Blockchain akan mengubah cara organisasi, pemerintah dan individu menangani transaksi, dan auditor internal perlu mendidik diri mereka sendiri tentang teknologi. Blockchain akan mengganggu industri tradisional, kirton mencatat, karena memungkinkan transfer langsung aset atau informasi antara individu dan organisasi tanpa perantara. Blockchain mengubah hubungan itu dengan memungkinkan transaksi terjadi di mana saja secara digital, langsung antar individu. Jadi dalam contoh di atas, bank akan dihapus dari transaksi dan pengecer dan pembeli masing-masing akan memiliki salinan digital mereka sendiri dari jumlah yang tersedia untuk melakukan transaksi, serta catatan transaksi.

Time-stamped, Real-time Transactions

Blockchain – teknologi yang paling dikenal untuk menyalakan cryptocurrency – adalah database berbasis jaringan terdistribusi yang ada di setiap komputer dalam jaringan yang ditentukan, Kirton menjelaskan. Catatan transaksi dicatat sebagai blok data, dan setiap blok dienkripsi, membuatnya tidak dapat rusak dan permanen. Setiap komputer dalam jaringan perlu mengkonfirmasi setiap transaksi, dan setiap transaksi dicap waktu dan ditautkan ke yang sebelumnya secara real time. Inilah yang memungkinkan peserta blockchain untuk membangun kepercayaan satu sama lain dan menghindari menggunakan perantara, seperti bank.

Auditor yang berurusan dengan blockchain perlu memperhatikan di mana data disimpan dan bagaimana data itu dibagikan. Hal ini terutama berlaku ketika datang untuk menilai kepatuhan terhadap peraturan seperti General Data Protection Regulation (GDPR), perlindungan data Uni Eropa dan peraturan privasi.

How Auditors Can Leverage Blockchain

Tidak ada standar industri untuk blockchain, jadi ketika perusahaan menerapkan teknologi, memutuskan platform mana yang akan dibeli bisa sulit. Platform harus bekerja dengan sistem yang ada dan penting untuk memahami sifat teknologi serta potensi risiko dan kontrolnya. Auditor juga perlu mempertimbangkan bagaimana mereka akan mengaudit transaksi blockchain.

Auditors and Blockchain — Real-world Examples

Bagaimana beberapa industri sudah menggunakan blockchain untuk membuat proses lebih efisien dan mengurangi biaya. Salah satu contohnya adalah TradeLens, ekosistem rantai pasokan berbasis blockchain terbuka dan netral yang mencakup pemilik kargo, perusahaan pelayaran, penyedia logistik, pelabuhan dan pejabat bea cukai. Transaksi pengiriman yang khas dapat melibatkan lebih dari 20 pihak dengan banyak alur kerja manual, data silo dalam format yang berbeda dan data yang direplikasi beberapa kali oleh berbagai pihak. Dengan menggunakan blockchain, TradeLens dapat melacak lebih dari 120 acara pengiriman pada setiap pengiriman, mendigitalkan lebih dari 20 jenis dokumen umum, memberikan alur kerja yang aman dan mendorong standardisasi dan otomatisasi untuk mengurangi biaya dan waktu pengiriman.

Contoh lain adalah PharmaLedger, sebuah konsorsium Eropa yang memiliki 29 mitra yang mencakup perusahaan farmasi, rumah sakit, universitas, organisasi pasien dan perusahaan teknologi yang berkomunikasi satu sama lain melalui blockchain. Tujuan inisiatif ini adalah untuk mempercepat penyampaian inovasi yang bermanfaat bagi semua orang di ekosistem. Inisiatif One PharmaLedger dirancang untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap obat-obatan. Seseorang dapat memindai kode QR pada paket obat dan menerima eLeaflet berbasis blockchain tentang obat tersebut, termasuk pembaruan terbaru, informasi penarikan atau saran tentang pembuangan yang aman. Program PharmaLedger lainnya bertujuan untuk membuat uji klinis lebih efisien. Ia melakukannya dengan mendukung pengambilan data jarak jauh yang aman dari perangkat medis yang terhubung ke internet dan mengintegrasikan data itu dengan analitik canggih. Ini akan mengurangi jumlah kunjungan yang perlu dilakukan pasien uji coba ke klinik.

Referensi:

  • 2022. Google Image.
  • Martin, M. 2020. Blockchain and Internal Auditors. CaseWare IDEA.
  • Hendry, S. 2018. Robotic Process Automation Assist Internal Audit