Sebagai seorang akuntan, kita tentu perlu mengetahui berbagai macam bisnis yang ada di dalam industry, termasuk industry game. Selama ini masih banyak perdebatan antara Virtual Currency dengan Virtual Item Purchase yang ada di dalam game dan digunakan untuk melakukan pembelian item di dalam game baik untuk skin, weapon, atau aksesoris lainnya yang bisa membantu dan/atau sebagai kosmetik di dalam game. Misalnya jika teman-teman bermain game dengan top up menggunakan fresh money untuk membeli diamond in game, lalu diamond itu digunakan untuk membeli skin, maka diamond dan skin disebut sebagai item in game. Sementara itu, jika para gamer top up menggunakan fresh money dan mengubahnya menjadi Razer Gold, Razer Gold menyebut diri mereka sebagai Virtual Credit yang nantinya bisa mendapatkan bonus Razer Silver dan juga dapat melakukan transaksi untuk game lainnya seperti Mobile Legend, Garena Shell, Genesis Crystal, dan juga “mata uang” in game lainnya.

Dengan kompleksnya pembelian in game, ini akan menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi para auditor untuk bisa melacak adanya berbagai macam pembelian yang dapat terjadi dan juga harus dapat menentukan sampel dengan tepat untuk melakukan audit tersebut. Transaksi yang terjadi bisa sangat banyak dan bisa juga memerlukan adanya Artificial Intelligence untuk membantu auditor dalam mengaudit jutaan transaksi pembelian in game tersebut.

Selain itu, bukan hanya item yang bisa dibeli di dalam game, namun juga subscription seperti battle pass yang ada di dalam game atau untuk meningkatkan komunitas yaitu dengan menaikan level guild sebagai salah satu contohnya. Nantinya kecanggihan teknologi mampu mendeteksi transaksi tersebut dan juga dapat memvalidasi transaksi yang dilakukan oleh customer atas purchase in game tersebut.

Image Sources: SPH