Untuk menangkap peluang dan menjawab tantangan di era big data, maka seyogyanya dilakukan rencana aksi (action plan) sebagai berikut:

  1. Akuntan tidak hanya berperan sebagai pengguna namun juga sebagai manajer, perancang, penyedia jaminan dan evaluator sistem informasi (Ahmed, 2003; IFAC, 2006). Selain itu, akuntan juga harus mampu memberikan dukungan manajemen, memberikan pelatihan, penyelidikan proyek modal, mengimplementasikan pengendalian internal dan manajemen risiko, mendeteksi penipuan dan peningkatan akuntabilitas (Belfo dan Trigo, 2013);
  2. Akuntan harus memiliki kompetensi dasar dalam bidang teknologi informasi yaitu pemrograman, perangkat lunak, perangkat keras, dan jejaring dan komunikasi (Bean dan Medewitz, 1987); juga menguasai keterampilan spreadsheets, sistem manajemen database, telekomunikasi, sistem akuntansi, dan pengembangan system (Heagy dan Gallum 1994).
  3. Asosiasi profesi akuntan harus membuat kebijakan yang mendorong peningkatan keterampilan dan kompetensi digital akuntan melalui kewajiban mengikuti seminar, workshop, dan pelatihan bagi para anggotanya (Dauda, Ombugadu, dan Aku, 2015; Islam, 2017).
  4. Perguruan tinggi bekerjasama dengan asosiasi profesi akuntan mengembangkan kurikulum yang selaras dengan peluang dan tantangan profesi akuntan di era big data, secara simultan memberikan pelatihan analisis big data dan integrated reporting bagi civitas akademika, sekaligus mengadakan berbagai forum diskusi untuk mencari solusi permasalahan profesi akuntan di era big data (Dauda, Ombugadu, dan Aku, 2015; Islam, 2017).
  5. Pemerintah harus menjamin terciptanya kondisi politik yang stabil, perdagangan bursa saham yang aktif, tingkat kepemilikan saham publik yang tinggi, dan menekan angka suap dan korupsi agar profesi akuntan dapat berkembang secara optimal di era big data (Wallace, 1992; Habib and Zurawicki, 2000).

Sumber:

  • Ahmed, A. (2003) The level of IT/IS Skills in Accounting Programmes in British Universities. Management Research News, [Online] 26. Diperoleh dari https://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/01409170310783709
  • Bean, V. & Medewitz, N., J. (1987) Computer Education: A survey of Accounting Graduates. Journal of Accounting Education, (5). 243-258
  • Belfo, Fernando dan António Trigo. 2013. “Accounting Information Systems: Tradition and Future Directions.” Procedia Technology 9 (December): 536–546
  • Dauda, Ibrahim Adagye, Ombugadu, Bala Azagaku, dan Aku, Sylvester Umbugadu. (2015). Threats and Challenges to Accounting Profession: A Draw Back to The Development of Accounting Practices in Nigeria. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance, and Management Sciences, [Online] Vol. 5, No. 4, pp. 96-104. E-ISSN 2225-8329, P-ISSN 2308-0337. Diperoleh dari https://ideas.repec.org/a/hur/ijaraf/v5y2015i4p96-104.html
  • Habib, M., dan Zurawichi, L. (2002). Corruption and foreign direct investment. Journal of International Business Studies, 33(2), pp. 291-307.
  • Heagy C.D. & Gallum, R.A. (1994) Recommended microcomputer knowledge for accounting graduates: A survey. Journal of Accounting Education, 12(3), 205-210
  • International Federation of Accountants. (2006) Proposed International Educational Practice Statement 2.1 (IEPS 2.1), Information Technology for Professional Accountants. [Online] Diperoleh dari http://www.ifac.org/sites/default/files/meetings/files/3109.pdf
  • Islam, Muhammad Azizul. (2017). Future of Accounting Profession: Three Major Changes and Implications for Teaching and Research.[Online] Diperoleh dari https://www.ifac.org/global-knowledge-gateway/business-reporting/discussion/future-accounting-profession-three-major
  • Wallace, R. S. O. (1992). Growing Pains of Indigenous Accountancy Profession: The Nigerian Experience. Accounting, business and Financial History, [Online] Vol. 2, Issue 1. Diperoleh dari https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09585209200000025

Image Sources: Google Images