Di dalam melakukan usaha, tentunya perusahaan harus bisa mengetahui mana yang akan masuk ke dalam kategori variable cost dan mana yang akan masuk ke dalam kategori fixed cost. Perusahaan harus bisa menentukan strategi di dalam menurunkan biaya di dalam sebuah produk tersebut, baik untuk variable cost maupun fixed cost dalam produk tersebut.

Jika perusahaan mengetahui cost behavior, maka akan mudah bagi perusahaan untuk dapat menentukan strategi penurunan cost tersebut. Misalnya jika perusahaan yang memiliki banyak fixed cost memerlukan adanya penambahan di dalam produksi barang dan juga menjualnya dengan menggunakan promo seperti promo buy one get one atau melakukan promo tersebut agar mendapatkan sales yang banyak dan berdampak pada produksi yang banyak. Misalnya jika adanya promo buy one get one pada perusahaan minuman atau beverage yang baru dibuat pada saat adanya pesanan dari konsumen, maka mereka bisa membuat promosi buy one get one dengan menyebarkannya ke social media dan kemudian jika ada order, maka minuman tersebut baru dibuat. Dibandingkan dengan makanan atau minuman instan atau juga barang lainnya yang bisa dibuat terlebih dahulu, maka hal ini menjadi berbeda, mereka akan memproduksi terlebih dahulu dibandingkan dengan mempromosikannya untuk penjualan lebih banyak.

Untuk variable cost sendiri, dikarenakan di Indonesia paling banyak dari direct material dibandingkan direct labor yang dikategorikan sebagai fixed cost, maka perusahaan bisa mencari beberapa vendor dengan menggunakan kriteria:

  1. Harga lebih murah
  2. Kualitas yang sesuai standard perusahaan
  3. Service yang bagus
  4. Term of payment yang sesuai dengan kebijakan perusahaan

Image Sources: SPH