Ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang berbagai fenomena alam dalam bentuk fisik yang bisa dilihat dan dipelajari oleh manusia. Berdasarkan pengertian bebas yang dimaksudkan dengan ilmu fisika adalah ilmu mengenai alam dimana di sana dipelajari  unsur-unsur dari pembentuk alam semesta serta berbagai gaya yang terdapat di dalamnya juga akibat-akibatnya yang mencakup rentang yang luas dari partikel sub atom yang membentuk materi hingga kelakuan alam semesta sebagai suatu kesatuan kosmos. Dari pengertian tersebut dapat terlihat bahwa unsur-unsur yang ada dalam system fisika, di mana ini bisa menunjukkan keteraturan dan juga ketidakteraturan, karena alam bersifat dinamis. Karena itulah banyak hal yang dipelajari dalam ilmu fisika. Ada pembahasan tentang energi panas, pergerakan dalam talang yang menimbulkan momentum, perubahan cahaya dan dampaknya bagi mata yang biasa dikenal dengan fisika optic. Bahkan termasuk fisika modern yang membahas tentang atom. Semua ketidakteraturan dalam ilmu fisika tersebut dapat dikenal dengan nama entropi

Apa yang dimaksudkan dengan entropi? Entropi adalah sebuah kata yang menggambarkan dari ketidakteraturan yang ada dalam sebuah sistem fisika. Seperti diketahui semua sistem yang ada di sekitar kita akan cenderung dalam perjalalannya menjadi semakin tidak teratur. Ketidakteraturan tersebut membuat system tersebut mengalami hal yang disebut dengan peningkatan entropi. Sebagai contoh adalah buah-buahan yang bisa kita lihat di alam ini. Buah-buahan yang kita lihat, dan juga bahkan kita nikmati bisa mengalami pembusukan dan juga bisa mengalami pelapukan. Buah-buahan tidak akan mengalami pelapukan bila mengeluarkan energi yang dimilikinya. Maka pertanyaan kita adalah, apa yang dimaksud dengan entropi dalam fisika?

Entropi merupakan instilah yang khas ada dalam dunia fisika. Ketika digambarkan dengan pernyataan bahwa entropi mengalami peningkatan artinya penegasan bahwa terdapat kecenderungan semua system fisika sedang menuju ke arah ketidakteraturan yang tinggi. Konsep entropi dalam fisika  dikenal dalam hukum termodinamika dimana menyatakan bahwa bila total energi dari suatu system akan tetap konstan meskipun mengalami perubahan bentuk dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dan ini biasa disebut dengan konservasi energi. Ini biasa dikenal sebagai hukum pertama dalam termodinamika. Hukum kedua berkaitan dengan termodinamika adalah bahwa panas tidak akan pernah bisa dialirkan secara alami dari tempat yang memiliiki suhu yang lebih rendah ke tempat yang memiliki suhu yang lebih tinggi. Jika kemudian panas-panas ini digabungkan, maka dua dari 3 hukum dalam konsep termodinamika ini menegaskan bahwa dengan berjalannya waktu maka dalam satu system yang tertutup akan dipertahankan energi yang ada secara konstan atau tetap yang akan menyebabkan terjadinya distribusi energi secara tetap dalam tempat tersebut.

Kemudian bagaimana penggambaran konsep enropi ? marilah kita awali dengan melihat bagaimana entropi tersebut tercipta. Pertama kita lihat, suatu balok  logam dengan suhu 100 derajat Celsius yang kemudian diletakkan dalam suatu wadah logam yang mana wadah tersebut memiliki suhu kamar. Kita buat asumsi bahwa system yang ada tersebut telah tersekat dari lingkungan luar yang ada dengan baik sehingga tidak ada gangguan dari luar lingkungan yang ada. Dalam berjalannya waktu, maka dapat kita lihat bahwa kedua benda tersebut akan mengalami perubahan temperatur yang sama. Apabila sebelum mengalami penggabungan blok tersebut berada dalam kondisi yang cukup panas untuk mampu membuat air mendidih, maka kini kemampuannya mengalami pengurangan meski jumlah energi total dalam system yang ada tidak mengalami pengurangan sama sekali. Di sini terdapat kehilangan kemampuan untuk blok logam tersebut bisa mendidihkan air. Hilangnya kemampuan dalam menjalankan kemampuan logam panas tersebut untuk mendidihkan air merupakan ciri utama dari entropi. Proses peningkatan entropi tersebut dapat terjadi dengan beragam cara dan juga berbagai cara dan juga proses peningkatan dari entropi tersebut dapat terjadi secara ireversibel, atau tidak bisa dibalik.

