Saat ini sudah menjadi rahasia umum bahwa profesi akuntansi telah mengalami perubahan besar yang terus menjadi bahan perdebatan akan kearah mana pertumbuhan akuntansi di masa mendatang dan bagaimana profesi akuntan menjalani aktivitasnya setelah bersinergi dengan penggunaan teknologi (Friday & Japhet, 2020). Berdasarkan laporan Groundbreakers: Gen Z and the Future of Accountancy yang diterbitkan oleh ACCA, (2021) mengungkapkan bahwa terdapat 64% menyatakan ingin memiliki multiple career di masa mendatang dengan 57% ingin bergerak memiliki karir baru yang berintegrasi dengan penggunaan teknologi dalam kurun waktu 2 tahun kedepan. Laporan yang diterbitkan oleh ACCA pada tahun 2021 terfokus kepada bagaimana sikap dan perilaku Gen Z (1995 – 2010) memiliki pandangan yang berbeda dari generasi sebelumnya, sehingga mengakibatkan terjadinya gap expectation pada pergantian generasi yang terjadi. Sebelumnya pada tahun 2020, ACCA, (2020) telah menerbitkan laporan terkait dengan transformasi profesi akuntansi di masa mendatang yang melihat bahwa 80% responden dari survey yang dilakukan oleh ACCA mengungkapkan bahwa mereka ingin bertransformasi dengan perubahan baru yang menghantarkan mereka kepada peluang yang lebih besar.

Menurut Friday & Japhet, (2020) tidak dapat dipungkiri bagaimana teknologi informasi terus mengalami perkembangan dengan memperbarui setiap aspek dan kegunaan yang dapat mendorong inovasi dan pengembangan performa industri menjadi lebih cepat dan efektif yang mampu menjangkau masyarakat dan pasar dengan lebih menyeluruh. Membahas lebih lanjut, Friday & Japhet, (2020) menuturkan adanya perbedaan pada pendekatan taksonomi di ranah akuntansi, dimana pada masa Pre – IT, yaitu:

  1. Membutuhkan Wwaktu yang Lama Untuk Mengumpulkan Data: Proses pengumpulan data oleh akuntan seringkali memakan waktu yang lama, mengingat perusahaan dengan memiliki beberapa pabrik atau cabang membutuhkan waktu bagi akuntan untuk mengumpulkan seluruh pencatatan yang akan direkap kepada pusat. Akibat dari pengumpulan data yang lama, telah memakan biaya yang relatif besar serta waktu yang banyak, sehingga menyebabkan terjadinya delay report semakin tinggi.
  2. Dokumen Transaksi: Dalam pelaksanaan pencatatan akuntansi, membutuhkan acuan yang menjadi pegangan bagi akuntan saat menginput kedalam jurnal hingga laporan keuangan. Karena sifatnya secara fisik, data dalam jumlah besar yang terlampir dalam bentuk invoice, dokumen, nota, dan sebagainya, tersedia dalam penggunaan kertas yang banyak.
  3. Complicated Record: Melanjuti dari poin nomor 2, akibat dari adanya jumlah file yang besar dalam bentuk fisik (kertas), telah menyebabkan proses pencatatan laporan yang sulit dan rumit untuk memasukan setiap transaksi ke setiap jenis akun dan pengakuannya pada tanggal terjadinya transaksi. Kompleksitas ini tidak menutup kemungkinan bagi akuntan untuk menyajikan informasi yang error, yang bisa disebabkan oleh human error ataupun fraud yang merugikan berbagai kalangan pihak pemangku kepentingan.

Menjawab permasalahan yang selalu dihadapi oleh para akuntan dalam menunaikan tanggung jawab, muncul dorongan untuk berinovasi dengan berintegrasi kepada penggunaan teknologi yang mampu mempercepat analisis data dokumen dengan lebih cepat dan terpercaya yang mengarahkan kepada efisiensi penggunaan biaya dan efektivitas pelaksanaan operasional (Krahel & Titera, 2015). Berdasarkan hasil penelitian Friday & Japhet, (2020) terdapat beberapa keunggulan yang dapat dimiliki oleh akuntan setelah berintegrasi dengan memanfaatkan penggunaan teknologi, yaitu terdiri dari:

