PERGERAKAN TINGKAT KECEPATAN INTERNET DI INDONESIA: DAMPAKNYA BAGI PERGERAKAN DUNIA INDUSTRI
Seiring dengan kemajuan zaman, tidak dapat dipungkiri bagaimana Internet of Things (IoTs) memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang aktivitas dunia industri yang bergerak semakin cepat dan mudah dijangkau. Melalui jaringan internet, pengguna dapat menjalin hubungan dan meeting secara virtual yang mendorong percepatan distribusi informasi yang lebih luas dan dapat menjangkau berbagai pihak tanpa adanya batasan tempat dan waktu, selama terhubung dengan jaringan internet (O’Leary, 2013). Menurut Chen et al., (2019) jaringan internet akan mengalami pertumbuhan pesat di tahun 2020an, dimana mampu menghubungkan lebih dari 50 miliar perangkat komputer, yang dengan demikian akan sangat membantu para pemimpin untuk mengoptimalisasikan sumber daya secara fleksibel serta memperoleh informasi real-time yang membantu proses pengambilan keputusan dengan lebih tangkas dan efektif.
Namun, membahas mengenai perkembangan internet yang sangat besar, juga perlu ditinjau dari segi kesiapan suatu tempat dalam mengimplementasikan internet untuk membantu memudahkan pengguna saat mengakses kedalamnya tanpa hambatan apapun. Dalam artikel Speedtest Global Index oleh Mark Giles pada tanggal 02 Juni 2022, mengeluarkan sebuah informasi yang menyatakan bahwa Singapura merupakan negara yang memiliki kecepatan jaringan yang sangat tinggi dan nomor 1 di Asia Tenggara. Dalam artikel tersebut juga mengungkapkan bahwa Indonesia berada di rank 114 secara global, dalam kategori kecepatan mengunduh suatu file di Bulan Mei 2022. Tetapi, walaupun berada di urutan posisi yang cukup rendah, kecepatan jaringan di Indonesia dinilai mengalami peningkatan dari tahun 2021, mulai dari 17.37 Mbps menjadi 21.23 Mbps di Bulan Maret 2022, yang tentunya dengan kecepatan jaringan yang terjangkau dapat meningkatkan ekonomi margin Indonesia.
Gambar 1. Kecepatan Jaringan Internet Asia Tenggara, (Giles, 2022)
Gambar 2. Representasi Data Melalui Speedtest Global Index, (Giles, 2022)
Berdasarkan pergerakan data diatas, dapat terlihat bagaimana performa jaringan broadband di Indonesia berada di posisi rendah dan semakin tertinggal dari negara-negara lainnya di ASEAN. Pada artikel ini juga memberikan beberapa pesan utama, yang terdiri dari:
- Performa jaringan di Indonesia yang semakin tertinggal dari negara lainnya di ASEAN: Walaupun jaringan di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2021 hingga 2022, bila melihat dari sisi secara keseluruhannya, Indonesia termasuk sebagai negara yang mengalami ketertinggalan dari negara di satu kawasan yang sama, sehingga menurunnya kapasitas jaringan dapat berisiko mempengaruhi kinerja layanan dunia industri, baik yang bergerak di bidang telekomunikasi, manufaktur, dagang, dan jasa. Kehadiran teknologi telah menciptakan ketergantungan dari masyarakat untuk mengakses dan menggunakan teknologi sebagai bagian dari operasionalnya, terutama dalam akuntansi yang membantu menyelesaikan laporan keuangan per periode yang dapat menjadi terhambat dan berpotensi delay apabila menurunnya daya kapasitas jaringan di perusahaan (Tiwari & Khan, 2020). Menurut Edu et al., (2020) kapabilitas digital yang rendah akan mempengaruhi kepada penurunan nilai yang dihasilkan oleh perusahaan.
- Persebaran teknologi yang rendah di Indonesia, dimana Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan wilayah yang paling lambat percepatan performanya di Indonesia: Berdasarkan artikel Speedtest Global Index di tahun 2022 memproyeksikan tingkat kecepatan tertinggi berada di Bali dan Jakarta, dengan wilayah Jawa Tengah dan Timur yang memiliki tingkat kecepatan yang rendah.
- Kecepatan jaringan internet yang tinggi dapat meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan.
- Perkembangan fixed broadband di Indonesia yang mengalami persaingan kian sengit.
- Biznet memimpin pasar dalam menghasilkan performa fixed broadband di Indonesia.
Gambar 3. Kecepatan Jaringan Internet Antar Daerah di Indonesia, (Giles, 2022)
REFERENSI
- Chen, T., Barbarossa, S., Wang, X., Giannakis, G. B., & Zhang, Z. L. (2019). Learning and Management for Internet of Things: Accounting for Adaptivity and Scalability. Proceedings of the IEEE. https://doi.org/10.1109/JPROC.2019.2896243
- Edu, S. A., Agoyi, M., & Agozie, D. Q. (2020). Integrating digital innovation capabilities towards value creation: A conceptual view. International Journal of Intelligent Information Technologies. https://doi.org/10.4018/IJIIT.2020100103
- Giles, M. (2022, June 02). Ookla Insights Articles. Retrieved from Ookla: https://www.ookla.com/articles/indonesia-fixed-broadband-network-performance-q3-q4-2021-2
- O’Leary, D. E. (2013). ‘BIG DATA’, THE ‘INTERNET OF THINGS’ AND THE ‘INTERNET OF SIGNS.’ Intelligent Systems in Accounting, Finance and Management. https://doi.org/10.1002/isaf.1336
- Tiwari, K., & Khan, M. S. (2020). Sustainability accounting and reporting in the industry 4.0. Journal of Cleaner Production. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.120783
Image Sources: Google Images