Kemajuan teknologi memberikan banyak keuntungan misalnya penyimpanan, pengiriman, pengaksesan dan pengolahan informasi atau data menjadi semakin cepat. Kemajuan teknologi ini telah menempatkan informasi sebagai salah satu sumber daya yang sangat penting dan perlu untuk dikelola secara baik dan benar. Pengelolaan teknologi informasi perusahaan sudah dilakukan, akan tetapi belum dikelola dengan menggunakan pendekatan dan metode terstruktur, sehingga sulit untuk mengukur seberapa besar peranan teknologi informasi dalam mendukung proses bisnis untuk pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis model standar untuk tata kelola teknologi informasi tersebut. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa COBIT mempunyai kompromi antara dimensi horisontal dan vertikal yang lebih baik dari standar-standar lainnya. COBIT mempunyai spektrum proses TI yang lebih luas dan lebih mendetail.

Pada saat ini, Teknologi Informasi (TI) merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari suatu perusahaan. Ilmu dan teknologi yang bergerak maju dan berkembang ternyata tidak sedikit menimbulkan masalah, terutama dalam menghadapi kompleksitas dan intensitas tantangan yang semakin berat. Pimpinan dan para pembuat kebijakan perusahaan dituntut berpikir kreatif untuk menemukan berbagai terobosan strategi yang mampu menciptakan sinergi, yang memberi kontribusi optimal dalam pencapaian tujuan perusahaan. Namun, kenyataannya sering kita jumpai bahwa pemanfaatan TI itu justru menghabiskan sumber daya, sementara hasil yang diharapkan tidak tercapai. Untuk itu, perlu dilakukan manajemen informasi efektif dan pemanfaatan dan dibahas. Dari pembahasan itu, makin disadari pentingnya “IT Governance”.

IT (IT Governance).  Tata Kelola TI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance). Teknologi Informasi (TI) adalah faktor penting dalam meraih sukses di era ekonomi informasi ini. Bahkan saat ini TI adalah bagian sentral dari banyak operasi bisnis khususnya di bidang managemen finansial. Sebagai akibatnya Tata Kelola Perusahaan (Enterprise Governance) dan Tata Kelola TI (IT Governance) tak dapat lagi dikatakan sebagai dua hal yang terpisah. Tata kelola perusahaan yang efektif  fokus pada individu dan sekumpulan ahli berpengalaman yang bekerja secara produktif, dimana kinerjanya dapat dimonitor dan diukur, serta memberikan jaminan bahwa setiap issu-issu kritikal yang muncul dapat segera ditangani. Di pihak lain TI telah lama dikenal sebagai enabler bagi strategi perusahaan, dan merupakan bagian tak terpisahkan dari strategi itu sendiri.

Tata kelola TI memberikan suatu dasar struktur yang mengaitkan dan menyelaraskan proses-proses TI, sumberdaya TI, serta informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam mengimplementasikan strateginya untuk meraih target-target yang telah dicanangkan. Tata kelola TI mengintegrasikan serta mengoptimalisasikan metode untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan akuisisi dan implementasi, delivery dan support, serta monitoring dan evaluasi kinerja TI. Hal yang penting untuk diketahui bersama bahwa Tata Kelola TI adalah bagian tak terpisahkan dari sukses pelaksanaan Tata kelola Perusahaan dengan cara memastikan adanya peningkatan yang terukur terhadap efisiensi dan efektivitas proses-proses bisnis perusahaan.

Gambar 1: Kerangka pengendalian dan peningkatan berkelanjutan

Pada tataran implementasi Tata Kelola TI dapat diartikan sebagai proses pengendalian dan peningkatan kinerja yang dilakukan secara terus-menerus terhadap penerapat TI di perusahaan. Dengan memperhatikan Kerangka pengendalian dan peningkatan berkelanjutan dapat dilihat bahwa proses Tata Kelola TI diawali dengan penentuan tujuan TI perusahaan. Dimana tujuan tersebut memberikan arah. Aktifitas-aktifitas TI yang dilakukan harus berdasarkan pada tujuan-tujuan tersebut. Akhirnya, kinerjanya dapat diukur dan dibandingkan, hasil yang dicapai dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai sebelumnya dan dibuat penyesuaian dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi

Ada banyak pengertian mengenai Tata Kelola TI (IT Governance) salah satu diantaranya adalah yang dinyatakan oleh  IT Goverment Insitute (2003) sebagai berikut :

“IT Governance is the resposibility of the board of directors and executive management. IT is an integral part of enterprise governance adn consists of the leadership and organizational structures  anda processes that ensure that the organization’s IT sustains and extends the orgazation’s strategises and objectives.”

Dari pemahaman terhadap pernyataan tersebut dijelaskan bahwa Tata Kelola TI merupakan tanggungjawab dari pimpinan puncak dan eksekutif managemen suatu perusahaan. Bahwa Tata Kelola TI merupakan bagian dari Tata Kelola perusahaan yang terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi, dan proses demi memastikan keberlanjutan organisasi TI dan pengembangan strategi dan tujuan organisasi.

