Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa dunia telah mengalami berbagai macam perubahan besar yang berdampak kepada kinerja manusia untuk dapat mengikuti dengan arus percepatan yang ada. Hal ini ditandai dengan terjadinya transformasi digital yang telah mengubah tatanan dunia industri untuk beralih dengan penggunaan teknologi yang mengotomatisasi seluruh rangkaian aspek menjadi lebih cepat dan akurat (Mikalef et al., 2021). Menurut Chatterjee et al., (2021) perkembangan pesat yang menghadirkan teknologi inovatif telah menyadarkan para pemimpin industri untuk segera mengikuti perubahan agar tidak terdisrupsi, dimana dengan semakin besarnya kapabilitas pengelolaan sumber daya yang membutuhkan peranan dari teknologi. Kemunculan teknologi berupa Internet of Things, Big Data, Expert Systems telah merevolusi serangkaian sistem organisasi dengan tujuan untuk menunjang aktivitas operasional yang berpotensi meningkatkan performa perusahaan dengan menghasilkan nilai tambah serta keunggulan daya saing (Sutton et al., 2016). Hanya saja, Frey & Osborne, (2017) membuktikan bahwa setelah melakukan survey terhadap 700 profesi, masih ditemukan terdapat beberapa profesi yang menghadapi kerentanan akibat kurang kesiapan menghadapi perubahan, dimana salah satunya adalah akuntan professional.

Sebagai profesi yang menjunjung tinggi integritas dalam menyajikan informasi kepada pihak pemangku kepentingan, akuntan adalah salah satu profesi yang keberadaannya paling dibutuhkan untuk dapat merepresentasikan kinerja suatu entitas kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kepercayaan secara terus menerus. Akan tetapi, ledakan pertumbuhan teknologi massif mulai menunjukan ancaman yang menurunkan jumlah akuntan, dimana hal ini secara garis besar terjadi karena kesenjangan besar yang terjadi (Autor, 2015). Autor, (2015) mengemukakan bahwa faktor utama terjadinya disrupsi adalah ketimpangan yang terjadi antara pertumbuhan zaman dengan kapabilitas manusia yang berbeda jauh, dimana ini perlu ditindaklanjuti dengan mengedukasi dan menyerukan dorongan untuk dapat terbuka melalui sikap yang optimis.

Untuk menjawab tantangan dan masalah tersebut, Linkedin sebagai platform jejaring sosial professional memaparkan hasil penelitian yang dilakukan dengan perolehan data dari jaringannya yang mencakup lebih dari 660 juta professional dan 20 juta pekerjaan. Pada penelitian ini menyatakan bahwa terdapat beberapa kemampuan yang dapat diaplikasikan untuk mengembangkan karir para professional dalam menyikapi dan menghadapi transformasi digital yang telah membawa perubahan skala besar dalam operasional dunia industri, dimana dimulai dari top 5 softskill yang perlu dikembangkan, yaitu:

  1. Creativity: Manusia pada dasarnya memiliki berkah kreativitas yang beragam, dimana pada hal ini membuktikan bahwa kreativitas tidak akan pernah mati. Adanya pemikiran yang kreatif dapat selalu membuka jalan keluar sebagai solusi untuk memecahkan masalah, terutama dengan meningkatkan kemampuan yang bernilai pada setiap diri tenaga kerja apabila dapat disalurkan dengan baik oleh pemimpin bisnis.
  2. Persuasion: Kemampuan individu dalam meyakinkan individu atau pihak lain untuk menjalani kegiatan dengan menggunakan ide yang dikembangkan, dimana pada ide tersebut menawarkan jalan yang berbeda untuk mencapai tujuan dengan lebih baik. Hal ini dapat diwujudkan melalui komunikasi yang baik dengan menanamkan mindset yang maju.
  3. Collaboration: Organisasi merupakan sekumpulan individu dengan latar belakang yang berbeda dan heterogenitas. Tetapi, hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk saling mewujudkan tujuan dan mengembangkan potensi yang dimiliki apabila dilaksanakan secara bersama dalam kelompok.
  4. Adaptability: Salah satu unsur utama yang perlu dimiliki oleh individu adalah bagaimana mereka harus mampu beradaptasi dengan situasi dan hal baru. Seringkali, perubahan mengakibatkan kondisi yang tidak pasti, sehingga apabila tidak memiliki kesiapan berpotensi mengalami disrupsi yang merugikan individu ataupun organisasi.
  5. Emotional Intelligence: Sebuah kemampuan untuk menerima, mengevaluasi, menginstropeksi, dan merespon emosi yang dimiliki dengan lebih mengenal jati diri. Hal ini dapat mendorong seseorang untuk menjadi lebih terbuka dalam menerima hal baru dan mengikhlaskan terkait dengan apa yang tidak dapat dilakukan.

