Remote audit pada dasarnya telah ada jauh sebelum Covid-19, seperti pada paper penelitian dari (Teeter et al., 2010). Penggunaan remote audit lebih ditujukan untuk mengaudit lokasi yang jauh, sulit dijangkau atau terpencil. Misalnya auditor harus melakukan pemeriksaan terhadap existence dari suatu asset tanah atau plantation milik perusahaan klien yang letaknya jauh, sehingga membutuhkan biaya tinggi untuk pergi kesana secara langsung. Kantor akuntan juga mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam proses audit dibandingkan dengan besarnya audit fee yang diterima.

Appelbaum, Budnik, dan Vasarhelyi (2020) berpendapat bahwa permulaan pandemi global COVID-19 telah mengakibatkan tekanan yang sangat besar pada auditor dan akuntan untuk menemukan cara alternatif untuk mengumpulkan bukti audit dan menyelesaikan penugasan. Hal tersebut bergantung pada risiko kesalahan penyajian material yang dinilai dan materialitas dari saldo akun-akun tertentu, di mana auditor mengandalkan prosedur pengumpulan bukti secara langsung, seperti observasi persediaan, verifikasi persediaan, pengumpulan dokumen, penilaian aset tetap, wawancara, diskusi, dan observasi.

Di sisi lain, Litzenberg dan Ramirez (2020) berpendapat bahwa berkembangnya COVID-19 serta adanya pembatasan perjalanan di seluruh dunia, bersamaan dengan adanya kebutuhan untuk melakukan audit sesuai dengan peraturan, hukum, atau adanya keperluan mendesak untuk melakukan audit telah memunculkan kembali pembicaraan serta perhatian terhadap upaya auditor untuk menemukan alternatif lain sebagai pengganti proses audit tradisional yang menggunakan metode tatap muka untuk sesegera mungkin diimplementasikan. Proses audit jarak jauh mungkin merupakan alternatif terbaik yang dapat dilaksanakan, hal ini terutama karena sebagian besar perusahaan telah membatasi perjalanan hanya untuk fungsi-fungsi bisnis yang kritis dan banyak negara di dunia telah melakukan penutupan sementara perbatasannya.

Litzenberg dan Ramirez (2020) juga berpendapat bahwa perencanaan dan penentuan lingkup audit merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penugasan audit. Namun, pelaksanaan hal tersebut akan menjadi sulit dilakukan mengingat antara auditor dengan auditee berada di lokasi yang berbeda dan berjauhan. Penting untuk dibahas pada pertemuan awal dengan auditee terkait keterbatasan pada proses audit jarak jauh, serta menjelaskan bahwa pelaksanaan audit tatap muka mungkin masih diperlukan pada masa yang akan datang berdasarkan tindak lanjut atas temuan audit jarak jauh, serta mengacu kepada kondisi terkini pandemi di mana telah diperbolehkan kembali untuk melakukan perjalanan.

Beberapa tantangan bagi auditor dalam melakukan remote audit di masa pandemic Covid-19:

  1. Auditor disarankan untuk menyusun timeline pelaksanaan remote audit lebih lama daripada pelaksanaan audit tatap muka seperti biasa. Hal ini biasanya sudah dibicarakan dengan auditee pada tahap pertemuan pembukaan. Karena auditor harus mengantisipasi hambatan ketika melaksanakan remote audit seperti terbatasnya akses komunikasi antara auditor dengan auditee ketika melaksanakan pekerjaan lapangan. Penyusunan timeline audit yang lebih lama juga dapat mengantisipasi hambatan – hambatan yang terjadi selama proses remote audit, seperti lama atau tidaknya auditee mengirimkan data dan dokumen yang diminta.
  2. Auditor harus melakukan pemilihan sampel ketika melaksanakan remote audit sesuai dengan kondisi serta lokasi di mana aset yang akan diobservasi. Seperti kemudahan akses perjalanan menuju lokasi hingga kemudahan sinyal internet yang mendukung proses observasi secara daring.
  3. Auditor membuat ketentuan atau rekomendasi kepada auditee terkait pelaksanaan prosedur observasi apabila dilaksanakan secara daring, seperti apa saja perangkat apa saja yang diperlukan dan bagaimana mekanisme pelaksanaan observasi secara daring tersebut
  4. Auditor harus waspada terhadap kemungkinan penipuan dan manipulasi yang dilakukan oleh klien. Auditor hanya dapat melihat secara terbatas, misalkan melakukan observasi menggunakan video dan camera secara daring. Auditor tidak dapat melihat secara luas dan keseluruhan, auditor hanya dapat melihat dan mengamati bagian yang diperlihatkan oleh klien

REFERENSI:

  • Appelbaum, D., Budnik, S., Vasarhelyi, M.A. (2020) Auditing and Accounting During and After the Covid-19 Crisis. The CPA Journal. June 2020 Issue. https://www.cpajournal.com/2021/09/02/icymi-auditing-and-accounting-during-and-after-the-covid-19-crisis/
  • Litzenberg, R., & Ramirez, C. F. (2020). Remote Auditing for Covid-19 and Beyond. Short-term and Long-term Implications. The Institute of Internal Auditors. Environmental Health and Safety Audit Center
  • Teeter, R. A., Alles, M. G., & Vasarhelyi, M. A. (2010). The remote audit. Journal of Emerging Technologies in Accounting, 7(1), 73–88. https://doi.org/10.2308/jeta.2010.7.1.73

Image Sources: Google Images