Laporan keuangan merupakan sarana untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak di luar perusahaan yang diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajer untuk pengambilan keputusan. Menurut Orniati (2009), laporan keuangan ini penting bagi manajer untuk dianalisis dan berguna sebagai alat pengambilan keputusan di masa depan. Laporan keuangan tahunan merupakan sarana tata kelola kelembagaan bagi pemangku kepentingan dan akuntabilitas publik atas sumber daya yang mereka kelola (Murdoko Sudarmagi, 2007). Laporan keuangan memiliki komponen  yang meliputi laporan anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (Arfianti, 2011).

Pengawasan  tidak langsung hanyalah pemantauan dengan meminta dan memantau laporan berkala seperti neraca dan perhitungan laba rugi,  arah lembaga yang berpihak pada rasio keuangan, dan perubahan struktur keuangan (Saraswati, 2012).

 Neraca yang masih perlu dihitung dengan cara biasa. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan di seluruh neraca. Diperlukan perubahan dari metode tradisional ke metode yang lebih modern dalam segala aspek, termasuk penyajian informasi, untuk memudahkan pembaca dalam memahami informasi yang disajikan (Rahardja, 2017).

Kemajuan teknologi informasi telah meletakkan dasar bagi perkembangan industri bisnis dan penggunaan sistem informasi untuk mendukung otomatisasi proses produksi untuk beradaptasi dengan  kebutuhan dan kebutuhan pasar saat ini. Li, Kao, dan Shuanghu (2014) berpendapat bahwa visi Industri 4.0 yang dipimpin Jerman mewakili peningkatan yang sangat pesat dalam penggunaan teknologi informasi dan jaringan media sosial  yang semakin memengaruhi persepsi konsumen tentang inovasi, kualitas, keragaman, dan kecepatan. dari pengiriman produk.

Lee, Kao, dan Shuanghu (2014) berpendapat bahwa revolusi industri  keempat didasarkan pada inovasi manufaktur dan layanan berdasarkan Sistem CyberPhysical. Teknologi ini  digunakan untuk memprediksi kinerja produk dan secara mandiri mengelola dan mengoptimalkan persyaratan layanan produk. Revolusi ini akan mengubah proses manufaktur menjadi lebih cepat sesuai kebutuhan pelanggan dan membuat proses manufaktur lebih fleksibel tanpa  menghabiskan lebih banyak waktu.

Menurut Lee, Kao dan Shanghai (2014), Revolusi Industri 4.0 didorong oleh big data dalam bisnis, dan peneliti  menambahkan bahwa  banyak perusahaan yang belum siap untuk mengelola big data karena kurangnya alat. Menganalisis dan mengevaluasi. Menurut Narendra (2015), big data menghadirkan tantangan baru bagi kita di masa depan, bukan hanya tentang manajemen, karena pertumbuhan data dan informasi yang  eksponensial, kecepatan penambahannya, dan keragaman data. Kapasitas besar.

Menurut Swan (2013), sistem cloud saat ini adalah layanan untuk menyimpan, memantau, memproses, dan bertukar data yang paling berguna saat bekerja dengan data besar. Peneliti  juga mengatakan bahwa data atau informasi yang termasuk dalam kategori mutasi big data adalah jenis data fisik, biologis, perilaku, dan ekologis. Oleh karena itu, penggunaan mobile Internet dan teknologi cloud sudah mulai berkembang di Indonesia, dan banyak perusahaan besar, UKM dan usaha kecil menengah (UKM) yang  menerapkan dan menggunakan sistem cloud computing.

Cloud computing dalam perkembangan bisnis mulai berdampak pada  bidang akuntansi. Saat ini, komputasi awan memberikan kemudahan akses ke Internet dan peluang kolaborasi di sektor bisnis, terutama di sektor akuntansi, melalui sistem akuntansi cloud.

