Istilah teknologi dapat mengancam keberadaan manusia bukan suatu hal yang asing lagi saat ini. Kemajuan keberadaan teknologi yang terus mengalami perkembangan pesat seiring waktunya, sering dipandang negatif oleh berbagai pihak, dimana salah satunya adalah mendisrupsi perusahaan ataupun sumber daya manusia yang tergantikan secara paksa oleh sistem otomatisasi. Terjadinya transisi perpindahan dari pekerjaan yang dilakukan secara manual menjadi serba otomatis telah menciptakan perubahan besar yang signifikan terhadap aspek kehidupan manusia.

Era transformasi digital merupakan sebuah masa yang menghadirkan terobosan baru yang dikembangkan oleh manusia secara kreatif dan inovatif. Setiap waktunya, manusia memiliki ide yang terus berkembang untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan cepat dan tangkas, sehingga timbulah kehadiran automation and digitalization untuk mengakselerasi seluruh prosedur bisnis menjadi lebih akurat, transparan, dan akuntabel. Tentunya pertumbuhan teknologi telah mempengaruhi seluruh dunia bisnis yang mengorientasikan aktivitasnya berbasis digital.

Dalam penelitian Autor, (2015) yang membahas mengenai job polarization, sebenarnya dunia telah diperingatkan dari masa 1950an yang melahirkan cikal bakal teknologi modern saat ini seperti komputerisasi dan artificial intelligence yang merupakan sebuah mesin yang mampu berpikir layaknya manusia. Hal tersebut berpotensi mengancam keberadaan manusia, dimana dengan adanya teknologi yang turut mengalami pembaruan akan menggantikan tenaga kerja manusia akibat dari kesenjangan yang jauh antara kemampuan manusia dengan teknologi.

Hal ini didukung dengan penelitian Frey & Osborne, (2017) yang menjelaskan bagaimana akuntan professional merupakan salah satu profesi yang mengalami kerentanan akibat dari pertumbuhan teknologi saat ini. ICAEW, (2018) juga menjelaskan bagaimana dampak bagi akuntan yang tidak mampu memiliki pemikiran terbuka, kewaspadaan, hingga kesiapan untuk beradaptasi di era globalisasi digital.

Akibat dari kesenjangan tersebut, semakin melebarnya kemampuan manusia terhadap perkembangan teknologi, sehingga menimbulkan pemikiran yang melihat bahwa keberadaan teknologi bukan suatu inovasi untuk membantu performa pekerjaan, melainkan bagaimana lapangan pekerjaan menjadi banyak tertutup, sehingga menyebabkan terjadinya jumlah pengangguran yang semakin meningkat, mengingat saat ini jumlah demografi lebih besar di usia yang rentang 20 – 66 tahun. Maka, diperlukan berbagai cara yang diperlukan agar akuntan dapat bersifat terbuka dan mampu mengadopsi teknologi sebagai rekan kerja yang membantu seluruh kegiatan operasional sehari-hari.

Menurut sebuah studi yang dikemukakan oleh Khanom, (2017) terkait dengan transformasi cloud accounting menyatakan bagaimana dampak implementasi teknologi secara bertahap mampu mempersiapkan akuntan dengan memiliki pemikiran terbuka untuk dapat melihat peluang baru bahwa akuntan tidak hanya sebatas mencatat dan membuat laporan keuangan, mengingat dengan adanya teknologi telah mendorong seluruh proses menjadi by system. Selain itu, akuntan dapat mengembangkan kemampuan daya analitik dan analisis untuk mampu menemukan nilai informasi terkini, sehingga berpotensi dapat mengembangkan performa perusahaan berbasis nilai. Terakhir, akuntan perlu bersifat secara tangkas untuk dapat mengomunikasikan setiap informasi yang tersalurkan dengan pimpinan ataupun pihak yang berhubungan secara inovatif, kreatif, dan kritis, sehingga dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada secara real-time.

REFERENSI

  • Autor, D. H. (2015). Why are there still so many jobs? the history and future of workplace automation. Journal of Economic Perspectives. https://doi.org/10.1257/jep.29.3.3
  • Frey, C. B., & Osborne, M. A. (2017). The future of employment: How susceptible are jobs to computerisation? Technological Forecasting and Social Change. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2016.08.019
  • ICAEW. (2018). Artificial Intelligence and The Future of Accountancy.
  • Khanom, T. (2017). Cloud Accounting: A Theoretical Overview. IOSR Journal of Business and Management, 19(06), 31–38. https://doi.org/10.9790/487x-1906053138

Image Sources: Google Image