Seperti yang kita ketahui, akuntan merupakan salah satu bagian di dalam perusahaan dengan tugas untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut akan dibaca oleh para stakeholder dan juga salah satu cara untuk memberikan informasi kepada stakeholder terkait dengan kondisi perusahaan.

Kondisi perusahaan khususnya keuangan tentunya akan langsung terlihat di dalam annual report pada bagian laporan keuangan, namun sepertinya untukĀ  masa saat ini, tidak cukup jika perusahaan hanya menyampaikan atau men-disclose informasi terkait dengan laporan keuangan saja, sedangkan banyak factor lain yang mempengaruhi bisnis perusahaan tersebut. Contoh informasi yang dapat diberikan kepada calon investor atau investor terkait dengan pertanggung jawaban perusahaan atas kegiatan bisnis yang dilakukan adalah adanya informasi terkait dengan carbon emission.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap rumah atau kantor, bahkan proses bisnis tidak bisa lepas dari listrik, apalagi saat pandemic COVID 19 terjadi. Banyak yang melakukan kegiatan secara online dan juga dari rumah, sehingga konsumsi listrik oleh karyawan yang melakukan WFH akan bertambah, sementara ini bisa saja tidak dapat dideclare oleh perusahaan dikarenakan biaya atau konsumsi tersebut bercampur dengan konsumsi rumah tangga. Dengan adanya fenomena tersebut, maka perusahaan dapat dinyatakan memiliki Scope 2 Carbon Emission yang berbunyi bahwa adanya Gas emisi rumah kaca yang secara tidak langsung dikonsumsi perusahaan dikarenakan adanya konsumsi listrik, penghangat, pendingin, dan uap.

Dengan adanya sistem WFH ini akan membuat akuntan sulit untuk menginformasikan berapa biaya listrik yang muncul akibat adanya sistem WFH. Jika terkait dengan issue maraknya carbon emission, akuntan bisa merekomendasikan kepada perusahaan untuk memberikan asset kepada karyawannya berupa laptop untuk bekerja dari rumah dan juga konsumsi listrik dari laptop yang sedikit sehingga menggurangi adanya emisi karbon.

Image Sources: SPH