Senada dengan IT Goverment Insitute  (ITGI), menurut Grembeergen, Haes, & Guldentops (2004) dinyatakan bahwa Tata Kelola TI merupakan tindakan organisasional yang dilakukan oleh dewan direksi, managemen eksekutif, dan juga managemen TI untuk mengendalikan formulasi dan implementasi strategi TI yang memastikan adanya kepaduan antara bisnis dan TI. Sedangkan Tarigan (2006) mengartikan bahwa Tata Kelola TI merupakan struktur dari hubungan dan proses yang mengarahkan dan mengatur organisasi dalam rangka mencapai tujuannya dengan memberikan nilai tambah dari pemanfaatan teknologi informasi sambil menyeimbangkannya dengan resiko dibandingkan dengan hasil yang diberikan oleh teknologi informasi dan prosesnya.

Melalui pemahaman terhadap definisi-definisi tersebut diatas maka dapat dilihat penekanan dari Tata Kelola TI demi terciptanya keselerasan yang strategis antara teknologi informasi dengan bisnis dari suatu perusahaan dan pihak managemen mempunyai peranan yang sangat penting dalam implementasi Tata Kelola TI.

Pentingnya Tata Kelola TI

Teknologi informasi menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan perusahaan, hal tersebut dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menawarkan perlengkapan untuk meningkatkan produktivitas dan memberikan nilai lebih di masa yang akan datang. Semakin banyak nilai-nilai perusahaan bergeser dari sesuatu yang sifatnya tangible menjadi intangible. Kebanyakan dari aset ini dapat dikelola dengan bantuan teknologi informasi. Selain itu sebuah perusahaan dapat disebut rapuh apabila nilai perusahaan lebih banyak berasal dari aset fisik. Dengan demikian Tata Kelola TI sangatlah penting dalam mendukung dan mencapai tujuan perusahaan.

Teknologi informasi juga membawa resiko. Ada kalanya dalam melakukan proses bisnis terjadi peristiwa downtime jaringan, bagi perusahaan downtime ini berakibat pada potential loss yang sangat besar.  Di beberapa industri, TI merupakan sumberdaya kompetitif untuk melakukan diferensiasi dan memberikan keunggulan kompetitif sedangkan di perusahaan lainnya teknologi informasi membantu dalam mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan. Kondisi yang demikian memaksa semua pihak dalam perusahaan memberikan perhatian yang lebih serius terhadap TI, menelaah sebesar apa ketergantungan perusahaan terhadap TI dan sepenting apa TI bagi pelaksanaan strategi bisnis. Dari sini dapat disimpulkan bahwa :

  • TI sangat penting dalam mendukung dan mencapai tujuan perusahaan.
  • TI bernilai sangat strategis terhadap bisnis, khususnya dalam pengembangan dan inovasi.
  • Due diligence semakin diperlukan terhadap implikasi teknologi informasi dalam hal merger dan akuisisi.

Faktanya di lapangan yang  sering terjadi top management sangat memberikan perhatian yang besar pada strategi bisnis dan resiko strategis namun abai terhadap peranan TI yang kenyataannya justru membutuhkan investasi yang sangat besar dan beresiko tinggi. Walaupun tidak selalu demikian, di beberapa perusahaan tertentu terdapat top management yang memberikan perhatian yang sama besar baik kepada strategi bisnis, resiko strategis, maupun strategi implementasi TI. Kurangnya perhatian ini dilandasi karena beberapa alasan sebagai berikut :

  • TI lebih banyak membutuhkan pandangan teknis dibandingkan disiplin lain dalam memahami bagaimana TI dapat diterapkan dengan tetap memperhatikan peluang perkembangan teknologi dan dipihak lain menekan resiko yang akan terjadi.
  • Seringkali TI dianggap secara tradisional sebagai suatu entitas yang lepas dari bisnis.
  • TI memang cukup kompleks, khususnya bagi perusahaan yang sedang bertumbuh cepat dan beroperasi di lingkungan ekonomi yang terhubung dalam suatu jejaring informasi.

Alasan lain yang menjadi rasionalitas bagi urgensi TI adalah adanya harapan yang tinggi dari top management namun dipihak lain realitasnya seringkali jauh dari harapan. Menurut ITGI (2003) umumnya Dewan Direksi berharap kepada managemen perusahaan agar :

  • Memberikan solusi TI dengan kualitas yang bagus, tepat waktu, dan sesuai anggaran.
  • Menguasai dan menggunakan TI untuk mendatangkan keuntungan.
  • Menerapkan TI untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas sambil menangani resiko TI.

Di pihak lain Tata Kelola TI yang buruk akan menjadi awal dari suatu bencana. Sebagaimana ITGI (2003) telah memperingatkan sebagai berikut :

  • Kerugian bisnis, berkurangnya reputasi dan melemahkan kompetisi.
  • Tenggat waktu terlampuai, biaya lebih tinggi dari yang diperkirakan, dan kualitas lebih rendah dari yang seharusnya dapat diantisipasi.
  • Efisiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh secara negatif oleh rendahnya kualitas penggunaan teknologi informasi.
  • Kegagalan dari inisiatif teknologi informasi untuk melahirkan inovasi atau memberikan keuntungan yang dijanjikan.

REFERENSI:

  • Kaban, 2019. Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance). Jakarta.
  • Falahah, 2006. Tata Kelola Teknologi Informasi Berdasarkan Framework COBIT. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006). Yogyakarta.
  • AP, 2014. Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) Framework COBIT 5, Jakarta.

Image Sources: Google Images