Pada metode process costing dan job order costing, ada beberapa yang harus diperhatikan oleh perusahaan seperti adanya pengakuan finished good dan juga work in process. Jelas di dalam process costing, pengakuan finished good akan lebih terlihat dikarenakan mereka memproduksi produk secara massal dan juga secara terus menerus. Bahkan di dalam process costing, mereka juga memerlukan adanya tepat yang besar untuk menampung seluruh departemen yang bekerja untuk membuat produk tersebut.

Dibandingkan dengan parushaaan yang menggunkan job order costing, perusahaan tidak perlu menggunakan banyak ruangan atau tempat dikarenakan pengerjaan hanya per job atau bisa melaluoi jasa percetakan yang menjadi supplier dari jasa custom tersebut. Perusahaan hanya menggunakan ruangan sebagai inventory saja. Pada job order costing, barang yang diproses bisa langsung dikirimkan ke customer tanpa harus lama-lama disimpan di dalam perusahaan tersebut sebagai inventory dikarenakan memang pengerjaannya hanya khusus customer itu saja. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan finished goods akan diakui kemudian setelah perusahaan mengirimkan barangnya kepada customer.

Dengan adanya perbedaan pengakuan finished goods tersebut, membuat perusahaan akan mengubah strategi dalam pencatatan inventorynya dan juga pencatatan terkait dengan sales yang dapat diakui. Untuk sales dari penjualan job order costing bisa saja lebih cepat dicatat dibandingkan dengan process costing dikarenakan harus menunggu produk dapat terjual terlebih dahulu.

Image Sources: SPH