Artikel ini bertujuan untuk memperlihatkan perbandingan indeks kedalaman kemiskinan P1 per wilayah kabupaten dan kota di Indonesia antara tahun 2018 dan 2020. Tahun tersebut dipilih untuk memperlihatkan akibat dari pandemi Covid-19 yang diyakini akan menyebabkan disrupsi ekonomi yang akan berakibat buruk pada tingkat pengagguran dan kemiskinan. Tahun 2018 merefleksikan kondisi sebelum pandemi Covid-19, sedangkan tahun 2020 merefleksikan kondisi selama pandemi berlangsung. Data yang digunakan dalam artikel ini diambil dari laman web Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia (https://www.bps.go.id/). Berdasarkan informasi dalam laman web BPS, indeks kedalaman kemiskinan P1 sendiri memiliki definisi sebagai ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Dalam hal ini, semakin besar nilai dari indeks tersebut berarti semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan. Dengan kata lain. Semakin tinggi nilai indeks P1 menandakan semakin buruk tingkat kemiskinan.

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa indeks P1 antara tahun 2018 dan 2020 tidaklah jauh berbeda. Sebaran dari indeks P1 di tahun 2018 dan 2020 berada di bawah angka 5, meskipun terdapat beberapa observasi yang berada pada area diatas angka 5. Berbeda dengan keyakinan bahwa pandemic Covid-19 akan memperburuk tingkat kemiskinan, gambar diatas memperlihatkan bahwa indeks kemiskinan P1 untuk tahun 2020 lebih berkumpul mendekati angka 0. Hal ini mengindiklasikan bahwa tingkat kemiskinan berdasarkan indeks P1 di tahun 2020 menurun disbanding tahun 2018. Meskipun demikian, analisa dalam artikel ini perlu dibuktikan lebih lanjut dengan menggunakan metode pengujian yang lebih komprehensif untuk menguji ketepatan analisis dalam artikel ini.

Image Sources: www.pexels.com