Control Objectives, Threats, And Procedures

Pada the production cycle (or any cycle), AIS yang dirancang dengan baik seharusnya menyediakan pengendalian yang memadai untuk meyakinkan bahwa  seiap tujuan berikut ini terpenuhi:

  • all transactions diotorisasi dengan benar;
  • all transactions yang tercatat adalah valid;
  • all valid and authorized transactions dicatat;
  • all transactions dicatat secara akurat;
  • assets are terlindungan dari kehilangan atau pencurian;
  • business activities dkerjakan secara efektif dan efisien;
  • the company mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku; and
  • all pengungkapan lengkap dan adil.

THREATS IN PRODUCT DESIGN

  • Threat No. 1—Poor Design (Rancangan yang buruk)
    • Controls: Accurate data tentang components; analysis of warranty dan repair costs.

THREATS IN PLANNING AND SCHEDULING

  • Threat No. 2—Over- or Under-Production
    • Controls: Accurate sales forecasts dan inventory data; investment in production planning; collection of production performance data; proper authorization of production orders; pembatasan access to production scheduling programs; validity checks on production orders.
  • Threat No. 3—Investasi yang tidak optimal pada Fixed Assets
    • Controls: Otorisasi yang tepat untuk fixed asset transactions; competitive bidding.

THREATS IN PRODUCTION OPERATIONS

  • Threat No. 4—Pencurian Inventory and Fixed Assets
    • Controls: Pembatasan physical access; documentation of internal inventory movement; Permintaan material diotorisasi yang tepat; RFID tags and bar codes; pemisahan tugas; logical and physical access controls; independent count of inventory; ID and recording of fixed assets; management accountability; physical security; authorization of disposal; fixed asset reports; asuransi yang memadai.
  • Threat No. 5—Gangguan Operations
    • Controls: Cadangan sumber daya; suppliers with kesiapsiagaan bencana;

RFID (Radio Frequency Identification): metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh.

THREATS IN COST ACCOUNTING

  • Threat No. 6—Data pencatatan dan aktiviti produksi yang tidak akurat
    • Controls: Otomatisasi data pencatatan dengan bar codes, RFID, and badge readers (pembaca tanda pengenal); online terminals for data entry; logical access controls; input validation routines; periodic physical counts of inventory; inspections and counts of fixed assets.

GENERAL THREATS

  • Threat No. 7— Kehilangan, Perubahan, atau Pengungkapan Data yang belum diotorisasi
    • Controls: File backups; external and internal file labels; logical access controls; adjustment to default ERP settings; encryption; and message acknowledgment techniques.
  • Threat No. 8—Kinerja yang buruk
    • Controls: Performance reports.

Encryption: proses mengamankan suatu informasi dengan membuat informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus

Message acknowledgment techniques: Teknik yang digunakan untuk membantu kita dalam memastikan bahwa penerima telah membaca dan mengenali pesan tersebut.

PRODUCTION CYCLE INFORMATION NEEDS

  • Pada manufacturing environment, harus focus pada total quality management. Manajer memerlukan info terkait tingkat kerusakan, frekuensi kerusakan, persentase finished goods yang perlu dikerjakan ulang, dan persentase kerusakan yang ditemukan oleh pelanggan.
  • Terdapat 2 kritik utama yang diarahkan pada traditional cost accounting systems karena tidak mampu memberikan informasi biaya dengan tepat untuk kepentingan manajemen produksi:
  • Overhead costs dialokasikan tidak tepat pada products; dan
  • Reports tidak secara akurat mencerminkan pengaruh otomatisasi factory karena analisis kinerja produksi kurang komprehensif dan mengabaikan aspek-aspek non finansial
  • Activity-Based Costing (ABC) is digunakan untuk menjawab beberapa kritik ini. Ada tiga perbedaan signifikan antara ABC dan pendekatan traditional.
    • Tracing of overhead costs–ABC secara langsung menelusuri lebih menyeluruh terhadap overhead costs to products. Penelusuran ini menyebabkan ABC mampu memberikan informasi Cost of Goods Manufactured yang lebih akurat..
    • Number of cost pools—ABC menggunakan kumpulan biaya (cost pools) untuk mengakumulasi overhead costs, membedakan antara batch-related, product-related, and company-wide overhead.
      • Batch related: Contoh biaya penyiapan, inspeksi, dan penanganan material. ABC System mengakumulasikan cost ini dalam satu batch dan kemudian mengalokasikannya ke unit yang diproduksi dalam batch tersebut. Jadi, produk yang diproduksi dalam jumlah besar memiliki overhead cost batch-related per unit yang lebih rendah dibandingkan produk yang diproduksi dalam jumlah kecil.
      • Product-related: Cost ini terkait dengan keragaman lini produk perusahaan. Contohnya termasuk penelitian dan pengembangan, ekspedisi, pengiriman dan penerimaan, peraturan lingkungan, dan pembelian. Sistem ABC mencoba menghubungkan beberapa cost dengan produk tertentu bila memungkinkan
      • Companywide overhead: Kategori ini mencakup cost seperti sewa atau pajak properti. This cost berlaku untuk semua produk. Jadi, sistem ABC biasanya mengalokasikannya menggunakan tarif departemen atau pabrik.
    • Identification of cost drivers

Pada dasarnya ada tiga jenis cost drives:

Volume: cost driver didasarkan pada unit kerja (misalnya, jumlah pesanan.) The cost of the activity meningkat karena lebih banyak unit yang diproses.

Time: cost driver didasarkan pada lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas. The cost of the activitymeningkat berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Tidak peduli berapa banyak produk yang diproduksi (mis., Saat peralatan ulang mesin, cost driver adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan peralatan ulang mesin).

Charge: Cost untuk seluruh aktivitas dibebankan langsung ke objek biaya (misalnya, semua biaya yang terkait dengan peralatan ulang mesin untuk suatu produk dibebankan langsung ke produk akhir).

THROUGHPUT: A MEASURE OF PRODUCTION EFFECTIVENESS

Throughput = Productive Capacity x Productive Processing Time x Yield

  • Productive Capacity = Total Units Produced / Processing Time
  • Productive Processing Time = Processing Time / Total Time
  • Yield = Good Units / Total Units

Throughput: jumlah material atau item yang melalui system atau proses

QUALITY CONTROL

Quality control costs dapat dibagi menjadi:

  • prevention,
  • inspection,
  • internal failure, and
  • external failure costs.

Tujuan quality control adalah untuk minimize jumlah ke empat costs diatas.

HHM

Referensi:

Romney and Steinbart. 2015. Accounting information System, 13th ed. Pearson Education Inc.