Apakah entropi dapat mengalami penurunan? Maka jawabannya adalah dapat. Entropi dapat mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu meskipun dalam system yang lebih besar total entropi mengalami peningkatan. Sebagai contoh, dalam ilmu alam, dalam ilmu biologi adalah tanaman yang dalam sistem yang terbuka akan mengkonsumsi energi dan juga zat makanan yang ada dari lingkungannya. Dengan cara ini maka tanaman akan menghasilkan buah-buahan. Begitu juga dengan mereka yang bekerja untuk melakukan perawatan gedung dan secara teknis mempergunakan energi dan materi dalam melakukan perawatan dari gedung-gedung yang ada. Dengan begitu bila dijumlahkan maka penurunan dari entropi yang ada dalam satu subsistem akan mampu untuk diimbangi dengan adanya kenaikan entropi di dalam sub sistem yang lain yang mengakibatkan kenaikan dari nilai total entropi yang ada. Dalam hukum entropi di dalam konsep termodinamika dikatakan bahwa jika ada penggabungan system internal maupun eksternal maka jumlah entropi secara netto pasti akan mengalami peningkatan. Dengan begitu maka hukum entropi akan tetap berlaku.

Yang menarik adalah bahwa konsep entropi ini bisa diaplikasikan dalam ilmu ekonomi. Georgescu Rogen, matematikawan dan fisikawan dari Rumania yang menelurkan konsep entropi ini, sebagaimana disampaikan dalam Diwany ( 2003 ) menyatakan bahwa konsep entropi ini juga bisa berlaku untuk perekonomian. Mengapa ? karena harus kita sadari bahwa kegiatan ekonomi tidak akan terjadi dalam sistem yang tertutup. Dalam skala global kita menerima energi entropi yang rendah dan matahari setiap harinya dimana ini merupakan hal yang gratis. Energi tersebut membuat manusia dan semua yang ada di alam bisa menjalani kehidupan. Yang perlu diketahui adalah bahwa konsep entropi berbeda dengan konsep mekanika yang dikeluarkan oleh Isaac Newton. Dalam konsep mekanika yang diajarkan oleh Newton dikatakan bahwa dalam dunia permesinan dan juga proses-proses mekanis. Akan tetapi perbedaan konsep entropi dengan mekanika Newton adalah proses mekanika pada dasarnya merupakan proses yang bersifat reversible, dimana sebagai contoh bola dan benda yang bergerak dapat Kembali ke posisi semula setelah dijatuhkan, atau ditendang. Dalam konsep entropi yang berlaku adalah sebaliknya. Dimana dalam proses ini peningkatan entropi dapat terjadi secara ireversibel

Dalam ilmu ekonomi, bila entropi ingin diterapkan pada proses ekonomi, maka akan melibatkan proses yang tidak reversible atau tidak bisa dibalik  dari sumber daya entropi yang rendah menuju suatu kondisi dengan tingkat entropi yang lebih tinggi. Konsep yang menganut proses searah ini pada dasarnya bertentangan dengan ide yang Bernama revocability dimana sesuautu bisa dibatalkan atau diubah di dalam proses ekonomi yang ada. Dalam perekonomian di masa yang lalu di mana masih dijalankan dengan cara barter, seseorang dipastikan menyimpan bentuk kekayaaannya dalam bentuk asset fisik, dimana dengan begitu ia akan mengeluarkan biaya penyimpanan. Seiring dengan berjalannya waktu maka biaya yang dikeluarkan akan mengalami peningkatan. Ini juga sangat tergantung dari sifat asset dimana setiap orang yang menyimpan kekayaannya maka harus mengeluarkan biaya penyimpanan.

Berkaitan dengan ekonomi juga, dalam kegiatan yang dilakukan sehari-hari sangat mungkin seseorang akan memberikan pinjaman dalam bentuk fisik kepada orang lain. Kemudian bagaimana dengan biaya penyimpanan yang terjadi Ketika kekayaan tersebut sedang dipinjamkan ? hal inilah yang terjadi dalam perekonomian modern. Terutama dalam perekonomian modern dimana tidak lepas dari konsep bunga. Bagaimana kalau konsep ekonomi modern ini kita masukkan ke dalam kasus peminjaman sapi maka hal ini berarti bahwa peminjam sapi tersebut harus mengembalikan sapi yang dipinjam dalam kondisi dan Kesehatan yang sama saat dipinjam plus juga ada imbalan berupa bunga yang harus ditawarkan. Salah satu ciri yang terlihat jelas dari konsep ini adalah dalam system ekonomi yang berbasis bunga maka pihak yang memberikan pinjaman berupa sapi harus memberikan tambahan biaya yang seharusnya ditanggung  oleh pemilik sapi selaku pemberi pinjaman kepada pihak yang meminjam. Tindakan melakukan pemungutan bunga dari uang yang dipinjamkan pada dasarnya tidaklah sesuai dengan aspek produktivitas dari aspek fisik nilai uang yang dipinjamkan tersebut. Dalam aplikasi bunga sebagai salah satu bentuk imbalan, maka nilai moneter dari suatu benda yang bergerak secara bebas harus mengikuti konsep deret ukur yang tidak terhingga. Hal ini tidak akan terjadi dalam system ekonomi barter karena nilai asset dalam barter akan mengalami penurunan. Sedang dalam system ekonomi modern nilai asset tidak akan pernah mengalami penurunan nilai. Dari sini dapat terlihat bahwa konsep dan skema bunga yang berlaku dalam system keuangan modern terasa memberatkan. Dalam system keuangan modern terdapat perbedaan antara bunga sederhana dengan konsep bunga berbunga. Pada konsep bunga yang sederhana, pembebanan akan bunga hanya dilakukan pada pokok hutang saja. Sedangkan pada konsep bunga yang berbunga, pembebanan akan bunga dilakukan dalam jumlah pokok dan bunga dalam jangka waktu tertentu.

