Islam sebagai agama berusaha memberikan panduan bagi umat manusia baik dalam kehidupan beribadah maupun bermuamalah, dimana juga berupaya  mengatur bagaimana hubungan antara manusia dengan Allah Subhananhu WaTaa’a  serta juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia dalam hal bisnis, ekonomi dan politik atau biasa dikatakan sebagai hal muamalah. Dengan kata lain ia  juga merupakan satu konstitusi sosial bagi para penganutnya.  Termasuk dalam hal ini adalah dalam hal ekonomi, dimana terdapat satu sistem ekonomi  yang memiliki konsep yang berbeda dengan sistem ekonomi konvensional. Salah satu implementasinya  adalah konsep ekonomi yang dijalankan tanpa riba melalui konsep entitas syariah yaitu lembaga keuangan syariah. Entitas syariah mulai berkembang  secara lebih pesat dengan perkembangan berbagai bank syariah pasca lahirnya UU Perbankan pada tahun 1998, diawali dengan berdirinya PT Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999 ( kini dikenal dengan nama PT Bank Syariah Indonesia ) . Pendirian berbagai entitas syariah tersebut kemudian juga melahirkan  berbagai akad pembiayaan yang ada dan menjadi karakteristik dari entitas keuangan syariah. Dalam hal ini proses pengambilan keputusan yang dilakukan di dalam entitas syariah tersebut juga harus dilandasi dengan  juga semangat kerja yang dilandasi dengan spiritualitas. Apa yang terjadi pada bank syariah  menunjukkan bahwa konsep syariah muamalah merupakan satu sarana yang bersifat inklusif dan juga lengkap dalam mengatur kehidupan manusia. Dengan begitu pihak pihak yang terlibat di dalam bank syariah diharapkan dapat memiliki spiritualitas semangat kerja  yang menunjang mereka dalam menjalankan tugasnya di dalam entitas syariah. Termasuk dalam mengambil keputusan berkaitan dengan pembiayaan syariah, dimana spiritualitas tidak selalu harus dikaitkan dengan konsep agama secara spesifik.  Dalam penelitian yang bersifat literatur studi yang dibuat oleh Long di tahun 2015  dikatakan bahwa spiritualitas yang ada dalam pekerjaan akan membuat pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang tersebut bisa memberikan makna, bisa memberikan motivasi dan juga bisa memberikan dampak sosial. Spiritualitas yang ada dalam pekerjaan juga bisa memberikan rasa mengembangkan aktualisasi diri di dalam seseorang serta akan berdampak pada semangat kerja yang dijalankan. Studi empiris yang dilakukan oleh Afsar dan Badir ( 2016 ) juga menyatakan bahwa adanya spiritualitas semangat kerja memberikan dampak pada kelayakan hubungan antara orang dengan pekerjaan dan juga memberikan dampak pada inovasi dalam perilaku pekerjaan.

