Raw Material yang dibeli tidak bisa dikategorikan sebagai biaya jika memang baru dibeli dan belum digunakan. Biaya bahan baku langsung bisa muncul jika memang raw material tersebut sudah digunakan oleh perusahaan tersebut dan memprosesnya menjadi bahan yang sedang diproses atau work in process. Dengan adanya penggunaan bahan baku tersebut, maka perusahaan baru bisa mengakui raw material tersebut sebagai biaya yang keluar di periode tersebut.

Raw Material yang dibeli, maka harus dicatat ke dalam raw material inventory sebelum digunakan dan penempatan raw material inventory tersebut adalah di dalam salah satu departemen yang bertanggung jawab atas inventory tersebut. Jika memang bagian produksi ingin menggunakan raw material tersebut, maka mereka harus menerbitkan material requisition sebagai salah satu prosedur. Setelahnya maka raw material akan keluar dari unit tersebut dan kemudian akan dikirimkan ke bagian produksi agar diproses lebih lanjut.

Pada saat raw material sudah digunakan oleh bagian produksi, maka kita bisa mengakuinya sebagai cost yaitu direct material cost dan jika ada raw material yang belum sempat diproduksi atau masih sisa,maka raw material tersebut akan masuk ke dalam bagian inventory.

Bayangkan jika setiap raw material selalu dikategorikan sebagai biaya, maka tidak akan ada control atas penggunaan material tersebut dan pada akhirnya akan memungkinkan adanya fraud akibat tidak adanya control tersebut. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan menganggap bahwa raw material sudah menjadi cost mulai dari awal perusahaan tersebut membeli raw material, sehingga semua transaksi yang terjadi dari raw material tersebut tidak perlu dipantau.

Image Sources: SPH