Dewasa ini banyak praktisi di bidang bisnis makin menyadari pentingnya audit manajemen dalam perusahaan. Namun demikian banyak yang bertanya-tanya, apakah audit manajemen harus diterapkan secara keseluruhan di semua departemen perusahaan, atau bisa secara parsial?

Ruang lingkup audit manajemen bisa berbentuk keseluruhan kegiatan perusahaan atau bisa juga berbentuk sebagian dari kegiatan yang ada pada perusahaan tersebut. Ruang lingkup audit manajemen dapat beraneka ragam, hal ini berlaku juga dengan jangka waktu audit, Bayangkara (2015). Lama audit manajemen dapat selama satu minggu, satu bulan, bahkan hingga beberapa tahun. Lama tidaknya dan ruang lingkupnya tergantung dari tujuan yang ingin diraih oleh perusahaan yang meminta diadakannya audit manajemen. Ruang lingkup audit manajemen seperti dijelaskan dalam Murdock (2017) antara lain:

  • Ketepatan/kecocokan, kepraktisan atau kebutuhan dimasa kini atau disesuaikan dengan tujuan yang dimiliki oleh perusahaan
  • Reputasi yang kini dimiliki oleh perusahaan terhadap publik ataupun industri yang berhubungan
  • Level pengembalian modal investor, dari level buruk, cukup, serta baik.
  • Relasi antara bisnis dengan pemegang saham maupun investor publik yang secara umum
  • Relasi antara manajemen dengan staff yang ada didalam bisnis
  • Efektifitas serta tujuan manajemen dari berbagai level, mulai dari Top level management, Middle level management, hingga tingkat operasional.
  • Kebijakan keuangan serta pengawasan terhadap distribusi, produksi, penjualan, serta bagian fungsional lain didalam sebuah perusahaan.

Di dalam melaksanakan audit manajemen menurut Reider (2002), area yang akan diaudit ditentukan berdasarkan apakah area/divisi/bagian tersebut tergolong area kritis atau tidak. Dimana penentuan area kritis itu bisa terdiri dari:

  • Area dengan hubungan yang banyak dengan fungsi lainnya. Contohnya adalah: pendapatan, biaya,
  • Area dimana kontrolnya lemah, misalnya mungkin terdapat sistem pengendalian manufaktur yang kurang efektif, sistem pelaporan manajemen, atau perencanaan organisasi dan sistem
  • Area yang rentan terhadap pelanggaran. Contohnya ialah: pengendalian persediaan dan produksi sehingga bisa terdapat transaksi yang tidak terlapor dan tidak terdeteksi, prosedur evaluasi karyawan yang tidak efektif.
  • Area yang sulit untuk dikontrol, misalnya
  • Area dimana fungsi yang seharusnya dijalankan tidak dijalankan secara efisien dan ekonomis, mislanya prosedur yang tidak efektif, program kerja yang tidak diperlukan, penggunaan sumber daya yang tidak
  • Area yang terindikasi dengan analisa rasio, perubahan, atau trend terdapat kenaikan atau penurunan drastis apabila dibandingkan dengan periode-periode
  • Area dimana manajemen telah mengidentifikasi kelemahan spesifik serta diperlukan perbaikan.

REFERENSI:

  • Bayangkara, I.B.K. (2015). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Edisi 2. Raja Grafindo Persada
  • Murdock, H (2017). Operational Auditing: Principles and Techniques for a Changing World. CRC Press, Taylor & Francis Group. New York, USA
  • Reider, R. (2002). Operational Review. Wiley. Boston, USA

Image Sources: Google Images