Dalam sebuah laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntan untuk menggambarkan laju pergerakan dalam suatu periode, mencakup informasi yang sangat luas yang terdiri dari informasi keuangan dan non-keuangan. Untuk membantu investor dalam menentukan kepercayaan kedepan dan bagaimana performa perusahaan dapat diidentifikasi secara lebih lanjut, tidak akan cukup apabila hanya disajikan dengan menggunakan informasi keuangan. Walaupun informasi keuangan lebih mudah dipahami dan dimengerti dengan adanya bantuan visualisasi grafik atau pergerakan angka yang dapat dihitung dengan menggunakan rasio, pengguna laporan perlu adanya penyajian informasi secara kualitatif yang memberikan keterangan secara lebih detail dan rinci agar dapat diketahui dengan pasti terkait dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan hingga kini, khususnya bagaimana mereka mampu menjaga stabilitas untuk mempertahankan perusahaan secara berkelanjutan.

Membahas lebih lanjut, bagaimana Kartikahadi et al., (2019) menjelaskan penyajian informasi non keuangan perlu disampaikan secara relevan dan terpercaya yang meliputi seluruh aktivitas yang berlangsung, sehingga seluruh informasi dapat tersampaikan secara menyeluruh dan lengkap untuk membantu investor dalam mengetahui kegiatan apa saja yang telah dijalankan oleh perusahaan. Dalam menjalani suatu bisnis sebagaimana yang disampaikan dalam Bruch & Adkins, (2015) dengan semakin majunya pertumbuhan global di era knowledge-based dan inovasi telah menghantarkan berbagai perubahan, sehingga diperlukan adanya strategi yang berkualitas dalam menentukan arah performa perusahaan kedepan.

Melalui berbagai tahapan yang disusun oleh pemimpin dalam membangun strategi manajemen untuk mencapai tujuan secara efektif, semua akan tercatat dalam laporan keuangan sebagai informasi non-keuangan yang membantu para pengguna untuk mengetahui akan bagaimana perusahaan menjalani pengelolaan manajemennya, seberapa jauh strategi yang telah dicapai, bagaimana perusahaan mampu mengidentifikasi risiko, dan bagaimana nilai yang dibranding kan oleh perusahaan di pasar melalui aktivitas CSR dan pembangunan masyarakat (Gunawan & Tin, 2019). Informasi-informasi tersebut baik dalam informasi keuangan ataupun non keuangan memberikan berbagai fungsi ke seluruh pihak pengguna laporan keuangan, khususnya investor terkait dengan menganalisis dan mempertimbangkan potensi suatu industri di pasar dengan mengadopsi laporan yang tersaji, dimana terdapat beberapa indikator utama yang menjadi faktor penentu tindakan investor dan pihak lainnya, seperti indikator ekonomi yang melihat bagaimana perusahaan mampu memenuhi kebutuhan pasar dan melaksanakan kegiatan produksi yang bertujuan memaksimalkan pendapatan serta mampu mengalokasikan penggunaan dana secara tepat melalui integrasi informasi yang dihantarkan antar pihak (Murray et al., 2017).

Kemudian, melalui indikator tata kelola perusahaan dapat melihat bagaimana sistem manajemen dan pengendalian yang berlangsung telah berjalan secara relevan dan memadai, sehingga informasi yang diberikan dapat meningkatkan keandalannya untuk terbebas dari unsur kecurangan ataupun informasi asimetris (Rajnoha & Lorincova, 2015). Dalam peranannya di dunia bisnis, informasi non keuangan dapat membantu mengungkapkan kemampuan manajerial perusahaan untuk dapat menghasilkan kinerja performa yang berkelanjutan dengan meminimalisir tindakan kecurangan seperti manipulasi laba dan mencatatnya secara kualitatif dengan bahasa yang mudah dipahami dan naratif. Selain itu, dalam Warren et al., (2017) menjelaskan bagaimana performa non keuangan dapat membantu pengukuran penyingkapan laporan keuangan terkait dengan kompensasi, kepuasan pelanggan, pendekatan karyawan, dan keterbukaan terhadap inovasi untuk meningkatkan ketahanan perusahaan secara berkelanjutan.

Pelaporan naratif dapat membantu di pasar, bila di Indonesia seperti Bursa Efek Indonesia terkait dengan bagaimana perusahaan yang Go-Public mampu bersaing secara global dengan membangun suatu nilai yang menjadi keunikannya untuk dapat memperoleh kepercayaan para investor dalam membangun bisnis dan komunitas melalui implementasi CSR yang tercatat sesuai dengan strategi perusahaan. Lalu sebagai contoh berikutnya, bagaimana pengungkapan laporan naratif yang terbentuk dalam laporan 10-K di Amerika telah banyak membantu mengungkapkan prospek kinerja pada perusahaan yang terdaftar dalam Security Exchange Commision (SEC), dimana melalui pengembangan hipotesis Management Obsfuscation dapat terlihat bahwa semakin tinggi peranan dan kualitas manajer, semakin besar pula kemungkinan terjadinya manipulasi laba dan unsur sindikat kegiatan lainnya. Oleh karena itulah mengapa dalam laporan keuangan yang terdiri dari informasi keuangan dan non-keuangan sangat penting karena selain mencerminkan kapabilitas dari perusahaan juga berperan sebagai landasan dasar bagi investor dan pimpinan untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan untuk memahami lebih lanjut pergerakan perusahaan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat mengambil keputusan yang berorientasi kedepan.

REFERENSI:

  • Bruch, G. S., & Adkins, A. N. (2015). Accounting. In The OECD Convention on Bribery. https://doi.org/10.1007/CBO9781139565332
  • Gunawan, J., & Tin, S. (2019). The development of corporate social responsibility in accounting research: evidence from Indonesia. In Social Responsibility Journal. https://doi.org/10.1108/SRJ-03-2018-0076
  • Hans Kartikahadi, R. U. (2019). AKUNTANSI KEUANGAN BERDASARKAN SAK BERBASIS IFRS EDISI KETIGA. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia
  • Murray, A., Skene, K., & Haynes, K. (2017). The Circular Economy: An Interdisciplinary Exploration of the Concept and Application in a Global Context. Journal of Business Ethics, 140(3), 369–380. https://doi.org/10.1007/s10551-015-2693-2
  • Rajnoha, R., & Lorincova, S. (2015). Strategic Management of Business Performance Based on Innovations and Information Support in Specific Conditions of Slovakia. Journal of Competitiveness, 7(1), 3–21. https://doi.org/10.7441/joc.2015.01.01
  • Warren, C. S., Reeve, J. M., Duchac, J. E., Wahyuni, E. T., & Yusuf, A. A. (2017). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia (Edisi 4). In Salemba Empat.

Image Sources: Google Images