Untuk memahami konsep bahaya Dari konsep bunga berbunga ini, maka mari kita bayangkan apabila kita hidup di jaman dahulu dan kita tidak memiliki bahan makanan sama sekali. Dengan asumsi bahan makanan yang dimakan adalah gandum dan makanan yang dimakan adalah roti. Kita datang ke seseorang yang kita tahu memiliki kelebihan roti dan meminjam 100 roti pada orang tersebut. Pihak yang memberikan pinjaman percaya bahwa kita akan menghormati syarat yang diberikan olehnya untuk bisa melakukan pembayaran Kembali. Dikatakan bahwa setelah setahun, maka jumlah total pembayaeran adalah sebanyak 100 batang roti ditambah dengan lima roti sebagai bunganya. Jika sampai tidak dibayr=arkan, maka jumlah yang harus dibayar adalah digabungkan dengan pokok pinjaman dari roti tersebut sehingga pokok pinjaman adalah 105 batang roti. Bila belum dibayar lagi untuk periode berikutnya maka pokok pinjaman adalah seratus sepuluh dan dengan bunga seperempat batang roti.

Sudah pasti hal ini akan memberatkan dan juga membahayakan karena roti akan mengalami pembusukan bila konsep entropi energi yang dilihat. Sedangkan bila diaplikasikan pada bunga yang tidak mengalami pembusukan juga memberatkan bagi pihak yang melakukannya. Dengan menganalogikan pada konsep roti tersebut maka bisa dikatakan bahwa Ketika jumlah suku bunga mengalami peningkatan maka entropi juga dipastikan akan mengalami peningkatan. Dengan semakin tingginya suku bunga maka berbagai biaya yang lain juga akan mengalami peningkatan. Termasuk juga biaya kerusakan lingkungan yang terjadi di bumi sebagai akibat dari berbagai produksi yang ada.

Mengapa hal tersebut perlu dibahas ? karena sangat berkaitan dengan kenaikan dari entropi yang terjadi di bumi secara global. Dalam satu hal, manusia untuk keperluannnya perlu mendapatkan energi dari berbagai sumber daya seperti energi dari cahaya matahari yang akan menimbulkan entropi yang rendah. Selain itu juga manusia juga bisa memperoleh energi potensial cahaya matahari yang disimpan dalam minyak bumi dan juga batu bara yang akan berdampak pada entropi yang lebih tinggi. Dengan terus bersinarnya matahari maka akan terjadi kenaikan entropi yang sebenarnya diharapkan tidak perlu terjadi.

Permasalahan fisik yang berkaitan dengan kenaikan entropi dunia yang tidak perlu terjadi ini dapat dilihat dari besarnya jumlah pinjaman luar negeri dari negara-negara dunia ke tiga yang ddikuti juga dengan tingkat kerusakan hutan yang parah yang terjadi. Beberapa negara seperti Meksiko dan Brazil dikenal sebagai negara berkembang yang juga terjebak dengan krisis ekonomi, hutang luar negero serta juga menyumbang bagi kerusakan hutan yang cukup besar. Pada Juni 2021 jumlah hutang luar negeri Brazil mencapai 561,32 milyar dollar AS dan jumlah hutang luar negeri Meksiko juga tercatat pada angka 468,72 milyar dollar AS. Jauh di atas hutang luar negeri Indonesia yaitu sekitar 402 milyar dollar AS. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya terdapat hubungan antara entropi dengan tingkat kemiskinan yang ada di negara-negara tersebut dimana hutang luar negeri plus bunganya  telah menjadi beban bagi kehidupan Masyarakat di negara berkembang. ( Mohamad Heykal )

Disarikan dari Bab Entropi Energi dari buku The Problem With Interest, Tareq El Diwany ( 2003 )

 

Image Sources: Google Images