Sejak zaman dulu, manusia sering melakukan kegiatan transaksi dalam rangka meningkatkan taraf perekonomian yang dapat mendorong kemakmuran dalam menjalani kehidupan. Adanya pertumbuhan dunia perdagangan seperti mendirikan usaha dagang, joint ventura, bahkan merger and acquisition disebabkan karena kebutuhan untuk memenuhi permintaan dan penawaran di pasar melalui aktivitas jual beli terhadap pelanggan. Dalam dunia bisnis hal tersebut diperlukan sebuah sistem pencatatan sebagai landasan untuk menentukan performa mendatang dan menjamin bahwa seluruh informasi yang dihasilkan sangat relevan sesuai dengan kegiatan yang berlangsung, sehingga lahirlah akuntansi untuk mencatat dan melaporkannya dalam laporan keuangan sebagai bentuk informasi yang tersusun secara terstruktur sesuai dengan standar pedoman yang berlaku.

Akuntansi merupakan sebuah bahasa bisnis yang terdiri dari serangkaian kegiatan pengumpulan, pencatatan, dan komunikasi yang disajikan dari laporan keuangan yang menggambarkan pergerakan laju perekonomian entitas kepada seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal agar dapat memprediksi kegiatan operasional perusahaan di masa mendatang (Weagant et al., 2010). Bagi pengguna laporan seperti investor, calon investor, kreditur, dan calon kreditur sangat penting untuk menganalisis dan memutuskan untuk menaruh kepercayaannya secara berkelanjutan terhadap pihak yang dituju, sedangkan bagi para pimpinan dapat menjadi acuan dasar untuk mempertimbangkan pengambilan keputusan dalam menyusun strategi perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan bagaimana akuntansi itu bukan hanya sekedar pembukuan saja, melainkan bagaimana mereka mampu menyajikan informasi suatu entitas secara terstruktur dan menarik bagi seluruh pihak pemangku kepentingan.

Selain itu, akuntansi juga merupakan sebuah bidang yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan, karena mereka adalah tiang utama dalam perusahaan yang dapat menggerakan seluruh bagian secara efektif dan efisien. Adanya akuntansi dapat melaksanakan:

  1. Mengalokasikan asset dan hutang yang dimiliki secara optimal agar sumber daya asset yang dimiliki dapat ditingkatkan kualitasnya serta membantu menyelesaikan pelunasan hutang yang dimiliki perusahaan.
  2. Menjaga agar arus kas masuk dan keluarnya menjadi stabil dengan bukti dokumen yang mendukung sistem pencatatan.
  3. Dapat membantu proses kalkulasi kondisi perusahaan kedepan dengan melakukan forecasting yang memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang, sehingga hal ini dapat meningkatkan pencegahan risiko yang dapat terjadi serta menemukan peluang dengan menghasilkan nilai baru.
  4. Membantu perusahaan untuk mengatur keuangan secara efektif untuk mendapatkan profitabilitas yang besar.
  5. Mempermudah proses pengambilan keputusan dalam mengidentifikasi kebutuhan perusahaan, investasi dana yang dapat meningkatkan kapasitas perusahaan, mengeluarkan biaya secara efektif untuk kegiatan yang dapat memperbarui kapabilitas karyawan, serta meminimalisir pengeluaran seperti waste dan lainnya.

ANM

Referensi:

Weagant, Kieso, and Kimmel. 2010. Accounting Principle 12th. Wiley