Spiritualitas dan spiritualitas semangat kerja

Pembahasan tentang spiritual seringkali dikaitkan dengan agama.  Dalam penelitian  yang dilakukan oleh Gothheil di tahun 2006  dalam disertasinya dikatakan bahwa spiritiual dan agama berasal dari sumber yang sama, akan tetapi memiliki tujuan yang berbeda. Smith ditahun 2001  juga mengatakan bahwa kebutuhan manusia akan Tuhan sama dengan kebutuhan akan manakan dan minuman. Meskipun spiritualitas tidak selalu sama dengan konsep religi atau agama,akan tetapi dalam konteks ilmu psikologi religi akan selalu  sangat berdekatan dengan konsep spiritual. Hal ini menurut mereka bahwa agama berkembang seiring dengan adanya pertanyaan tersebut. Gothheil ( 2006 ) yang merujuk pada Houston Smith yang dikeluarkan pada 1958 mengatakan bahwa religi atau agama memiliki beberapa hal yang selalu muncul dan ada secara bersamaan. Dalam konteks hubungan antara spiritual dengan religi maka pandangan Pargament di tahun 1997 juga menegaskan bahwa spiritualitas merupakan konteks ;pribadi dari religi atau agama.. Spiritualitas sendiri berasal dari kata yang berasal dari tahun 1250, dari kalimat berbahasa Perancis espirit  dimana berarti nafas dari kehidupan. Kata spirit juga berasal dari bahasa latin yang berarti nafas dan atau jiwa. dikatakan bahwa spiritualitas  adalah sesuatu yang tidak nampak akan tetapi  di dalam pekerjaan yang akan membantu memberikan tenaga atau energi untuk melakukan sesuatu.. Dalam kaitan antara religi dan agama ini serta berkaitan pula dengan spiritualitas  terdapat ukuran yang dikembangkan oleh Adawiah dan Pramuka ( 2017 ). Dalam penelitian yang memfokuskan pada spiritualitas di tempat kerja tersebut dihasilkan 13 indikator adanya spiritualitas Islam dalam konteks dunia bisnis di Indonesia, dimana diharapkan dari hasil penelitian tersebut bisa dimanfaatkan oleh pihak divisi sumber daya manusia yang ada di berbagai perusahaan. Spiritualitas yang terjadi dalam dunia kerja banyak dibicarakan saat ini.Diantaranya adalah pembahasan tentang definisi dari spiritualitas semangat kerja yang dilakukan oleh Fagley dan Adler di tahun 2012  yang menyatakan bahwa spiritualitas semangat kerja merupakan 1 konsep yang menegaskan bahwa para pegawai dapat menemukan tujuan dari hidup yang dijalaninya, juga membangun hubungan yang kuat dengan para rekan kerjanya serta membangun satu hubungan antara nilai-nilai yang dipercayainya dengan tujuan dari organisasi tempatnya bekerja. Dari sini dapat dilihat bahwa spiritualitas semangat kerja merupakan hal yang menghubungkan antara keyakinan pribadi dengan nilai yang ada dalam organisasi dan juga dalam perusahaan. Pembahasan yang dilakukan oleh Fagley dan Adler ini juga menekankan pentingnya apresiasi atau penghargaan sebagai faktor yang akan menunjang kesuksesan dalam dunia kerja.  Dalam penelitian yang dilakukan oleh Milliman Et al di tahun 2003  dikatakan bahwa meskipun merupakan hal yang abstrak, spiritualitas semangat kerja  bisa dibuktikan melalui satu penelitian yang bersifat empiris. Secara individu spiritualitas semangat kerja  ini akan berdampak pada dinikmatinya pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, memiliki rasa kebersamaan serta pekerjaan yang dilakukan akan selalu selaras dengan tujuan dari organisasi. Bagaimana kaitannya antara konsep spiritualitas dalam dunia kerja dengan contoh bahwa seseorang akan menikmati setiap pekerjaan atau tugas yang menjadi bagian dari tanggung jawabnya dengan konsep spiritualitas itu sendiri dapat dilihat dari adanya rasa syukur yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang membuat ia akan mengerjakan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Milliman et al  ( 2003 ) ini membagi konsep spiritualitas semangat kerja dalam 3 level atau tingkatan, yaitu level individual yang terdiri dari arti dari pekerjaan bagi individu itu sendiri, level kelompok yang berarti perasaan kepemilikan antara sesama pihak yang bekerja  dan juga saling dukung yang terjadi antara karyawan serta level organisasi dimana para pegawai akan merasakan keterkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi tersebut. Dalam kaitannya dengan organisaso maka kita harus melihat dari tujuan organisasi dimana  bisa berupa visi dan misi yang ada dalam organisasi tersebut. Yang pertama adalah adanya  visi dan misi yang jelas akan yang akan membuat seseorang untuk merasa memiliki satu motivasi dalam pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Compton ( 2005 ) yang menyatakan bahwa adanya organisasi yang baik akan mendorong perubahan yang bersifat positf dari individu yang bekerja di sana. Seperti diketahui bahwa organisasi untuk bisa berkembang dan bertahan maka memerlukan beberapa hal yaitu berkaitan dengan peluang dan juga kinerja dari organisasi itu sendiri. Keberhasilan dari kinerja merupakan satu aspek utama yang ingin dicapai dalam suatu organisasi karena peluang yang ada tanpa diimbangi dengan kinerja akan membuat pertumbuhan satu organisasi akan mengalami hambatan. Atas dasar itulah maka diharapkan individu yang berada dalam satu organisasi akan memiliki kinerja yang tinggi agar tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai secara lebih efektif. Inilah yang dimaksudkan dengan spiritualitas semangat kerja. Dimana jiwanya membutuhkan satu pemeliharaan di dalam tempat kerja, dimana dia berkarya dengan nilai-nilai yang berada di dalam dirinya serta mengalami pengalaman akan rasa, tujuan dan juga makna yang ada dalam pekerjaannya. Termasuk di sini adalah  spiritualitas Islam di dalam dunia kerja. Spiritualitas Islam  berakar dari makna Islam itu sendiri, yang secara umum berarti patuh pada satu Tuhan, dimana tidak ada Tuhan lain selain Allah . Ini menimbulkan perasaaan akan keimanan  Dalam Islam spiritualitas berarti sesuatu yang tidak terlihat, yang tidak nampak akan tetapi  selalu bisa dikaitkan dengan kehidupan yang dijalani oleh manusia. Dalam  kajian Islam, spiritualitas akan mengarah pada keimanan, karena spirit pada dasarnya merupakan ruh yang diberikan oleh Allah  kepada manusia, sebagaimana disampaikan dalam kitab suci Qur’an. . Sistem spiritualitas dalam Islam pada dasarnya mencakup 3 hal, yaitu taqarrub, muraqabah dan juga istiqamah  Taqarrub berarti selalu berusaha untuk mendekatkan diri pada Allah , muraqabah berarti senantiasa waspada pada gangguan dari setan, sementara istiqamah berarti selalu berusaha berjalan lurus dalam garis yang benar dan diridhai oleh  Allah Yang Maha Kuasa. Dalam konteks pekerjaan, spiritualitas yang selalu berada dan melingkupi pekerjaan dikatakan bisa meningkatkan performa dalam bekerja . Dalam abad ke 20 dan juga abad ke 21 ini, semakin banyak pemerintahan yang berusaha mengkombinasikan berbagai konsep yang ada dalam agama dalam kehidupan pemerintahan dan juga sosial masyarakat, termasuk Islam, sebagaimana pernah disampaikan oleh John Esposito. . Dalam kaitan antara religi dan agama ini, terdapat ukuran yang dikembangkan oleh Adawiah dan Pramuka di tahun 2017.  Dalam penelitian yang memfokuskan pada spiritualitas di tempat kerja ini  tersebut dihasilkan 13 indikator adanya spiritualitas Islam dalam konteks dunia bisnis di Indonesia, dimana diharapkan dari hasil penelitian tersebut bisa dimanfaatkan oleh pihak divisi sumber daya manusia yang ada di berbagai perusahaan, terutama perusahaan yang dikategorikan sebagai entitas syariah.