Selain softskill, tentunya individu perlu memiliki pengetahuan yang sepadan dengan pertumbuhan zaman agar dapat menyesuaikan kepada perubahan, dimana pada penelitian ini terdapat beberapa kemampuan hardskill yang dapat dikembangkan, antara lain:

  1. Blockchain: Sebuah teknologi yang mendukung pembayaran cryptocurrency seperti BitCoin. Hanya saja, teknologi terus mengalami perkembangan dengan menghadirkan smart contract, dimana dapat diproses sesuai dengan tujuan dari pembentukan blockchain untuk menyimpan, memvalidasi, mengotorisasi, dan menggerakan data melalui internet dengan tingkat privasi dan keamanan yang tinggi sebagai digital asset perusahaan.
  2. Cloud Computing: Membutuhkan talent yang dapat membantu mengembangkan struktur arsitektur, mendesain, dan mengantarkan informasi melalui cloud seperti Microsoft Azure.
  3. Analytical Reasoning: Bagi perusahaan, data adalah sumber utama yang dimiliki sebagai nilai asset untuk dianalisis dan diinterpretasikan sesuai kebutuhan perushaan yang membantu proses pengambilan keputusan.
  4. Artificial Intelligence: Teknologi dengan kapabilitas seperti manusia yang dapat berperilaku dan berpikir layaknya manusia. Dengan adanya beberapa jenis cabang seperti Machine Learning, Deep Learning, dan Natural Language Processing, dapat membantu organisasi untuk menyalurkan dan menerima informasi dengan lebih relevan dan menggali inovasi terhadap produk dan layanan melalui kolaborasi manusia dan AI.
  5. UX (User External) Design: Tampilan sebuah aplikasi juga memberikan kepuasan layanan kepada masyarakat, sehingga organisasi membutuhkan tenaga kerja yang mampu membangun sebuah aplikasi yang bersifat human-centric dalam rangka mempertemukan mereka dengan produk dan meningkatkan pengalaman.
  6. Business Analysis: Kemampuan untuk mempertahankan stabilitas bisnis dengan memproyeksikan strategi sesuai kebutuhan setiap aspek di bisnis.
  7. Affiliate Marketing: Kemampuan mengelola social media untuk menarik perhatian pelanggan terhadap brand perusahaan.
  8. Sales
  9. Scientific Computing: Sebuah kapabilitas yang dapat membantu proses data analytics berjalan dengan lebih efektif dengan membangun sebuah format machine learning ataupun model pemrograman yang handal.
  10. Video Production: Cisco mengestimasi bahwa peran video akan berdampak sebesar 82% terhadap global internet traffic pada tahun 2022.

Gambar 1. Kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan (Linkedin, 2019)

REFERENSI:

  • Autor, D. H. (2015). Why are there still so many jobs? the history and future of workplace automation. Journal of Economic Perspectives. https://doi.org/10.1257/jep.29.3.3
  • Chatterjee, S., Rana, N. P., Dwivedi, Y. K., & Baabdullah, A. M. (2021). Understanding AI adoption in manufacturing and production firms using an integrated TAM-TOE model. Technological Forecasting and Social Change. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2021.120880
  • Frey, C. B., & Osborne, M. A. (2017). The future of employment: How susceptible are jobs to computerisation? Technological Forecasting and Social Change. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2016.08.019
  • LinkedIn.com. (2019). New LinkedIn Research: Upskill Your Employees with the Skills Companies Need Most in 2020. https://www.linkedin.com/business/learning/blog/learning-and-development/most-in-demand-skills-20
  • Mikalef, P., Lemmer, K., Schaefer, C., Ylinen, M., Fjørtoft, S. O., Torvatn, H. Y., Gupta, M., & Niehaves, B. (2021). Enabling AI capabilities in government agencies: A study of determinants for European municipalities. Government Information Quarterly. https://doi.org/10.1016/j.giq.2021.101596
  • Sutton, S. G., Holt, M., & Arnold, V. (2016). “The reports of my death are greatly exaggerated”—Artificial intelligence research in accounting. International Journal of Accounting Information Systems. https://doi.org/10.1016/j.accinf.2016.07.005