Saat ini, kita telah memasuki era Web 3.0, dimana saat ini jaringan dibangun untuk lebih terbuka secara global dan mampu menghubungkan antara satu pihak dengan lainnya secara mudah tanpa adanya batasan. Web 3.0 dibangun dengan berdasar pada AI, jaringan data yang terdesentralisasi, serta edge computing. Pada era web 3.0 pula wearable technology menjadi salah satu produk yang dihasilkan, seperti melalui teknologi Internet of Things (IoT) yang menghasilkan lampu ataupun penanak nasi yang bisa dikontrol melalui ponsel (Smartkarma, 2021). Sarana lain yang menjadi sarana penting dalam era Web 3.0 adalah teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality (AR/VR). Implementasi AR/VR menjadi ‘gerbang’ utama yang digunakan oleh pengguna dalam mengakses Web 3.0. Pengembangan Web 3.0 didukung melalui penerapan edge computing mampu mengurangi latensi dengan memperkecil jarak antara perangkat dengan prosesor berbasis cloud, sedangkan pengembangan teknologi 5G mampu melakukan pengunduhan 100 kali lebih cepat dibandingkan dengan teknologi 4G (Deloitte, 2021).

Menurut Deloitte, (2021), di dunia industri, dibutuhkan tiga tahapan dalam melakukan pengembangan dan implementasi Web 3.0. Tahapan pertama adalah augmentation, optimization, serta unification. Pada tahap augmentation, perusahaan perlu untuk mulai mengimplementasikan teknologi guna meningkatkan kemampuan pekerja, mesin, ataupun proses bisnis. Saat ini kebanyakan industri sudah berada pada tahap ini, dimana teknologi dari AR mampu mendukung para pekerja lini depan seperti perakitan, perawatan, ataupun servis di bidang lapangan, sedangkan teknologi VR mampu mempelajari untuk mendukung pengembangan kemampuan yang sulit, mahal, ataupun berbahaya, dan IoT mampu membantu perawatan yang bersifat prediktif. Setelah melalui tahap augmentation, tahap berikutnya adalah optimization, dimana penggunaan teknologi semakin terintegrasi dan multifungsi. Seiring dengan perusahaan yang semakin mahir, maka integrasi data dan pengidentifikasian peluang melalui asset performance management (APM) mulai bisa dilakukan. APM sendiri tidak hanya mampu membantu dalam penentuan waktu, tapi juga membantu dalam hal prosedur operasional, pembayaran material, dan lainnya yang dari segi finansial mampu membantu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari keseluruhan perusahaan. Tahapan terakhir, yaitu unification akan terjadi ketika penerapan dan pengelihatan atas spatial web sudah terjadi dan mampu digunakan secara baik dalam antarkonteks. Unification juga mengacu pada konvergensi atas teknologi eksponensial, baik internal atau eksternal pada perusahaan.

Pengimplementasian teknologi AR dan VR mampu menmbawa keuntungan bagi perusahaan dengan proses yang lebih efisien, pelatihan yang lebih berkualitas, serta mampu menawarkan cara bekerja yang lebih kolaboratif bagi para pekerja. Pada 2030, diprediksi bahwa AR mampu menjadi salah satu teknologi yang paling benefisial dengan menyumbang 985 miliar Poundsterling dari total 1,4 triliun Poundsterling GDP global. Pada 2030, jumlah pekerjaan yang terdampak VR dan AR dinilai akan naik hingga 23 juta lowongan dengan dampak terbesar datang dari negara yang memiliki skala ekonomi besar seperti Tiongkok, Amerika Serikat, the United Kingdom, dan Jerman (PwC, 2020).

Sumber:

  • Deloitte. (2021). The Spatial Web and Web 3 . 0.
  • PwC. (2020). Price Waterhouse Cooper. Retrieved from Price Waterhouse Cooper: https://www.pwc.com/id/en/media-centre/press-release/2020/english/virtual-and-augmented-reality-could-deliver-a-p1-4trillion-boost.html
  • Smartkarma. (2021). How Web 3 . 0 will Impact the Financial Services Industry GET YOUR DIGITAL PASS TODAY.

Image Sources: Google Images