Sebagai bahasa bisnis, akuntansi memiliki peranan yang penting untuk menyediakan informasi mengenai suatu organisasi. Informasi tersebut tentunya sangat berguna karena informasi tersebut akan dan dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan, utamanya terkait dengan keputusan mengenai alokasi sumber daya (dana). Berdasarkan premis itu, akuntansi dapat dikatakan sebagai alat utama bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingannya. Kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh dalam proses komunikasi tersebut karena teknologi dapat memperkaya saluran bagi organisasi untuk berkomunikasi. Dari sisi permintaan, para pemangku kepentingan juga membutuhkan informasi tersebut karena beberapa alasan penting. Sebagai contoh, bagi pemegang saham, informasi mengenai suatu organisasi adalah salah satu alat untuk mengkonfirmasi prediksi mereka dimasal lalu dan juga untuk memprediksi hasil di masa depan.

Mengangkat persoalan kebutuhan informasi seperti yang telah dijelaskan di atas, kualitas, makna, dan akuntabilitas dari komunikasi suatu organisasi menjadi sangat penting. Hal-hal tersebut dapat menjadi peran kunci dalam pembangunan masyarakat atau sebaliknya. Meskipun demikian, kita tidak dapat menutup mata bahwa proses komunikasi informasi dari suatu organisasi terkadang penuh dengan gangguan dan bias. Sebagai contoh, pada tahun 2014, salah satu perusahaan pertambangan di Australia mengumumkan bahwa keuntungan di pertengahan tahun mereka tiga kali lipat dari keuntungan mereka di periode yang sama pada tahun sebelumnya. Jika kita melihat pada pengumuman tersebut saja, maka tentu saja hal itu akan menjadi sentimen positif untuk pasar saham. Namun, pasar bereaksi negatif terhadap informasi tersebut. Penyebab paling logis yang dapat digunaklan adalah kondisi bahwa perusahaan di industri yang sama dengan perusahaan tersebut mencatat keuntungan yang lebih besar pada tahun yang sama. Berdasarkan kasus tersebut, jika investor hanya menggunakan informasi tersebut secara parsial maka hal itu dapat menyebabkan kemungkinan keputusan yang kurang tepat. Oleh sebab itulah, praktik komunikasi organisasi harus diperiksa dan dianalisis secara hati-hati untuk memastikan kualitas, makna, dan akuntabilitas dari komunikasi organisasi tersebut.

Salah satu cara untuk menguji kualitas, makna, dan akuntabilitas dari komunikasi informasi suatu organisasi adalah melalui praktik penelitian. Praktik penelitian dapat memberikan pandangan mengenai ketiga aspek penting tersebut dengan memberikan bukti secara empiris. Saat ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk menguji kualitas, makna, dan akuntabilitas komunikasi dari suatu organisasi. Tregidga et al. (2012) menyatakan bahwa metode penelitian yang dominan untuk menguji kualitas, makna, dan akuntabilitas komunikasi dari suatu organisasi adalah content analysis, word/sentence count, a concern with syntactical and other form-oriented linguistic structures, readability measures, dan an assessment of the relative proportion of good or bad news. Secara garis besar, penelitian tentang kualitas, makna, dan akuntabilitas komunikasi dari suatu organisasi didominasi oleh pendekatan penelitian kuantitatif.

REFERENSI:

  • Tregidga, H., Milne, M., & Lehman, G. (2012). Analyzing the quality, meaning, and accountability of organizational reporting and communication: Direction for future research. Accounting Forum, 247.

Image Sources: https://www.pexels.com/