  1. Advanced Software: Kehadiran sistem informasi telah memperbarui serangkaian proses dalam perusahaan untuk bergerak menjadi otomatis. Sebagaimana yang dituliskan oleh Muscolino et al., (2020) telah mempercepat proses operasional menjadi serba otomatis dengan lebih dari 30% dan dalam penelitian Widuri et al., (2016) menyatakan bagaimana auditor mulai beralih dengan penerapan Generalized Audit Software (GAS) yang mempercepat perencanaan dan prosedur audit untuk menyajikan kualitas analisis laporan audit. Selain itu, dalam penelitian Friday & Japhet, (2020) menjelaskan hadirnya software telah mempercepat eksekusi para akuntan untuk mencatat laporan keuangan yang membantu mencegah terjadinya human error dan manipulasi laporan.
  2. Improve Accuracy and Financial Reporting Quality: Akuntansi berbasis teknologi, dengan menggunakan Artificial Intelligence, Big Data Analytics, Robotic, dan teknologi lainnya meningkatkan keakuratan data dengan cepat, dimana hal ini akan meningkatkan jaminan dan keterpercayaan laporan keuangan yang disajikan. Selain itu, dengan bantuan teknologi dapat meningkatkan kualitas penyajian informasi keuangan dengan memanfaatkan grafik yang mempermudah para pemangku kepentingan dalam memahami seluruh data informasi yang dihasilkan, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan. Adanya penggunaan teknologi yang memadai dapat membantu mencegah terjadinya kecurangan dan anomali yang merugikan seluruh pihak (Raguseo, 2018).
  3. Timely Preparation, Eficiency, and Effectivity: Adopsi teknologi tidak menutup kemungkinan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menunaikan tugas yang diberikan. Berdasarkan Deloitte, (2018) kinerja auditor terpengaruh secara signifikan oleh kehadiran teknologi yang berdampak kepada pelaksanaan dan penyusunan perencanaan audit yang lebih tangkas (agile) dalam menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang inovatif. Selain itu, dalam sistem pencatatan akuntansi yang berbasis teknologi sangat membantu pengalokasian asset, liabilities, dan equity menjadi lebih efektif, yang kemudian dapat membantu proses pengambilan keputusan untuk meminamilisir penggunaan biaya yang tidak diperlukan dan mencegah risiko tidak diinginkan.

Berdasarkan data dari SAGE, (2018) terdapat temuan utama dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang mengarahkan potensi pertumbuhan akuntan yang berbasis otomatisasi di masa mendatang, yaitu mengungkapkan bahwa 67% menyatakan bahwa penerapan teknologi cloud telah meningkatkan kualitas layanan dan interaksi dengan client, dimana 53% akuntan telah mengadopsi cloud practice management solution. Selain itu, juga diungkapkan bahwa 55% akuntan berencana untuk menggunakan artificial intelligence untuk menjalani kegiatannya dengan lebih cepat dan akurat.

Gambar 1. Accounting Automation, (Friday & Japhet, 2020)

REFERENSI

  • ACCA. (2020). Future ready: Accountancy careers in the 2020s. 1–72. https://www.accaglobal.com/in/en/professional-insights/pro-accountants-the-future/future_ready_2020s.html
  • Deloitte. (2018). Becoming agile A guide to elevating internal audit’s performance and value. 1–10.
  • Friday, I., & Japhet, I. (2020). Information technology and the accountant today: What has really changed? Journal of Accounting and Taxation. https://doi.org/10.5897/jat2019.0358
  • Groundbreakers: Gen Z and the Future of Accountnacy. (2021). 1–93.
  • Krahel, J. P., & Titera, W. R. (2015). Consequences of big data and formalization on accounting and auditing standards. Accounting Horizons, 29(2), 409–422. https://doi.org/10.2308/acch-51065
  • Muscolino, H., , Raymond Koh, J. A., Anderson, C., Bigliani, R., , Megan Buttita, M., Carosella, G., Hardie, E., Heys, M., Hochmuth, P., Ichikawa, K., Kalvar, S., Kmetz, K., Kolding, M., Kurtzman, W., Loomis, A., Mainelli, T., Ng, S., O’Leary, R., Pathy, D., … Antonio Wang. (2020). IDC FutureScape: Worldwide Future of Work 2020 Predictions. Idc, October 2019, 1–21. https://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=US44752319
  • Raguseo, E. (2018). Big data technologies: An empirical investigation on their adoption, benefits and risks for companies. International Journal of Information Management, 38(1), 187–195. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2017.07.008
  • Widuri, R., O’Connell, B., & Yapa, P. W. S. (2016). Adopting generalized audit software: an Indonesian perspective. Managerial Auditing Journal, 31(8–9), 821–847. https://doi.org/10.1108/MAJ-10-2015-1247
  • https://www.sage.com/en-us/news/press-releases/2018/03/accountants-adoption-of-ai-expected-to-increase/

Image Sources: Google Images