredibilitasnya dari berbagai macam bentuk kecurangan yang disebabkan oleh pencurian (Zadorozhnyi et al., 2021).

Menurut Gupta et al., (2020) dengan semakin majunya pertumbuhan industri secara global telah menuntut banyak pemimpin untuk dapat beradaptasi dengan perubahan dinamis yang semakin cepat melalui implementasi teknologi yang tepat untuk membantu kelangsungan usaha. Semakin majunya inovasi dan perkembangan sistem teknologi, maka semakin besar potensi terjadinya serangan siber dalam perusahaan, sebagaimana yang dapat terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Relasi Keamanan Siber Dengan Pertumbuhan Teknologi, (Zadorozhnyi et al., 2021)

Berdasarkan gambar diatas dapat terlihat bahwa relasi terjadinya kejahatan siber diakibatkan oleh tingginya pertumbuhan teknologi. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Pundmann et al., (2017) mengungkapkan bahwa risiko siber semakin marak terjadi akibat tingginya ekspansi teknologi yang mempengaruhi evolusi model bisnis serta pertumbuhan data yang dihasilkan. Adapun, dalam penelitian Zadorozhnyi et al., (2021) menuliskan bahwa tingkat kejahatan siber bila meninjau dari sudut pandang akuntansi, mengarah kepada serangan network berupa email hacking, pencurian data akuntansi berupa kas dan asset, merekonstruksi pencatatan akuntansi yang kurang tepat, hingga terjadinya hijacking yang merugikan perusahaan dan pihak pemangku kepentingan. Membahas lebih lanjut, bagaimana sistem informasi akuntansi perlu memproyeksikan pencatatan berdasarkan prinsip dan aturan regulasi akuntansi, sebagaimana yang disampaikan oleh Alles, (2015) terkait dengan implementasi big data dalam audit yang difasilitasi oleh standar audit terkait dengan audit evidence.

Gambar 2. Relasi Keamanan Siber dengan Pertumbuhan Inovasi dan Pengembangan Terhadap Penggunaan Teknologi, (Zadorozhnyi et al., 2021)

Pada konteks ini, kejahatan siber bila dipandang dari sudut pandang akuntansi adalah bagaimana penyerangan siber bukan terfokus kepada keberadaan teknologi saja, melainkan bagaimana hal tersebut mempengaruhi proses pencatatan, layanan akuntansi perusahaan, hingga proses pengambilan keputusan pimpinan yang terhambat akibat dari melemahnya sistem manajemen yang berjalan dalam perusahaan. Berikut merupakan beberapa contoh informasi yang diserang oleh pelaku kejahatan siber menurut (Zadorozhnyi et al., 2021), sehingga akuntan dan pemimpin dapat dengan siaga meningkatkan kualitas informasi keuangan berdasarkan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang diterapkan, antara lain:

  1. Credibility: Membuat keputusan manajemen yang salah / kurang tepat akibat dari perolehan data informasi yang salah yang disebabkan oleh human error atau penyajian yang tidak sesuai bukti transaksi.
  2. Timeliness: Menghambat manajemen dalam membuat keputusan, dimana melampaui dari batas waktu yang ditentukan akibat terjadinya pelaporan yang delay oleh banyaknya revisi atau error yang disebabkan oleh serangan siber.
  3. Accessibility: Ketidakmampuan untuk memperoleh atau menerima informasi karena daya akses yang menjadi sangat terbatas akibat terjadinya peretasan sistem, sehingga hal tersebut menghambat proses pengambilan keputusan.
  4. Feasibility: Melakukan penghalangan keputusan manajemen yang diperlukan, sebagai contoh pengalokasian dana untuk pengeluarab biaya yang menjadi kurang efektif, atau informasi yang tidak real-time, sehingga penentuan tindakan kedepan tidak dapat diperbarui secara berkala.
  5. Reliability: Ketidakmampuan manajemen dan para pimpinan untuk mengambil tindakan tepat akibat minim nya informasi yang diterima. Hal tersebut dapat terjadi akibat dari pesatnya pencurian data atau block akses kepada penelusuran data seperti pada poin nomor 3, sehingga akan menurunkan kredibilitas perusahaan serta menurunkan nilai dihadapan kompetitor dan pasar.
  6. Comparability: membuat keputusan manajemen yang tidak masuk akal karena ketidakmampuan untuk menilai dan menganalisis indikator akuntansi. Terjadinya kesalahpahaman dalam membaca data visualisasi yang dilampirkan oleh akuntan kepada manajemen menyebabkan penurunan dalam menentukan tindakan kedepan, sehingga akan berdampak kepada kejatuhan perusahaan atau kebangkrutan.

REFERENSI

  • Alles, M. G. (2015). Drivers of the use and facilitators and obstacles of the evolution of big data by the audit profession. Accounting Horizons, 29(2), 439–449. https://doi.org/10.2308/acch-51067
  • Gupta, S., Meissonier, R., Drave, V. A., & Roubaud, D. (2020). Examining the impact of Cloud ERP on sustainable performance: A dynamic capability view. International Journal of Information Management. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2019.10.013
  • Kroon, N., Do Céu Alves, M., & Martins, I. (2021). The impacts of emerging technologies on accountants’ role and skills: Connecting to open innovation-a systematic literature review. In Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity. https://doi.org/10.3390/joitmc7030163
  • Pundmann, S., Juergens, M., Young, C., Kovesdy, G., & Wilson, G. (2017). Cybersecurity and the role of internal audit – An urgent call to action. An Urgent Call to Action, 10. https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/us/Documents/risk/us-risk-cyber-ia-urgent-call-to-action.pdf
  • Rikhardsson, P., & Yigitbasioglu, O. (2018). Business intelligence & analytics in management accounting research: Status and future focus. International Journal of Accounting Information Systems. https://doi.org/10.1016/j.accinf.2018.03.001
  • Zadorozhnyi, Z.-M., Muravskyi, V., Shevchuk, O., & Bryk, M. (2021). Innovative accounting methodology of ensuring the interaction of economic and cybersecurity of enterprises. Marketing and Management of Innovations. https://doi.org/10.21272/mmi.2021.4-03

Image Sources: Google Images