 Mihalache (2011) berpendapat bahwa komputasi awan adalah sebuah konsep dalam dunia teknologi informasi, yang terdiri dari  proses layanan, aplikasi, akses informasi dan penyimpanan data yang dapat dilakukan pengguna tanpa  harus menjadi satu. Untuk menggunakan layanan ini, Anda memerlukan tempat dan  konfigurasi sistem yang tidak perlu dipahami pengguna. Komputasi awan menyediakan aplikasi perangkat keras dan perangkat lunak komputasi sebagai  layanan melalui Internet.

Dalam akuntansi cloud, keseimbangan telah diterapkan untuk mendukung akuntansi umum laporan keuangan antara pendapatan dan pengeluaran. Dan laporan manajemen  sangat jelas kepada manajemen, sehingga keuangan berjalan  lancar. Akuntan dapat dengan mudah memperoleh laporan tersebut tanpa harus melakukan perhitungan secara manual atau dengan cara biasa.

 Manajemen membutuhkan informasi yang jelas dan dapat dipahami dalam menyajikan informasi neraca. Jangan lupa untuk secara otomatis menghitung hasilnya bahkan dari data pendapatan dan pengeluaran Anda. Kualitas pengelolaan dalam bentuk laporan juga dapat dikaitkan dengan standar kelembagaan (Rahardja, 2018).

Akuntansi berbasis cloud memudahkan akuntan untuk mendapatkan laporan untuk manajemen. Pengelolaan keuangan perguruan tinggi tentunya sangat akurat dan tepat waktu. Selain itu, akuntan dapat menghemat waktu untuk perhitungan rutin yang  tidak lagi dilakukan  karena akuntansi cloud. Untuk mengambil keputusan atas permasalahan yang ada, diperlukan informasi yang sesuai dengan harapan manajemen  (Rahardja, 2018).

Menurut Dimitriu dan Matei (2015), akuntansi awan adalah model bisnis baru di mana akuntansi dilakukan dalam sistem komputasi awan. Cloud Accounting menyediakan layanan atau layanan yang memungkinkan Anda untuk mengakses kredensial Anda melalui server di internet, yang  dapat Anda akses melalui browser web. Perusahaan membeli layanan akuntansi dari penyedia layanan, bukan perangkat keras. Dalam akuntansi, otomatisasi sistem akuntansi berbasis cloud membantu meningkatkan praktik akuntansi dengan meningkatkan efisiensi proses akuntansi, mengumpulkan data waktu nyata, dan  menjaga integritas data yang direkam.

DAFTAR PUSTAKA

  • Dimitriu, Otilia., Matei, Marian. (2015). Cloud accounting: a new business model in a challenging context. Journal Procedia Economics and Finance 32, 665- 671
  • Lee, Jay., Kao, Hung-An., Yang, Shuanhu. (2014). Service innovation and smart analytic for industry 4.0 and big data environment. Journal Procedia CIRP 16, 3-8
  • Mihalache A. (2011). Cloud Accounting. “Ovidius” University Annals, Economic Sciences Series Volume XI, 2, 782-7.
  • Murdoko Sudarmadji, A., & Sularto, L. (2007, August). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan tipe kepemilikan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan keuangan tahunan. In Seminar Ilmiah Nasional PESAT 2007. Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
  • Narendra, A. (2015). Big Data, Data Analyst, and Improving The Competence of Librarian. Journal e-ISSN, Vol 1, 2.
  • Orniati, Y. (2009). Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(3), 206-213.
  • Rahardja, U., Aini, Q., & Khoirunisa, A. (2017). Implementasi Business Intelligence Menggunakan Highchart pada Sistem Penilaian Absensi berbasis YII Framework. CSRID (Computer Science Research and Its Development Journal), 9(2), 115-124.
  • Saraswati, R. A. (2012). Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5C Calon Debitur dan Pengawasan Kredit terhadap Efektivitas Pemberian Kredit pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung. Nominal, Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 1(1)
  • Swan, M. (2013). The Quantified Self: Fundamental Disruption in Big Data Science and Biological Discovery. Journal Mary Ann Liebert, vol 1 no 2.

Image Sources: Google Images