Dalam menjalani aktivitas operasionalnya yang meliputi serangkaian kegiatan transaksi dan produktivitas yang berlangsung, perusahaan harus dapat menceritakan seluruh rangkaian prosesnya dengan detail yang tersajikan dalam laporan keuangan yang disusun oleh akuntan. Dalam Bruch & Adkins, (2015) mengungkapkan bagaimana akuntansi berperan penting dalam menggambarkan performa kinerja suatu bisnis dan industri selama periode yang berjalan dengan menyajikan informasi yang mudah dipahami dan membantu proses pengambilan keputusan bagi seluruh pihak kepentingan. Untuk memastikan bahwa proses penyajian laporan keuangan sudah berjalan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku, akuntan professional sebagai profesi yang melaksanakan serangkaian prosedur akuntansi perlu melihat secara keseluruhan bahwa setiap data transaksi yang diperoleh (dokumen, invoice, dan sebagainya) telah tercatat sesuai pada akun tempatnya dan dapat dikomunikasikan dengan efektif.

Berdasarkan buku “Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS” Edisi Ketiga oleh Kartikahadi et al., (2019) menyatakan bagaimana tujuan informasi keuangan adalah untuk memberikan jaminan informasi kepada seluruh pihak dari pengguna laporan baik dari sisi internal berupa manajemen dan pimpinan dalam mengambil keputusan dan pihak eskternal berupa investor, kreditur, masyarakat, pemerintah, dan lainnya terkait dengan posisi keuangan perusahaan yang membantu dalam menentukan tindakan terkait dengan melanjutkan menaruh kepercayaan lebih jauh atau tidak. Suatu informasi perlu disampaikan secara terperinci dan menyeluruh dengan mengacu kepada ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang menjadi pedoman dalam mengakui suatu transaksi kedalam laporan keuangan agar dapat menghindari terjadinya risiko yang merugikan seluruh pihak.

Selain itu, dalam Kieso et al., (2010) mengatakan bahwa penyajian laporan keuangan berisi tentang informasi laju perekonomian suatu perusahaan yang berlangsung sebagai landasan untuk mengetahui pergerakan perusahaan setiap periode yang berjalan. Oleh karena itulah bila kita mengupas tuntas lebih lanjut dapat terlihat mengapa informasi keuangan yang tersaji dalam laporan perusahaan merupakan hal yang sangat penting bagi penentuan keberlanjutan perusahaan dan bersifat vital sebagai tonggak dunia industri, karena dari situlah dapat terlihat progress yang berjalan apakah mengalami kenaikan atau penurunan, apakah perusahaan mampu melanjutkan pengoperasiannya secara jangka panjang atau berpotensi mengalami kebangkrutan, dan bagaimana tingkat pengelolaan perusahaan dapat terlihat dari hasil proyeksi angka pendapatan dan pengeluaran pada laporan keuangan.

Kemudian, bagaimana informasi keuangan dapat memproyeksikan seluruh aktivitas transaksi yang berlangsung, sehingga dapat membantu pengukuran dan analisis terkait dengan bagaimana setiap bagian seperti penjualan, pembelian, hingga keuangan mampu mengalokasikan dana pengeluaran dengan efektif dan efisien untuk memperoleh laba yang maksimal. Lalu, dengan adanya informasi angka akan sangat memudahkan bagi pengguna laporan untuk memahami bagaimana perusahaan memanfaatkan sumber daya nya secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pasar secara berkelanjutan. Untuk dapat mempermudah pembaca terkait dengan mengapa informasi keuangan adalah hal yang sangat penting bagi seluruh pihak pemangku kepentingan, berikut penulis akan membuatnya dalam bentuk tabel untuk memperingkas isi jawaban secara keseluruhan:

No Tujuan Informasi Keuangan

Internal                                                         Eksternal

Internal Eksternal
 

1

Pihak yang bersangkutan adalah seluruh

divisi     dalam     perusahaan     termasuk pimpinan untuk mengambil keputusan.

Pihak yang terhubung dengan perusahaan adalah investor, kreditur, bank, dan lainnya.
 

2

Membantu melakukan pengukuran dan

evaluasi penilaian manajemen terkait dengan pengelolaan perusahaan.

Menjadi       pedoman      yang       membantu

menentukan tindakan untuk tetap menaruh kepercayaan atau tidak.

 

3

Membantu meningkatkan pengalokasian asset dan dana yang dikelola secara tepat

dan efektif.

Memudahkan menganalisis laju performa perusahaan dengan mencari EPS, BOPO,

ROA dan ROE.

 

 

4

Membantu proses penyusunan strategi alternatif untuk mengantisipasi risiko yang tidak diinginkan di masa depan. Mengidentifikasi kemampuan perusahaan apakah dapat berlanjut atau berpotensi bankrut serta memudahkan penelusuran

auditor terhadap kegiatan perusahaan.

 

 

5

Memastikan tidak adanya tindakan fraud atau anomali yang mengundang kerugian bagi perusahaan dan seluruh pihak. Memberikan informasi yang dapat menjadi pembandingan dengan industri lainnya.

 

REFERENSI:

  • Bruch, G. S., & Adkins, A. N. (2015). Accounting. In The OECD Convention on Bribery. https://doi.org/10.1007/CBO9781139565332
  •  Hans Kartikahadi, R. U. (2019). AKUNTANSI KEUANGAN BERDASARKAN SAK BERBASIS IFRS EDISI KETIGA. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia
  • Weagant, Kieso, and Kimmel. 2010. Accounting Principle 12th. Wiley

Image Sources: Google Images