Saat ini sudah tidak memungkinkan bagi perusahaan berskala besar hingga kecil untuk menjalani kegiatan operasional dan produktivitasnya secara manual, karena dapat menyebabkan mereka terjatuh ke era disrupsi yang berpotensi merugikan perusahaan hingga terjadinya kebankrutan. perusahaan di era revolusi industri 4.0 sudah banyak beralih menjadi berbasis digital dengan mengadopsi teknologi yang memperbarui sistem, sehingga diperlukan tingkat pengawasan yang sesuai untuk memastikan bahwa implementasi teknologi informasi yang dioperasikan sudah berjalan sesuai dengan strategi dan nilai perusahaan atau tidak (Deniswara et al., 2020). Salah satu kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi pengendalian sistem teknologi informasi adalah COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology).

COBIT ditemukan oleh ISACA pada tahun 1996 dan telah menjadi pedoman bagi berbagai pimpinan perusahaan sebagai salah satu kesuksesan utama dalam mengelola penggunaan teknologi informasi secara efektif dan efisien yang mampu meningkatkan persaingan secara kompetitif di pasar dengan menghindari kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan, seperti kesalahan sistem, tidak sesuai dengan strategi perusahaan, dan tidak memiliki tim IT yang handal dalam mengatur dan mengelola berjalannya sistem. Menurut Zhang & Fever, (2013) penggunaan COBIT telah memberikan 4 keuntungan bagi perusahaan, yaitu 73% IT yang terintegrasi, 60% peningkatan pengelolaan risiko, 49% penemuan kesenjangan (gap) dalam keamanan, dan 45% menciptakan sebuah kerangka yang mampu meningkatkan pembuatan keputusan bagi para pemimpin. Pengelolaan yang baik merupakan titik vital dalam menjalani strategi dan transformasi bisnis, dimana saat ini COBIT telah berkembang hingga COBIT 2019 yang merupakan penerus COBIT 5, dimana telah disah kan pada November 2018 (De Haes & Van Grembergen, 2020).

ISACA menyatakan bahwa perusahaan dengan pengelolaan IT yang lebih baik memiliki 20% keuntungan yang lebih besar ketimbang perusahaan dengan pengelolaan yang buruk. Kerangka kerja COBIT 2019 juga memperkuat beberapa komponen untuk meningkatkan efektivitas operasional sistem, dimana menurut De Haes & Van Grembergen, (2020) terdiri dari:

  1. Processes:
    Komponen ini menjelaskan bagaimana sebuah proses mendeskripsikan serangkaian pelatihan dan aktivitas yang berjalan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan lebih cepat dan akurat melalui pengelolaan dan pengaturan yang efektif dan relevan (Integrated system). Adanya sistem yang telah mengintegrasikan satu sama lain secara otomatis, dapat meningkatkan proses penginputan hingga menyajikan informasi secara real-time yang dapat dengan mudah untuk dikomunikasikan satu sama lain.
  2. Organizational Structures:
    Menggambarkan sebuah struktur perusahaan yang menjadi kunci penting dalam pengambilan keputusan dalam membentuk strukturisasi perusahaan dengan berorientasi terhadap teknologi (Top and middle management level). Komponen ini mempengaruhi keberlangsungan kinerja yang berjalan di perusahaan.
  3. Information flows and items:
    Data yang diperoleh oleh perusahaan akan diproses menjadi sebuah output yang berguna sebagai informasi yang memadai bagi perusahaan dan pihak lainnya dalam menentukan performa di masa mendatang. Hanya saja, disini terfokus secara spesifik bagaimana melalui sistem yang dibangun dapat meningkatkan kualitas informasi secara real-time yang dihasilkan (IT strategy document).
  4. People, skills, and competencies:
    Pengguna teknologi yang mampu beradaptasi terhadap perubahan dan mampu memperbarui keterampilan dengan mengadopsi sistem baru yang dapat meningkatkan persaingan secara kompetitif (technology ability mindset).
  5. Policies and Procedures:
    Kebijakan yang disusun untuk menjaga tingkat keamanan dalam sistem yang dioperasikan untuk mendukung prosedur kerja yang menjadi lebih efisien, transparan, dan akuntabilitas (data privacy and security).
  6. Culture, ethics, and behavior:
    Perusahaan dan individu yang bersama-sama berkontribusi dengan menggunakan teknologi dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan dengan adanya pengelolaan dan pengaturan yang mendukung kemajuan penggunaan sistem.
  7. Services, infrastructure, and applications:
    Hadirnya teknologi telah mengubah infrastruktur dan layanan menjadi serba otomatis, dimana informasi yang disajikan dapat dijamin keamanannya serta memberikan wawasan yang lebih luas melalui proyeksi visual yang menarik, dimana dihasilkan secara real-time.

Perkembangan COBIT, (De Haes & Van Grembergen, 2020)

REFERENSI:

  • De Haes, S., & Van Grembergen, W. (2020). COBIT as a Framework for Enterprise Governance of IT (Issue January). https://doi.org/10.1007/978-3-319-14547-1_5
  • Deniswara, K., Handoko, B. L., & Mulyawan, A. N. (2020). Big data analytics: Literature study on how big data works towards accountant millennial generation. International Journal of Management, 11(5), 376–389. https://doi.org/10.34218/IJM.11.5.2020.037
  • Zhang, S., & Fever, H. Le. (2013). An Examination of the Practicability of COBIT Framework and the Proposal of a COBIT-BSC Model. Journal of Economics, Business and Management. https://doi.org/10.7763/joebm.2013.v1.84