Dalam kaitan dengan perbankan syariah , pada dasarnya terdapat  beberapa akad dan transaksi yang ada di dalam entitas syariah. Akad-akad tersebut adalah :

akad rahn

  1. akad wakalah
  2. akad hawalah
  3. akad wakalah
  4. akad wadiah
  5. akad kafalah
  6. akad berbasis transaksi jua beli
  7. akad berbasis bagi hasil

dari beberapa akad yang ada tersebut yang paling sering dipergunakan dan banyak diketahui oleh masyarakat adalah akad yang berbasis bagi hasil dan akad yang berbasis jual beli. Hal itu dikarenakan akad berbasis bagi hasil atau syirkah dan juga akad berbasis jual beli merupakan akad yang paling banyak dilakukan oleh bank syariah . Akad yang berbasis jual beli biasa diimplementasikan dalam pembiayaan dengan nama akad murabahah, sedang akad yang berbasis bagi hasil biasa diimplementasikan dalam akad yang bernama mudharabah.

Hubungan antara spiritualitas denngan keputusan pembiayaan di bank Syariah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner  kepada para  staf di bagian pembiayaan dari bank syariah. Kuesioner yang dibagikan didistribusikan kepada bagian pembiayaan di beberapa bank syariah. Dan pada akhirnya kembali sekitar 45 kuesioner. Dari 45 tersebut terpaksa dibuang 14 karena diisi oleh bagian yang bukan pembiayaan dari bank syariah, sehingga total kuesioner yang dapat dipergunakan ada 31 kuesioner. Dari hasil pengolahan data maka didapatkan hasil-hasil seperti berikut, yaitu bahwa  Spiritualitas semangat kerja  akan mempengaruhi proses keputusan pengambilan keputusan pembiayaan murabahah di bank Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa spiritualitas dan spiritualitas semangat kerja personil di bank Syariah merupakan factor yang tidak bisa diabaikan dalam proses pengambilan keputusan di bank Syariah. Termasuk juga proses pengambilan keputusan dalam bidang pembiayaan.Selain itu juga komitmen bagi kesuksesan organisasi bank Syariah juga tidak bisa diabaikan dalam proses pengambilan keputusan di bank Syariah, termasuk keputusan di bidang pembiayaan. .

REFERENSI:

  • Adawiyah, Wiwiek Rabiatul dan Bambang Agus Pramuka, “ Scaling The Notion Of Islamic Spirituality In The Workplace”, Journal Of Management Development, Vol 36, No 7, 2017
  • Afsar, Bilal & Yuosre Badir, “ Workplace Spirituality, Perceived Organizational Support & Innovative Work Behaviour : The Mediating Effect Of Person-Organization Fit “, Journal Of Workplace Learning, Vol 29 No 2, 2017
  • Compton, W.C,” Introduction To Positif Pscychology”, Singapore, 2005
  • Esposito, John L, “Re-Thingking Islam and Secularism”, Guiding paper series, Association Of Religion Data Archives
  • Gottheill, Elisa Antonieta, “ A Grounded Theory Study Of Spirituality Using Personal Narratives Suggested By Spiritual Images”, Dissertation Submitted to Pacifica Graduate Institute, 2006
  • Long, Brad s & Cathy Driscoll,” A Discursive Texttscape Of Workplace Spirituality”, Journal Of Organizational Change Management, 2015